Tahbisan 7 Diakon OFM Sebagai Pelayan Umat Tuhan Di Tanah Papua

114
Foto Bersama Para Diakon, Imam konselebran, Misdinar dan Bapa Uskup Yan

JAYAPURA- Dalam rangka melayani umat Tuhan di Tanah Papua, Ordo Fratrum Minorum (OFM) Provinsi Fransiskus Duta Damai Papua mengutus 7 orang Frater terbaiknya untuk ditahbiskan sebagai Diakon pada Minggu, (07/01/2023) di Gereja Kuasi Paroki Hati Kudus Yesus Koya Barat, Kota Jayapura.

Ketujuh Frater Diakon itu antara lain:
Fr. Vredigando Engelberto Namsa, OFM
Fr. Ronaldus Jemai, OFM
Fr. Ignasius Yosep Silubun, OFM
Fr. Matius Yeriko, OFM
Fr. Stevanus Noverto, OFM
Fr. Agustinus Ampur, OFM
Fr. Benyamin Tanang, OFM

Diakon merupakan salah satu tingkatan pelayanan dalam Gereja Katolik. Diakon memiliki peran pastoral, liturgis, dan amal di dalam komunitas Katolik. Mereka dapat melaksanakan beberapa tugas liturgis, seperti membantu dalam Misa, memberikan sakramen baptisan, dan memberikan khotbah. Diakon juga terlibat dalam pelayanan sosial dan amal, membantu mereka yang membutuhkan di dalam dan di luar komunitas gereja.

Karena itu, pada upacara tahbisan Diakonat, sesudah penumpangan tangan dan doa tahbisan oleh Uskup, serta mengenakan Stola dan Dalmatik, ketujuh Diakon itu berlutut di hadapan Uskup, sambil menerima Evangeliarum, Uskup berkata: “Terimalah Injil Kristus, engkau adalah bentaranya; perhatikanlah supaya apa yang engkau baca engkau imani; apa yang engkau imani engkau ajarkan; apa yang engkau ajarkan engkau laksanakan”.

Dengan menerima Evangeliarum, berarti ketujuh Diakon tertahbis itu secara resmi harus melaksanakan tugas yang diamanatkan kepada mereka.

“Harapan saya ke depan bahwa dari ketujuh orang fransiskan yang ditahbiskan hari ini dapat melaksanakan tiga tugas pastoral yang ada secara konkret: pertama, pewartaan Sabda. Supaya mereka tidak hanya mengajar, tetapi lebih banyak memberikan teladan hidup melalui karya-karya nyata. Kedua, mereka harus memiliki sikap, perkataan dan perbuatan yang benar. Melayani altar tidak hanya soal formalitas tetapi juga mereka sendiri harus membangun kebiasaan untuk hidup rohani, menjaga kekudusan, dan kemurnian diri. Ketiga, pelayanan kasih. Secara konkret saya harapkan supaya mereka harus melakukan karya-karya nyata dengan membantu orang-orang kecil, sakit, miskin, para janda, yatim piatu, mereka yang terabaikan dan mereka yang mendapatkan perlakuan tidak adil. Ini mesti diperhatikan sebelum mereka ditahbiskan menjadi imam,” ucap Orang nomor satu dalam Gereja Katolik di Keuskupan Jayapura, Provinsi Papua itu.

Lebih lanjut, Mgr. Yan menegaskan bahwa untuk ditahbiskan Imam, tentu ada penilaian-penilaian dari berbagai pihak antara lain: Pimpinan, para Pembina dan Umat beriman, apakah mereka pantas untuk ditahbiskan Imam atau tidak. Karena itu, dirinya berharap agar ketujuh Diakon yang baru saja ditahbiskan ini dapat berkarya dengan lebih baik.

Sementara itu, Provinsial OFM Papua, RP. Agon Rusmadji, OFM menjelaskan bahwa ketujuh saudara fransiskan yang ditahbiskan hari ini terdiri dari dua angkatan. Angkatan pertama, terdiri dari 6 (enam) orang dan angkatan kedua, yang lebih senior, 1 (satu) orang. Mereka semua sudah mengikuti pendidikan dasar di STFT (Sekolah Tinggi Filsafat Teologi) dan Pasca Sarjana STFT.
Dalam perjalanan, mereka adalah kelompok yang kompak dan amat kreatif sebagai fransiskan.

Keunggulan lain dari kelompok ini adalah mereka berasal dari beragam daerah. Ada yang berasal dari NTT, dari Kei, tetap juga ada yang lahir besar Papua. Mereka juga adalah orang Papua. Pada dasarnya mereka akan berkarya di tempat tinggal mereka masing-masing, tetapi sesuai dengan bakat, potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Karena itu, nantinya ada yang berkarya di bidang pastoral kategorial untuk mempersiapkan kelompok-kelompok rekoleksi dan ret-ret, tapi juga ada yang bergerak di bidang manajemen karya. Yang lain akan berkarya di bidang pastoral teritorial (parokial) seperti kebiasaan pada umumnya.

“Mereka harus tetap tujuh dan selalu berkembang. Mereka saya harapkan ke depan ada yang akan studi lanjut” tegas Pater Agon mantap.

Di tempat terpisah, ketua Panitia, Bapak Kurni Fatma menuturkan bahwa persiapan tahbisan ini dilakukan oleh seluruh umat wilayah Koya, yang terdiri dari 4 Stasi. “Supaya tidak berat, kami membagi peran dan tanggung jawab. Memang diawal berat, namun karena ada dukungan dari seluruh umat akhirnya kami bisa bergerak bersama. Jadi tidak hanya dukungan dana tetapi juga moril itu menjadi penting. Akhirnya acara Tahbisan ini bisa terlaksana dengan baik” tuturnya.

Terkait membeludaknya umat yang hadir, Ketua Panitia sekaligus Ketua Dewan Kuasi Paroki Koya Barat itu mengatakan “berdasarkan hasil rapat dengan Provinsial, ditargetkan kehadiran umat berkisar 800-an, tetapi ternyata membeludak, sehingga dalam waktu yang relatif singkat kami harus bergerak cepat menambah empat tenda lagi. Jumlah umat yang hadir dalam acara Tahbisan ini sekitar 1.300-an umat” ungkap Pak Kurni, sapaan akrabnya.

Karena itu, mewakili umat Pak Kurni berharap dengan segala kerendahan hati agar ketujuh Diakon ini bisa bersama-sama terus melangkah maju hingga pada akhirnya mereka semua bisa ditahbiskan sebagai imam dalam Gereja Katolik. (DNs)