Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang

144

Renungan Harian, Sabtu, 15 Februari 2025
Bacaan I: Kej 3:9-24
Mazmur Tanggapan: Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13
Bait Pengantar Injil: Mat 4:4b
Bacaan Injil: Mrk 8:1-10

Allah yang kita imani adalah Allah Pembebas. Dia tidak menghendaki manusia berada dalam kungkungan jerat dosa. Dia tidak menghendaki manusia berada dalam  penderitaan akibat dari pemberontak yang mereka lakukan. Dia menghendaki agar manusia selalu setia dan sungguh bersatu secara intim dengan-Nya.

Akan tetapi, kehendak Allah itu tidak terlalu dihiraukan. Manusia terkadang berada dalam bayang-bayang jerat pemberontakan. Manusia terus memberontak dan lari jauh dari kasih Allah.

Dalam bacaan pertama, Adam dan Hawa digambarkan sebagai orang yang terperangkap dalam jerat dosa. Mereka jatuh dalam pelukan iblis.

Dan dampak dari kejatuhan itu sangat menyedihkan. Mereka meyembunyikan diri dari Allah. Seakan mereka tidak mampu menatap wajah Allah yang penuh kasih. Mereka berada dalam bayang-bayang ketakutan! Dan yang menyedihkan lagi, dosa melahirkan dosa.

Adam mengkambinghitamkan Hawa atas dosa yang mereka lakukan. Hawa mempersalahkan ular yang memperdaya mereka.

Dan benar, kuasa dosa sungguh membutakan jiwa sehingga tidak ada kemampuan untuk merendahkan diri, jujur dan mengakui kesalahan.

Sikap Adam dan Hawa ini pun masih sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini. Tidak sedikit orang yang ketika jatuh dan terperangkap dalam jerat dosa, justru selalu berusaha untuk menutupi dosanya dengan pelbagai kemunafikan. Bisa jadi, mereka membangun retorika yang begitu indah untuk menutupi kesalahannya. Dia berusaha menampilkan diri sebagai orang yang seakan suci dan saleh. Bahkan lebih tragis lagi, ia berupaya menyalahkan orang lain dan suka mengkambinghitamkan sesamanya demi egonya!

Dan disinilah kita bisa melihat, dosa selalu melahirkan permusuhan, penderitaan dan keterasingan.

Untuk itu, marilah kita berdoa memohon rahmat Roh Kudus untuk menerangi hati dan jiwa kita agar selalu merendahkan diri dan Bernai mengakui segala kelemahan dan keberdosaan secara jujur. Sebab, pertobatan sesungguhnya adalah Rahmat dari Allah. Pertobatanengalir dari belas kasih Allah yang selalu memperhatikan penderitaan kita.

Hal ini ditunjukkan pula dalam bacaan Injil. Yesus memberi makan kepada banyak orang. Pemberian makan itu bukan hanya soal perut supaya kenyang, tetapi lebih dari itu, menyimbolkan pemberian diri Yesus yang penuh kasih agar manusia terbebas dari derita akibat dosa. Korban Kristus, yang kita kenangkan hingga saat ini, menjadi keselamatan total.

Selamat pagi, Tuhan memberkati n Ave Maria!