Renungan Harian: Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang

180
ILUSTRASI

Renungan Harian Minggu 6 April 2025
Minggu Prapaskah V
Bacaan Injil: Yoh 8:1-11

Bertobat berarti mengenakan hidup  baru. Orang yang menyadari bahwa dirinya berdosa seharusnya berjuang dan berusaha untuk memohon pengampunan dalam laku tobat. Tobat yang sesungguhnya bukan hanya sekedar memohon pengampunan tetapi harus berjuang melakukan pembaharuan diri.

Injil hari ini syarat makna. Marilah sejenak kita merenungkannya.

Pertama, kita mulai dari sikap orang Farisi dan ahli Taurat yang datang membawa seorang perempuan yang kedapatan berzina. Mereka menampilkan diri di hadapan Yesus seakan sebagai orang yang sungguh saleh dan suci. Mereka menampilkan diri sebagai orang berhak menghakimi dan menjatuhkan hukuman bagi pendosa. Mereka berlagak sebagai orang yang selalu benar sehingga begitu mudah menuding orang lain sebagai buruk dan dosa!

https://komsoskms.org/kirab-salib-iyd-2027-perpaduan-iman-dan-budaya-semangat-omk-bersinar-dalam-sukacita/

Namun, dibalik semuanya itu, sesungguhnya orang Farisi dan ahli Taurat adalah orang yang penuh dengan kebencian dan kelicikan. Mereka sedang mengatur skenario untuk melenyapkan dan membinasakan Yesus. Untuk itu Yesus mengatakan, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yoh 8:7). Dan tidak ada satupun yang melemparkannya.

Dosa memang menguasai manusia menjadi sombong dan ingin selalu menghancurkan sesamanya.

Kedua, sikap perempuan yang kedapatan berzina. Perempuan ini, dalam situasi kedosaannya, pasrah dan memohon pertolongan kepada Yesus.  Dia, walaupun tidak terkatakan dari mulutnya, menaruh harapan  keselamatan hanya pada Yesus. Sebab, jawaban Yesus menentukan keselamatan jiwanya.

Kita percaya bahwa setiap orang yang sungguh berharap dan bersandar pada Yesus pasti akan mengalami keselamatan. Oleh karenanya hanya sikap tobat yang total, dan pembaharuan diri yang sungguh, akan membantu orang untuk berjalan dalam jalan keselamatan.

Ketiga, sikap Yesus. Yesus dalam menghadapi pertanyaan yang penuh jebakan itu tetap hening dan tenang. Dalam keheningan-Nya, Dia pun menemukan jawaban yang sungguh membawa keselamatan. Dan inilah misi suci Yesus, bahwa Dia datang bukan untuk membinasakan yang berdosa tetapi menyelamatkannya.

Oleh karena itu, kepada orang Farisi dan ahli Taurat serta orang banyak, Yesus menyadarkan mereka tentang hidup di hadapan Allah. Bahwa mereka sesungguhnya adalah orang-orang berdosa yang harus bertobat! Mungkin di mata manusia dosa itu tidak kelihatan, tetapi di mata Tuhan, dosa itu sangat nampak. Oleh karena itu, tidak ada alasan apapun untuk menghakimi orang yang berdosa.

Sedangkan, sikap Yesus kepada perempuan yang kedapatan berzina, juga menyadarkan sekaligus membebaskan. “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:11). Pernyataan Yesus ini merupakan pernyataan yang mengalir dari belaskasih. Dia mengampuni dan sekaligus memberi peluang untuk hidup yang baru.

Marilah menyadari bahwa diri kita adalah orang-orang yang berdosa. Kita membutuhkan aliran pembebasan dari Yesus. Untuk itu, Kita tidak layak untuk menghakimi sesama karena dosa-dosanya. Kita harus berjalan bersama mereka untuk mendekat dan mengharapkan pertolongan Tuhan Yesus. Kita berani merendahkan diri di hadapan Tuhan dan bertobat!

Kita mesti sadar bahwa Tuhan senantiasa memberi kesempatan untuk hidup baru. “Pergilah, dan janganlah berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”.

Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati dan Ave Maria!