Renungan Harian: Yesus Telah Bangkit

115
ILUSTRASI

Renungan Harian, Minggu 20 April 2025
Minggu Paskah

Hari ini kita merayakan puncak iman Kristiani kita: Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Inilah hari yang penuh sukacita dan harapan, karena maut telah dikalahkan, dosa telah ditebus, dan jalan menuju hidup kekal telah dibuka bagi kita semua.

Dalam Injil hari ini, kita mendengar kisah Maria Magdalena yang pergi ke makam dan mendapati batu telah terguling. Ia segera memberi tahu Petrus dan murid yang lain, dan mereka bergegas ke makam. Murid yang dikasihi itu sampai lebih dahulu dan melihat kain kafan terletak di tanah. Ketika Petrus masuk, ia melihat lebih jelas: kain kafan dan kain peluh Yesus yang terlipat rapi.

Yesus tidak dicuri. Tidak ada tanda kekacauan. Segalanya tertata. Ini adalah tanda bahwa Tuhan telah bangkit dengan kuasa dan damai. Dan ketika murid yang dikasihi itu melihat, ia percaya. Inilah momen iman yang mengubah segalanya.

Kebangkitan Kristus adalah pusat iman kita. Tanpa kebangkitan, kematian Yesus hanya menjadi akhir yang tragis. Tetapi karena Ia bangkit, maka seluruh pengajaran, mukjizat, dan kasih-Nya menjadi nyata dan berkuasa.

Percaya kepada kebangkitan berarti kita tidak boleh tinggal dalam dosa, dalam keputusasaan, atau dalam hidup yang egois. Kita dipanggil untuk menjadi saksi kebangkitan, yaitu orang-orang yang membawa terang, harapan, dan kasih Kristus dalam hidup sehari-hari.

Seperti Maria Magdalena dan para murid yang awalnya bingung, takut, bahkan ragu, namun akhirnya diubah oleh pengalaman akan Yesus yang bangkit — kita pun dipanggil untuk mengalami dan menyaksikan bahwa Kristus hidup.

Dalam kehidupan keluarga, marilah kita menyadari, peristiwa kebangkitan Kristus sesungguhnya menjadi harapan di tengah tantangan.

Keluarga Kristiani sering menghadapi berbagai tantangan: ekonomi, relasi, pendidikan anak, tekanan dunia modern. Kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa tidak ada malam yang terlalu gelap bagi Allah. Seperti Yesus yang bangkit dari kematian, keluarga pun bisa bangkit dari keputusasaan dan konflik jika bersandar pada kuasa Tuhan.

Kebangkitan Kristus juga mengajak kita untuk semakin menghidupi Kasih Sejati. Kebangkitan Yesus adalah puncak kasih-Nya bagi umat manusia. Keluarga dipanggil untuk menghidupi kasih yang rela berkorban, seperti kasih Kristus: sabar, tidak mencari keuntungan diri sendiri, dan selalu memaafkan. Keluarga yang menghidupi kasih Kristus menjadi tanda nyata kebangkitan dalam dunia.

Kebangkitan Kristus juga mengajak keluarga Kristiani menjadi Komunitas Iman. Yesus bangkit dan kemudian menampakkan diri kepada para murid — komunitas kecil yang percaya. Keluarga Kristiani adalah komunitas kecil juga, tempat di mana iman diajarkan, diteladankan, dan tumbuh. Kebangkitan mengajak keluarga untuk menjadi Gereja mini, tempat Yesus hidup di tengah mereka melalui doa bersama, Ekaristi, dan nilai-nilai Kristiani.

Kebangkitan Mengajarkan Pengampunan. Yesus yang bangkit tidak datang dengan kemarahan atau balas dendam. Ia datang membawa damai. Dalam keluarga, kadang terjadi pertengkaran atau luka. Kebangkitan mengajak keluarga untuk saling mengampuni, melepaskan dendam, dan membangun kembali hubungan yang retak.

Hidup Baru dalam Kristus. Kebangkitan berarti hidup baru. Maka keluarga Kristiani diajak untuk meninggalkan pola hidup lama — kemalasan rohani, egoisme, kekerasan verbal — dan mulai hidup dalam kesederhanaan, pengampunan, doa, dan pelayanan.

Marilah kita rayakan sukacita kebangkitan Kristus dengan penuh iman.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!