Pertemuan Komisi Liturgi Regio MAMPU Digelar di Keuskupan Manokwari-Sorong

25
Mgr. Hilarion Datus Lega memimpin perayaan Ekaristi pembukaan pertemuan Komisi Liturgi Regio MAMPU

KOMSOSKMS.ORG, SORONG – Komisi Liturgi regio MAMPU (Manado, Makassar, Papua) menggelar rapat koordinasi di Keuskupan Manokwari-Sorong pada 2–4 Juni 2025. Pertemuan yang berlangsung di Aula Paroki Emaus, HBM, Kota Sorong ini dihadiri oleh para ketua komisi liturgi dari delapan keuskupan di wilayah Indonesia Timur.

Hadir dalam pertemuan ini Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), RP. Riston Situmorang, OSC, bersama para ketua Komisi Liturgi dari Keuskupan Manado, Makassar, Ambon, Merauke, Jayapura, Sorong, Timika, dan Agats.

Para ketua komisi liturgi Regio MAMPU (Makassar, Amboina, Manado dan Papua) melakukan pertemuan di Aula Paroki Emaus, HBM, Sorong

Kegiatan diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega di Gereja Paroki Emaus, Sorong. Dalam kata pembuka, Mgr. Datus mengajak umat untuk mendoakan kelancaran pertemuan Komisi Liturgi ini agar menghasilkan buah-buah yang baik bagi kehidupan liturgi di masing-masing keuskupan.

Uskup juga memperkenalkan satu per satu peserta pertemuan kepada umat yang hadir dalam misa tersebut.

Selayang Pandang Keuskupan Manokwari-Sorong

Mengawali sesi pertemuan, Uskup Hilarion Datus Lega memberikan paparan singkat mengenai Keuskupan Manokwari-Sorong, yang saat ini mencakup wilayah Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya. Uskup menyampaikan bahwa jumlah umat mencapai sekitar 90.000 jiwa.

Mgr. Hilarion Datus Lega menyampaikan homili pada misa pembukaan

Ia menjelaskan sejarah berdirinya keuskupan ini. Awalnya pusat keuskupan berada di Manokwari. Pada tahun 1966, Uskup pertama, Mgr. Petrus van Diepen, OSA, resmi menjadi Uskup dan berkedudukan di sana. Namun, sejak 1975, pusat keuskupan dipindahkan ke Sorong, sehingga nama resmi Keuskupsn ini menjadi Keuskupan Manokwari-Sorong. Paroki St. Agustinus, Manokwari, kini menjadi paroki Ko-Katedral.

Uskup juga memaparkan bahwa misi awal dijalankan oleh Ordo Santo Agustinus (OSA) dan Ordo Fransiskan (OFM), diikuti kemudian oleh Tarekat SVD, Yesuit, O.Carm dan CM. Saat ini, Keuskupan memiliki 34 imam diosesan—28 berasal dari keuskupan setempat, dan 6 dari keuskupan lain. Jumlah paroki mencapai 32, dengan tambahan 3 pra-paroki, serta pelayanan yang relatif terbuka dari sisi akses transportasi darat, laut, dan sungai.

“Kita bersyukur, keberanian mendirikan Seminari Menengah di tanah Papua ini telah menghasilkan lebih dari 20 imam, baik diosesan maupun religius. Seminari adalah jantung keuskupan,” tegasnya.

Saat ini ada 10 kongregasi suster yang berkarya di keuskupan ini, dan Uskup berharap ke depannya kehadiran kongregasi baru seperti FSGM dan P.Karm dapat semakin memperkaya pelayanan pastoral.

Romo Riston: Regio MAMPU Kaya Pengalaman Kultural

Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi KWI, RP. Riston Situmorang, OSC, menegaskan bahwa pertemuan ini merupakan kegiatan rutin Komisi Liturgi untuk membangun relasi, memperkuat sinergi, dan berbagi pengalaman.

“Tujuan utama dari pertemuan ini adalah mempererat kerja sama liturgi antar-keuskupan di wilayah MAMPU. Sharing pengalaman sangat penting karena setiap keuskupan menghadapi konteks budaya dan pastoral yang kaya dan unik,” ujar Romo Riston.

Romo Riston, Sekretaris Komisi Liturgi KWI menyerahkan kenangan kepada Uskup Datus

Ia juga menekankan bahwa dari pertemuan ini diharapkan muncul penyegaran ide, pemutakhiran program, serta penguatan pemahaman akan keunikan dan universalitas liturgi Gereja Katolik.

“Melalui regio seperti ini, kita bisa menjembatani perbedaan, memotivasi sesama pelayan liturgi, dan menggali kekayaan lokal dalam semangat liturgi universal,” tambahnya.

Pada hari kedua, diadakan pembekalan liturgi praktis yang diperuntukkan bagi para pastor paroki se-Tim Pastoral Wilayah (TPW) Sorong dan Aimas. Kegiatan ini berlangsung dinamis dan interaktif, membuka ruang diskusi tentang implementasi liturgi dalam konteks pastoral masing-masing paroki.

Sebagai bentuk penyegaran dan bentuk kebersamaan antar peserta, Uskup Manokwari-Sorong juga memfasilitasi wisata ke Raja Ampat. Peserta sempat menginap semalam di sebuah resort dan mengadakan perjalanan wisata untuk menikmati keindahan alam Raja Ampat.