Renungan Harian: Kasih yang Memulihkan dan Mengutus

148
ILUSTRASI

Renungan Harian, Minggu Paskah III
Bacaan Injil: Yohanes 21:1-19

“Kasih yang Memulihkan dan Mengutus”

Pada Minggu Paskah III ini, kita diajak merenungkan perjumpaan Yesus yang bangkit dengan para murid di tepi Danau Tiberias. Perikop ini sungguh indah dan menyentuh hati, karena menggambarkan kasih dan kesetiaan Yesus yang tidak pernah meninggalkan murid-murid-Nya, bahkan ketika mereka kembali ke kehidupan lama sebagai nelayan.

Kita bisa belajar beberapa hal, pertama, Yesus menyapa di tengah kekecewaan. Para murid telah bekerja semalam suntuk dan tidak menangkap apa-apa. Ini menggambarkan kekecewaan dan kekosongan setelah kematian Yesus. Mereka belum sepenuhnya memahami makna kebangkitan. Namun, Yesus datang dan menyapa mereka. Ini adalah gambaran Allah yang tidak membiarkan kita tenggelam dalam kekecewaan. Ia hadir dalam hidup sehari-hari, bahkan di tengah keletihan dan kegagalan kita.

Kedua, mukjizat penangkapan ikan dan roti di tepi pantai. Ketika mereka menaati perintah Yesus untuk menebarkan jala ke sebelah kanan perahu, mereka menangkap begitu banyak ikan. Ini menunjukkan bahwa ketika kita membuka hati pada sabda-Nya, hidup kita pun menjadi penuh berkat dan makna. Roti dan ikan yang telah disiapkan oleh Yesus di pantai adalah tanda bahwa Ia adalah Gembala yang peduli, memberi makan dan menguatkan kita.

Ketiga, pemulihan dan pengutusan Petrus. Bagian paling menyentuh dari bacaan ini adalah percakapan Yesus dengan Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Tiga kali pertanyaan ini diajukan, dan tiga kali pula Petrus menjawab: “Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Ini adalah pemulihan atas tiga kali penyangkalannya. Namun, lebih dari itu, Yesus tidak hanya memaafkan Petrus, Ia juga mempercayakan misi: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Inilah kasih Allah yang tidak hanya mengampuni, tetapi juga mengangkat dan mengutus. Yesus tidak mencari orang sempurna, Ia mencari mereka yang rendah hati, yang mau mencintai dan melayani.

Kisah ini mengajak kita merenung: Apakah kita mengenali Yesus yang hadir dalam kehidupan sehari-hari kita? Apakah kita bersedia menanggapi kasih-Nya dengan kasih yang tulus? Dan seperti Petrus, apakah kita siap diutus, meski dengan segala kelemahan kita, untuk menggembalakan domba-domba Tuhan — dalam keluarga, komunitas, dan lingkungan kita?

Semoga Sabda Tuhan hari ini menguatkan kita untuk mencintai Yesus lebih dalam, menerima pemulihan dari-Nya, dan menjadi saksi kebangkitan-Nya dalam hidup nyata.

Tuhan memberkati dan Ave Maria.