Mariat, komsoskms.org-Minggu (2/4//2023) Misa Hari Raya Minggu Palma di Seminari Petrus van Diepen dipimpin oleh Pater Mateus Syukur didampingi Pater Fabianus D. Dede, O.Carm. Misa menjadi semarak-meriah dan nuasa sakralnya amat terasa karena melibatkan seluruh anggota Komunitas Seminari Petrus van Diepen dengan sejumlah umat Allah yang hadir.
Pater Mecu dalam kotbahnya, mengingatkan umat Allah yang hadir untuk merenungkan perstiwa bersejarah di mana Yesus di sambut dengan penuh suka cita. Suka cita dalam penyambutan Yesus di kota Yerusalem menjadi suka cita bagi semua umat Allah. Bahwasanya, Yesus merupakan raja di atas segala raja yang melampaui kerajaan dunia. Yesus pembawa damai yang berasal dari kerajaan Allah. Yesus sosok dan pemimpin spiritual bukan pemimpin politis.
“Saudara-sauadri, perayaan Minggu Palma merupakan kesempatan untuk mengenang Yesus masuk kota Yerusalem, Yesus disambut dengan meriah dan penuh suka cita sebagai raja. Banyak orang mengelu-elukan kehadiraNya pada saat itu, dengan menghamparkan pakaian di jalan, memotong ranting-ranting dari pohon dan menyebarkannya di jalan. Orang-orang Yerusalem pada waktu itu mengira bahwa Yesus adalah sang pembebas poltis. Akan tetapi, kehadiran Yesus tidak seperti yang mereka harapkan. Yesus membawa kedamaian dan suka cita secara spiritual”.
Ketika manusia dalam keadaan tertekan karena dijajah oleh bangsa asing, keinginan untuk merdeka baik secara politis maupun spiritual menjadi sesuatu yang sangat urgen dan mendesak. Oleh karena itu, kehadiran Yesus menjadi dambaan bagi semua orang terutama mereka yang mengalami tekanan dan penindasan.
Kendati demikian perubahan itu bukan perubahan secara politis melainkan perubahan spiritual. Yesus lebih menekanan aspek spiritual sebagai dasar hidup dan perjuangan. Yesus adalah pemimpin spiritual sejati yang datang membawa kedamaian dan keselamatan bagi semua orang terutama bagi orang yang mengalami tekanan spiritual dan politis. Orang-Orang yang berada di kota Yerusalem memiliki semangat yang sama untuk berubah. Namun orang orang Yerusalem lebih menekankan perubahan politis sehingga pada akhhirnya mereka kecewa dan menghujad Yesus pada perstiwa via dolorosa.
Sebagai orang Kristen Katolik, kita menginginkan perubahan hidup, berubah dan berbuah kebaikan. Maka ketika berhadapan dengan persoalan hidup dekatkanlah diri pada Yesus. Minggu Palma menjadi moment bagi kita untuk menumbuhkan semangat spiritual agar kita tidak mudah goyah diterpa badai kehidupan. (Fr. Ino, SVD)