Diakon Kristian Sasior, OSA
Apakah makna Natal bagi kita umat Tuhan yang masih diberi-Nya kehidupan dan kesempatan untuk menikmati anugerah dan berkat-Nya hingga kini, di akhir tahun 2022 ini? Dari tahun ke tahun Natal dirayakan, banyak uang dibelanjakan untuk menghiasi gereja, rumah, bahkan jalan-jalan di kota-kota. Namun ada satu hal yang sering kali kita lupakan, yaitu menghiasi diri kita sendiri (1 Petrus 3:3-4 “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak dapat binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram dan berharga dimata Allah”).
Sering kali, pada saat Natal seperti ini kita disibukkan dengan segala macam kegiatan atau acara yang banyak menyita waktu, tenaga, bahkan uang kita. Kita sering terjebak untuk lebih menghiasi hal-hal yang bersifat lahiriah, sementara manusia batiniah kita kering kerontang. Yesus sering kali berkata mengenai orang Farisi dan Saduki, “Bangsa ini mendekat dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku” (Matius 15:8-9). Bahkan lebih keras lagi Yesus berkata, “Sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan … Sebab kamu seperti kubur yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Matius 23:25-27).
Natal adalah saat di mana kita sebagai Gereja Tuhan yang adalah mempelai Kristus, menghiasi manusia rohani kita. Apakah masih ada cacat atau noda dosa saat menyambut Kristus? Masih adakah kerut di wajah kita, dan sudah layakkah kita untuk tampil di pelaminan dalam acara pesta perkawinan Anak Domba?
Ada tiga makna Natal yang perlu kita renungkan bersama:
- Natal adalah kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia secara jasmani.
Kelahiran adalah dimulainya suatu kehidupan baru di bumi. Sama seperti Yesus lahir dari Roh Kudus, sudahkah kita juga lahir dari Roh Kudus sehingga ada satu realitas kehidupan Allah bekerja dalam hidup kita. Dan kita dapat disebut Manusia ciptaan baru, di mana semua hidup yang lama telah berlalu dan kehidupan Kristus datang dan nyata dalam hidup kita (Yohanes 3:1-5 “Kamu harus dilahirkan kembali, apa yang dilahirkan dari roh adalah roh, apa yang dilahirkan daging adalah daging”). Pertanyaan untuk kita renungkan sebagai umat Tuhan adalah, sudahkah kita lahir dari Roh-Nya, sehingga kita dapat memulai sesuatu yang baru di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita? Kehidupan baru dimulai ketika kita mengundang Tuhan Yesus secara pribadi menjadi Juru Selamat kita.
- Natal memberi pengharapan.
Kelahiran Tuhan Yesus di bumi memberikan suatu pengharapan baru bagi manusia yang hidup dalam perbudakan, penindasan, kekerasaan dan dijajah oleh dosa dan kematian (Matius 4:16 “Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang”). Ada sesuatu yang sedang bergerak di seluruh dunia yaitu ketakutan takut mati, takut sakit, takut gagal, takut akan masa depan takut jabatan atau kedudukan, atau takut akan harta benda dst. Dan ini yang membuat manusia semakin puas dan nekat dalam dosa dan kejahatan. Ketakutan telah membunuh lebih banyak manusia dibanding dengan yang lainnya. Ketakutan mendorong seorang untuk menjual belikan sesama manusia demi suatu tujuannya. Tetapi Yesus datang memberi pengharapan. Harapan untuk hidup di masa depan, serta harapan untuk berhasil (Yesaya 60:1 “Bangkitlah menjadi teranglah, sebab terangmu sudah datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu”). Umat Tuhan bangkitlah! Biarlah terangmu memancar atasmu dan kemuliaan Tuhan bersinar lewat hidupmu, karena terang itu sudah lahir di bumi, di hati, di Gereja, di setiap orang yang membuka hati untuk-Nya.
- Natal artinya memberi.
Natal berbicara tentang misi Bapa bagi dunia, yaitu Bapa di Surga mengutus Misionaris-Nya ke dalam dunia yaitu Yesus Kristus. Ketiga orang Majus datang hanya untuk menyembah dan memberi emas, perak, dan mur. 2000 tahun yang lalu Bapa kita menaburkan benih yang kekal yaitu Firman Allah ke dalam dunia. Benih itu telah jatuh ke dalam tanah dan mati, sehingga lewat satu benih itu lahir tuaian, yaitu seluruh umat Tuhan. Bukan cuma itu, tetapi benih itu juga menghasilkan benih lagi yaitu kita semua. Misi Bapa bagi dunia: Dia sedang mencari benih-benih yang siap jatuh ke dalam tanah dan mati (Yohanes 4:35-36 “Engkau berkata empat bulan lagi tiba musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai”).
Kehidupan baru dimulai ketika kita mengundang Tuhan Yesus secara pribadi menjadi Juru Selamat kita.
Sudah siapkah Gereja menuai padi yang menguning di tahun 2023? Atau lebih lagi, siapkah Gereja menjadi benih yang jatuh ke tanah dan mati? Ladang misi tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Ini adalah ladang misi yang sudah menguning. Siapkah Anda menjadi penuai di ladang misi? Atau siapkah Anda menjadi tiga orang Majus yang datang dengan persembahan emas, kemenyan, dan mur? Dibutuhkan orang-orang untuk menuai jiwa-jiwa di Papua, dan dibutuhkan orang-orang untuk mempersiapkan para penuai dan dana untuk mengirim para penuai ke dalam ladang tuaian. Siapkanlah dirimu untuk tuaian yang lebih besar di tahun 2023
“SELAMAT PESATA NATAL” 2022. DAN TAHUN BARU 2023.