Renungan Harian, Minggu, 06 Juli 2025
Minggu Pekan Biasa XIV
Bacaan Injil: Lukas 10:1–12, 17–20
“Tetap Setia dalam Karya Pelayanan”
Dalam Injil hari ini, Yesus mengutus tujuh puluh murid-Nya untuk pergi mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak Ia kunjungi. Ia tidak menjanjikan kenyamanan, kemudahan, atau tepuk tangan dalam tugas perutusan itu. Sebaliknya, Ia berkata dengan jujur dan tegas: “Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala” (Luk 10:3).
Pernyataan Yesus ini seakan menjadi peringatan bahwa karya pelayanan tidak akan pernah lepas dari tantangan dan kesulitan. Seperti anak domba di tengah serigala, kita akan menghadapi ketidakpastian, penolakan, bahkan mungkin penganiayaan. Pelayanan bukan tempat untuk mencari kenyamanan, tapi ruang untuk mempersembahkan hidup dengan segala risiko demi Kerajaan Allah.
Namun, Injil hari ini juga memberikan harapan dan penghiburan. Ketika para murid kembali dengan penuh sukacita karena keberhasilan pelayanan mereka — bahkan roh-roh jahat pun takluk — Yesus mengingatkan mereka agar tidak terjebak dalam euforia keberhasilan. Ia berkata: “Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga.” (Luk 10:20).
Artinya, keberhasilan bukanlah ukuran utama dalam pelayanan. Yang lebih penting adalah kesetiaan dan relasi kita dengan Allah. Kita dipanggil untuk tetap rendah hati, menyadari bahwa keberhasilan dalam pelayanan bukan karena kekuatan kita sendiri, tetapi karena kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui kita.
Pesan Injil ini sangat relevan bagi siapa pun yang terlibat dalam karya pelayanan: para imam, biarawan-biarawati, katekis, petugas liturgi, panitia, dan semua umat yang melayani. Saat merasa lelah, ditolak, atau tidak dihargai, mari ingat bahwa Yesus telah lebih dahulu mengalami hal yang sama. Kita tidak berjalan sendiri. Ia menyertai kita, memberi kuasa, dan menjamin perlindungan-Nya.
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Beri aku kekuatan untuk tetap setia di tengah kesulitan, dan kerendahan hati untuk mengakui bahwa semua keberhasilan adalah karya-Mu. Ajar aku bersukacita bukan karena pujian atau keberhasilan, tetapi karena aku Engkau kenal dan kasihi. Amin.
Tuhan memberkati. Ave Maria!