KOMSOSKMS.ORG, JAYAPURA – Dalam upaya menanamkan nilai-nilai kearifan lokal kepada peserta didik, SMP YPPK Taruna Mulia, Argapura menggelar kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), mengusung tema Kearifan Lokal, dengan topik Budayaku Warisanku, pada Jumat (22/03/2025) di halaman sekolah.

Kegiatan ini berfokus pada pembentukan karakter siswa dengan dua dimensi nilai utama, yaitu berkebhinekaan global dan semangat gotong royong. Beragam pertunjukan seni tari, fashion show, makanan lokal, dan aktivitas kolaboratif turut meramaikan acara, memperkuat rasa cinta budaya dan kebersamaan di kalangan siswa.
Cuaca cerah, dengan hembusan angin sepoi-sepoi, terasa segar di sekujur tubuh. Sebuah tenda dipasang di halaman sekolah, di sisi barat, agak membelakangi pemandangan laut Hamadi, tempat para tamu undangan berada. Di depan tenda itu, para siswa dari empat suku besar di sekolah itu, menampilkan berbagai pertunjukkan seni tari, fashion show budaya, dan permainan khas daerah.
Keempat suku besar itu adalah Suku Papua, Suku Maluku, Suku Sulawesi, dan Suku Nusa Tenggara Timur. Semua siswa dan guru memakai busana adat daerahnya masing-masing. Di sisi kanan, di depan ruang kelas, para siswa dan orangtua menjajali makanan tradisional masing-masing daerah. Semuanya ini mengungkapakan keunikan dan kehebatan Indonesia sebagai bangsa yang besar, dengan keberagaman budaya dan adat-istiadatnya.
Kegiatan yang dilaksanakan dengan sangat meriah itu, tentu saja didukung dan disiapkan pula dengan baik oleh para siswa, guru, dan orangtua selama sepekan. Mereka bekerjasama, bergotong royong, saling berkolaborasi untuk menyukseskan setiap tahapan kegiatan.
Kepada Media ini, Kepala SMP Taruna Mulia, Petrus Salestinus Koli, S.Fil mensinyalir bahwa akhir-akhir ini, muncul banyak kritikan terhadap dunia pendidikan yang cenderung hanya menekankan aspek pembentukan pengetahuan (kognitif) siswa. Siswa dijajali dengan ilmu pengetahuan dan hafalan-hafalan semata, namun melupakan aspek penting lainnya, yakni pembentukan karakter siswa abad ke-21.

Menurut pria dengan busana khas daerah Nusa Tenggara Timur itu, karakter siswa yang diharapkan pada abad ke-21 ini antara lain: beriman, bertakwa, menghargai kebhinekaan global, berpikir kritis, mandiri, berkolaborasi, gotong royong, dan inovasi. Nilai-nilai karakter ini, yang dibutuhkan oleh anak ketika mereka hendak memasuki dunia kerja.
Disinyalir bahwa proyek P5 ini merupakan salah satu sarana yang paling efektif dalam melatih keterampilan, mengembangkan kompetensi, dan membangun jati diri peserta didik, sehingga kelak mereka siap memasuki dunia kerja. Dalam artian mereka siap berkolaborasi, bisa membangun jejaring, bisa menghargai perbedaan, bersikap kritis, dan mampu menggunakan pengetahuannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pasalnya, proyek P5 merupakan program pembelajaran yang menekankan pada pengembangan karakter, kompetensi, dan kreativitas siswa melalui pengalaman nyata.
Dua Dimensi Karakter
Berkaitan dengan tujuan kegiatan Projek P5 yang diselenggarakan di SMP Taruna Mulia itu, Kepala Sekolah menegaskan bahwa ada dua dimensi penting yang mau dicapai, yakni dimensi gotong royong, dan dimensi berkebhinekaan global.
“Ada dua dimensi yang mau ditanamkan dalam kegiatan ini, yakni dimensi gotong royong, dan dimensi kebhinekaan global. Jadi bukan soal projeknya. Juga bukan soal anak-anak menampilkan budayanya. Bukan. Itu hanyalah sarana saja. Yang paling penting dari kegiatan ini adalah kita mau menanamkan dua dimensi karakter tadi kepada setiap anak,” terang Pria lulusan Filsafat Ledalero itu.

Menurutnya, dengan menanamkan dua dimensi karakter di atas, apabila kelak anak-anak sampai ke masyarakat, mereka bisa hidup dengan siapa saja. Ketika masuk ke dunia kerja, mereka bisa berkolaborasi, mampu membangun jejaring, mereka bisa bekerjasama dalam tim, dan membangun tim yang solid, sehingga tempat di mana mereka bekerja itu bisa maju.
Selain itu, kita di Indonesia adalah masyarakat yang heterogen. Kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk, dengan berbagai adat-istiadat, suku, bahasa, dan agama yang berbeda-beda, sehingga anak-anak ini diharapkan bisa menghargai perbedaan, menghormati orang lain, bisa hidup berdampingan dengan siapa saja, dan bisa bekerjasama dengan siapa saja.
“Nilai-nilai penting ini yang harus kita tanam dalam diri anak-anak. Jadi bukan soal projeknya. Projek ini hanya sarana, tetapi tujuan akhir dari projek ini adalah menanamkan dimensi gotong royong dan dimensi kebhinekaan global. Ini yang mau kita capai”tegasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Pengawas Pendamping SMP YPPK Taruna Mulia, Dra. Sumerly Samosir, M.Pd memberikan apresiasi kepada para siswa, dewan guru, orangtua siswa dan kepala sekolah yang sangat luar biasa dalam menyiapkan pelaksanaan Projek P5 ini.
“Luar biasa, anak-anak dapat menampilkan tarian dari berbagai daerah dengan pakaian budaya dan juga menyiapkan hidangan-hidangan khas dari berbagai daerah. Ini adalah hal yang perlu ditanamkan sejak dini, agar mereka selalu mencintai budaya masing-masing daerah, bahkan budaya yang ada di tempat di mana kita tinggal saat ini. Semoga ini terus tinggal, tertanam dalam hari mereka,” ungkapnya.
Harapan Ke Depan
Ketika ditanyai soal keberadaan sekolah ini, Ibu berkaca mata itu, mengatakan:
“Wow… Sekolah ini luar biasa. Walaupun tempatnya tidak di tengah kota, tapi udaranya di sini sejuk. Pemandangannya bagus dan suasana belajarnya sangat kondusif. Bapak Ibu Guru juga yang luar biasa. Punya dedikasi yang tinggi. Punya kompetensi yang luar biasa, karena di dalam segala keterbatasan yang ada, mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik. Tentu saja, dengan dukungan kepala sekolah yang hebat, yang begitu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak-anak dan bagaimana sekolah ini bisa semakin maju ke depannya”.

Diakui Ibu berdarah Batak itu, bahwa di bawah kepemimpinan Bapak Petrus Salestinus Koli, dari tahun ke tahun, sekolah ini terus mengalami peningkatan baik dari jumlah siswa, penataan lingkungan sekolah yang semakin asri, maupun kebersamaan yang semakin terasa.
“Semoga sekolah ini ke depan terus semakin maju, dan bisa menjadi sekolah pilihan sekaligus impian bagi siswa-siswa SD yang akan di sekitaran sini” harapnya.
Ikut hadir dalam kegiatan gelar projek P5 ini antara lain: Perwakilan pihak SE’YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura, Kepala SMP Kalam Kudus, Kepala SD YPPK St. Petrus dan perwakilan guru, orangtua siswa, dan tamu undangan lainnya. (Demmy Namsa)