Tablo Jalan Salib Hidup di Seminari Petrus van Diepen

303
Tablo Jalan Salib Hidup di Seminari Petrus van Diepen
Para Seminaris yang yang melakoni tablo jalan salib hidup ini, sungguh-sungguh menghayati perannya masing-masing

Mariat, komsoskms.org-Jumat, 07 April 2023, Para siswa-siswi Seminari Menengah Petrus Van Diepen mengenang kembali kisah sengsara Yesus Kristus dalam sebuah drama tablo jalan salib hidup bersama. Prosesi jalan salib ini berlangsung di seputaran lingkungan Seminari Petrus van Diepen, dimulai sekitar pukul 08.00 WIT dan berakhir sekitar pukul 10.30 WIT. Keikutsertaan Umat Katolik seputaran Aimas dan Kota Sorong pada momen berahmat ini justru menambah nuansa khidmat dan haru, oleh karena mereka mengikuti prosesi jalan salib ini juga dengan penuh penghayatan.

Para Seminaris memulai kisah sengsara dalam tablo jalan salib hidup di lingkungan Postulat Ordo Santo Agustinus (OSA). Dan berakhir di Kapela Seminari Petrus Van Diepen. Peristiwa yang sakral ini berlangsung dengan khusyuk. Lantaran para seminaris yang turut mengambil bagian dalam prosesi ini sungguh-sungguh menghayati peran mereka masing-masing maka sejumlah umat yang hadir pun ada yang meneteskan air mata. Bahkan ada yang histeris ketakutan menyaksikan duka nestapa kisah sengsara Yesus Kristus yang ditampilkan dalam tablo jalan salib hidup ini.

kengerian kisah penyaliban yang dialami oleh Yesus Kristus ini memang tidak sebanding dengan penderitaan yang dialami manusia biasa. Oleh karena itulah sepantas dan selayaknyalah orang-orang beriman Kristiani terus mengenang kisah sengsara Yesus Kristus yang meskipun tidak berdosa namun dihukum dalam penderitaa yang sangat menyedihkan oleh manusia yang tidak beriman.

Melalui kisah penyaliban ini, para seminaris mau merenungkan dan merefleksikan bahwa Yesus telah berkorban bagi manusia. Maka, manusia mestinya juga perlu berjuang dan selalu siap sedia dalam memanggul salib penderitaan hidup masing-masing sebagai wujud pengorbanan diri. Tuhan sudah menunjukkan pengorbanan hidup yang sungguh nyata bagi manusia, sudah sepantasnya manusia harus rela berkorban pula untuk diri sendiri, sesama, lingkungan dan kepada Tuhan. (Fr. Risky)