KOMSOSKMS.ORG, AYAWASI — Suasana syukur dan sukacita meliputi Kampung Ayawasi pada Jumat pagi (27/6) saat Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, memimpin Perayaan Ekaristi Kudus yang dirangkai dengan pelantikan Dewan Paroki St. Yosef periode 2025–2028 serta pemberkatan gedung Pastoran dan Kantor Pengurus Sekolah Wilayah (PSW) Maybrat Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong.

Perayaan yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh ratusan umat dari Paroki Ayawasi dan sekitarnya. Turut hadir pula para imam, para biarawan-biarawati, serta perwakilan pemerintah daerah, termasuk Bupati Maybrat, Karel Murafer, Sekretaris Daerah Kabupaten Maybrat, dan tamu undangan lainnya.
Dalam homilinya, Uskup Hilarion mengangkat makna mendalam dari Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus yang jatuh pada hari itu. Ia menegaskan bahwa hati Yesus yang Mahakudus adalah simbol kasih pengorbanan Tuhan bagi umat manusia.
“Kita semua dipanggil untuk memiliki hati yang penuh kasih seperti Yesus. Dalam semangat itulah kita menyaksikan pelantikan Dewan Paroki yang baru. Mereka adalah jantung hati paroki, yang siap berkorban dan bertanggung jawab demi pelayanan umat,” ujar Mgr. Datus Lega.
Pelantikan Dewan Paroki Baru
Usai homili, Uskup melantik Dewan Paroki St. Yosef Ayawasi untuk periode 2025–2028. Berdasarkan Surat Keputusan Uskup No. 20904/A.52/VI.25.HDL, Apolos Ta’a dipercaya sebagai Ketua Dewan Paroki, didampingi oleh jajaran pengurus lainnya.

Mgr. Hilarion berharap pengurus baru dapat membangun sinergi yang kuat dengan umat dalam mendukung pengembangan pastoral dan kehidupan menggereja di Ayawasi.

Pemberkatan Pastoran dan Kantor PSW
Perayaan dilanjutkan dengan pemberkatan Pastoran dua lantai yang baru dibangun, serta Kantor PSW Maybrat. Pastoran ini menjadi salah satu fasilitas pastoral termegah di wilayah pedalaman Keuskupan Manokwari-Sorong, dibangun selama satu tahun tiga bulan dengan total biaya Rp 8 miliar dengan perincian Rp 7 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp1 miliar untuk instalasi listrik dan persiapan pagar.
“Ayawasi adalah pusat sejarah kekatolikan di pedalaman Papua Barat. Jauh sebelum berdirinya Paroki pada tahun 1956, umat Katolik telah hadir di sini. Maka sudah sepantasnya, di tempat yang penuh sejarah ini, dibangun sebuah pastoran yang layak bagi para pelayan Tuhan,” jelas Uskup Hilarion.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Maybrat yang telah memberikan dukungan dalam pembangunan tersebut.
Dukungan Pemerintah Daerah
Dalam sambutannya, Bupati Maybrat, Karel Murafer, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang baik antara Gereja Katolik dan pemerintah. Ia menegaskan bahwa kemitraan tersebut harus terus dijaga untuk kesejahteraan masyarakat.
“Gereja dan pemerintah adalah mitra. Para misionaris telah meletakkan dasar Gereja di Maybrat di tengah berbagai tantangan. Kini hasilnya telah kita nikmati. Oleh karena itu, mari kita jaga aset ini sebagai milik kita bersama,” tegas Karel.

Ia juga mengajak umat Katolik turut ambil bagian dalam mewujudkan visi Kabupaten Maybrat: “Terwujudnya Maybrat yang aman, maju, sejahtera, dan mandiri.”
Perayaan tersebut ditutup dengan ramah tamah bersama umat dan undangan, sebagai ungkapan syukur atas penyertaan Tuhan dalam sejarah panjang karya misi di Tanah Papua, khususnya di Ayawasi.