Renungan Harian, Minggu 27 Apr 2025
Minggu Paskah II; Minggu Kerahiman Ilahi
Bacaan I: Kis 5:12-16
Mazmur Tanggapan: Mzm 118:2-4.22-24.25-27a
Bacaan II: Why 1:9-11a.12-13.17-19
Bait Pengantar Injil: Yoh 20:29
Bacaan Injil: Yoh 20:19-31
Hari ini Gereja merayakan Minggu Kerahiman Ilahi, hari yang ditetapkan oleh Santo Yohanes Paulus II untuk menegaskan satu hal: Bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh belas kasih.
Dalam Injil hari ini, kita bertemu dengan para murid yang bersembunyi di balik pintu-pintu yang terkunci. Mereka takut. Takut dikejar. Takut disalahkan. Takut karena merasa telah gagal.
Kondisi para murid itu, seringkali juga menjadi keadaan kita. Kita takut akan masa depan, kita takut karena dosa kita, kita takut karena kelemahan kita.
Dalam situasi yang sulit itu, lihatlah apa yang Yesus lakukan: Ia datang, menembus ketakutan itu, berdiri di tengah-tengah mereka, dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu.” (Yoh 20:19).
Ia tidak datang dengan kemarahan. Ia tidak datang untuk menghakimi. Ia datang dengan damai. Ia menunjukkan tangan-Nya yang terluka, lambung-Nya yang tertusuk — tanda cinta yang tidak pernah menarik kembali dirinya.
Dan tidak hanya itu. Ia menghembusi mereka dengan Roh Kudus dan memberi kuasa untuk mengampuni dosa. “Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus.'” (Yoh 20:22). Mengapa hal ini Yesus lakukan? Semuanya itu karena Kerahiman Allah. Kerahiman-Nya tidak hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi untuk diteruskan kepada sesama.
Hari ini, Yesus berkata juga kepada kita: “Damai sejahtera bagimu.” Dia tahu ketakutan-ketakutan kita. Dia tahu luka-luka kita. Tapi Dia tidak menjauh. Dia justru datang lebih dekat.
Ada kalanya seperti Tomas, kita ragu. Kita menuntut bukti. “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (Yoh 20:25).
Tetapi lihat, Yesus tidak menolak Tomas. Yesus bersedia membuka luka-Nya, supaya Tomas percaya. Begitu besarnya kerahiman-Nya, sampai Ia rela membuka hatinya seluas-luasnya, bahkan membiarkan kita menyentuh luka-Nya.
“Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” (Yoh 20:27).
Sapaan penuh Kerahiman yang membebaskan dia dari kedangkalan iman. Sapaan yang mengalirkan cinta dan mengokohkan iman. “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28).
Hari ini kita diajak untuk menerima kerahiman Allah — Jangan takut untuk datang kepada-Nya, apa pun dosa dan lukamu. Kita juga diajak untuk membagikan kerahiman itu kepada orang lain — Ampunilah seperti kita telah diampuni. Dan kita diutus untuk menjadi saksi kerahiman — Dalam keluarga, di tempat kerja, di komunitas, kita membawa damai, bukan ketakutan.
Di dunia yang sering kali penuh ketegangan dan luka, Gereja dipanggil menjadi tempat keselamatan. Tempat di mana orang menemukan bahwa mereka tetap dicintai, tetap diterima, tetap diberi harapan.
Marilah kita mohon hari ini: “Yesus, Raja Kerahiman Ilahi, kami percaya kepada-Mu. Ajarlah kami untuk menjadi pembawa damai dan saksi kerahiman-Mu kepada dunia.”
Selamat Hari Minggu Kerahiman Ilahi, Tuhan memberkati n Ave Maria!