Renungan Harian, Selasa, 18 Maret 2025
Bacaan I: Yes 1:10.16-20
Mazmur Tanggapan: Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23
ait Pengantar Injil: Yeh 18:31
Bacaan Injil: Mat 23:1-12
Dalam dunia yang sering mengukur kebesaran dari jabatan, kekayaan, atau popularitas, Yesus justru membalikkan perspektif kita. Ia mengajarkan bahwa kebesaran sejati bukanlah tentang berkuasa atas orang lain, tetapi tentang melayani. Di mata Tuhan, yang paling mulia bukanlah yang duduk di atas takhta, tetapi yang rela membasuh kaki sesamanya.
Menjadi pelayan bukan berarti menjadi lemah atau rendah derajat, tetapi justru menunjukkan hati yang kuat, rendah hati, dan penuh kasih. Yesus sendiri, Sang Raja segala raja, memberi teladan dengan melayani dan bahkan menyerahkan nyawa-Nya untuk kita semua.
Sering kali kita tergoda untuk mencari pengakuan dan meninggikan diri di hadapan orang lain. Namun, Yesus mengingatkan bahwa mereka yang meninggikan diri akan direndahkan. Tuhan tidak memandang tinggi orang yang sombong, tetapi Ia memuliakan mereka yang hatinya rendah, yang tidak mencari pujian, tetapi hidup untuk melayani.
Bacaan Injil hari ini, mengajak kita untuk selalu merendahkan diri dan melayani. Sebab kualitas hidup kita tidak diukur oleh banyaknya materi, jabatan, dan status. Kualitas hidup kita diukur oleh kerendahan hati dan sekaligus pelayanan kita. Kita berani merendahkan diri dan tunduk menjadi pelayan-pelayan yang sejati.
Itulah yang menunjukkan betapa bermutunya hidup kita. Dan tentu, di hadapan Tuhan, hidup kita sungguh berarti! “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Mat 23:11-12).
Hari ini, marilah kita bertanya pada diri sendiri: Apakah aku hidup untuk dilayani, ataukah aku belajar menjadi pelayan bagi sesama? Dalam setiap tindakan kecil—memberi waktu, mendengarkan, menolong tanpa pamrih—kita sedang mencerminkan karakter Kristus.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!!