Renungan Harian, Sabtu, 19 April 2025
Sabtu Suci – Vigili Paskah
Injil: Lukas 24:1-12
Mengalami Hidup Baru Bersama Kristus yang Bangkit”
Malam ini kita akan merayakan puncak iman kita: kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Setelah melewati masa prapaskah yang penuh pertobatan dan penyangkalan diri, kita kini disambut oleh terang cahaya baru—Kristus yang telah bangkit!
Lilin Paskah dinyalakan bukan hanya sebagai simbol cahaya-Nya yang mengalahkan kegelapan dosa dan maut, tetapi juga sebagai tanda bahwa harapan baru telah lahir dalam hidup kita.
Dalam Injil Lukas malam ini, para perempuan datang ke kubur dengan hati duka dan penuh kehilangan. Namun, yang mereka temukan justru adalah kabar sukacita dari malaikat: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.”
Kalimat ini mengguncang bukan hanya hati para perempuan itu, tetapi juga mengguncang dasar iman kita: bahwa Allah setia pada janji-Nya, bahwa kehidupan menang atas kematian.
Peristiwa malam ini hendak mengajak kita untuk bertanya dalam hati: apakah aku sungguh percaya bahwa Kristus telah bangkit? Dan lebih dalam lagi: apakah aku sudah mengalami kebangkitan itu dalam hidupku?
Kristus tidak bangkit hanya untuk dikenang. Ia bangkit agar kita pun hidup dalam kuasa kebangkitan itu—meninggalkan dosa, membuang rasa putus asa, dan mulai hidup sebagai ciptaan baru.
Sering kali kita seperti para murid yang tidak langsung percaya kabar itu. Hati kita masih tertutup oleh rasa takut, kecewa, dan luka masa lalu. Tetapi malam ini, Tuhan mengundang kita untuk membuka hati, untuk percaya, dan untuk hidup dalam terang kebangkitan-Nya.
Tema Paskah tahun ini adalah “damai sejahtera Kristus di tengah Keluarga”. Pada malam hari ini kita merayakan masuknya damai sejahtera Kristus ke dalam hidup kita, ke dalam keluarga kita. Sebab Kristus yang bangkit tidak tinggal di makam, Ia hadir di tengah-tengah kita, terlebih di dalam rumah-rumah kita.
Dalam kehidupan keluarga, kita tidak selalu mengalami kedamaian. Ada saat-saat kita beradu pendapat, merasa lelah, kecewa, atau bahkan saling melukai. Tetapi malam Paskah ini mengingatkan kita bahwa Kristus hadir di tengah keluarga kita, membawa damai yang sejati—bukan dari dunia, tetapi dari Allah sendiri.
Damai Paskah bukan berarti tidak ada masalah, tetapi ada hadirnya Kristus yang memberi kekuatan, kesabaran, dan pengampunan. Damai Paskah membuat kita mampu berdamai dengan diri sendiri, dengan pasangan, dengan anak, dengan orang tua, dan bahkan dengan masa lalu yang pahit.
Paskah adalah undangan untuk Membangun kembali relasi yang retak di dalam keluarga. Mengampuni dan memberi kesempatan baru. Berdoa dan berjalan bersama dalam terang iman. Menjadikan rumah sebagai tempat yang penuh kasih dan pengharapan.
Untuk itu semua, mari kita bawa segala kelemahan dan dosa kita kepada Kristus. Mari kita izinkan terang Paskah masuk ke relung hati yang paling gelap dan sekaligus menerangi keluarga kita. Karena saat kita percaya, saat kita menyerahkan diri kepada-Nya, kita tidak hanya merayakan kebangkitan-Nya, tetapi kita juga mengalami kebangkitan itu secara pribadi.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!