Renungan Harian, Rabu, 27 Maret 2025
“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” (Lukas 11:23)
Dalam perikop ini, Yesus menunjukkan kuasa-Nya dengan mengusir roh jahat dari seorang bisu, dan orang itu pun dapat berbicara. Namun, respons dari orang-orang berbeda-beda: ada yang kagum, tetapi ada juga yang menuduh Yesus menggunakan kuasa Beelzebul, pemimpin roh jahat.
Yesus menjawab tuduhan ini dengan logika sederhana: jika kerajaan setan terpecah, ia tidak akan bisa bertahan. Kemudian Yesus menegaskan prinsip penting dalam ayat 23:
“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Berkaitan dengan itu, kita mesti menyadari bahwa di dalam iman tidak ada posisi netral. Artinya apa? Yesus telah menegaskan bahwa dalam hal Kerajaan Allah, tidak ada wilayah abu-abu. Kita hanya punya dua pilihan: berpihak kepada Kristus atau melawan-Nya. Banyak orang berpikir bahwa mereka bisa bersikap netral—tidak terlalu jauh dari Tuhan, tetapi juga tidak terlalu berkomitmen. Namun, Yesus mengajarkan bahwa sikap setengah-setengah sebenarnya adalah bentuk perlawanan terhadap-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada pilihan-pilihan moral dan spiritual. Apakah kita berpihak kepada kebenaran atau ikut arus dunia? Apakah kita membela iman kita atau diam saat melihat ketidakbenaran? Sikap kita menentukan apakah kita bersama Kristus atau melawan-Nya.
Berpihak kepada Kristus bukan hanya soal percaya, tetapi juga soal tindakan nyata. Kita perlu: Menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan melalui doa dan firman-Nya.
Menjadi saksi yang hidup dengan mencerminkan kasih dan kebenaran dalam kehidupan kita.
Mendukung pekerjaan Tuhan dengan aktif dalam pelayanan dan membawa orang lain kepada-Nya.
Jika kita tidak secara aktif membangun dan memperluas Kerajaan Allah, kita justru berkontribusi dalam mencerai-beraikan. Pilihan ada di tangan kita: bersama Kristus atau melawan Dia.
Tuhan memberkati dan Ave Maria¡&&
