Mgr. Hilarion Datus Lega Memberkati Wisma Betlehem, Paroki St. Andreas, Ayata

14

Ayata, Maybrat – Dalam rangkaian Tourney Natal 2024, Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega memberkati wisma Bettlehem Paroki St. Andreas, Ayata (24/12/2024). Wisma Bettlehem yang sebelumnya dirancang dengan nama Hidale House oleh Pastor Paroki, RD. Ferdinandus Sabhu, merupakan wisma tamu di Pastoran St. Andreas Ayata.
“Nama Hidale House harus diganti,” tegas Bapak Uskup.
“Saya tahu, Ferdi Sabhu mau tipu saya. Katanya, Hidale itu singkatan dari hidup damai, tapi dia tidak bisa mengartikan ‘le’nya. Saya tahu, itu singkatan dari Hilarion Datus Lega. Tidak boleh menggunakan nama saya untuk memberi nama apapun di Keuskupan ini. Maka, sesuai bacaan hari ini, wisma ini kita beri nama Bettlehem yang artinya rumah Allah” kata Uskup Datus pada kata pembukaannya.

Wisma Bettlehem diinisiasi ole

Lingkungan Pastoran Paroki St. Andreas, Ayata

Pastor Paroki karena keterbatasan kamar di Pastoran.
Sementara, Pastoran lama yang berdinding kayu sudah tidak layak lagi. 
Bapak Uskup dalam homilinya mengajak umat untuk menyadari peran rumah Allah dengan mendasarkan pada refleksi tentang keinginan Raja Daud untuk membuat rumah Tabut Perjanjian yang terealisasi dalam diri anaknya Raja Salomo.
“Rumah Pastor,  gagasan awalnya tidak terlepas dari gagasan Rumah Tuhan,” tegas Uskup. Selanjutnya Uskup mengatakan, “karena Rumah Tuhan merupakan tempat untuk memuja dan beribadah maka rumah Tuhan juga sebagai tempat meminta pertolongan pada Allah”
“Gereja-gereja merupakan rumah pertolongan. Maka dalam situasi-situasi khusus, darurat, gereja pun bisa menjadi tempat pertolongan untuk menampung para pengungsi,” kata Uskup Datus.
Pada kesempatan itu Uskup mengajak umat untuk terus berkembang dalam iman dan belajar dari dasar-dasar pertolongan Tuhan. Uskup juga berharap agar kita menjadi agen-agen penolong bagi orang yang membutuhkan.
Sementara itu, Pastor Paroki, Pater Ferdi menegaskan bahwa ide pembangunan wisma ini tidak terlepas dari ungkapan syukur 20 tahun Episkopal Uskup Hilarion Datus Lega. Ia ingin menandai peristiwa itu dengan membangun wisma sebagai jawaban atas kekurangan fasilitas Pastoran.
Selain itu, Pater Ferdi juga menyadari, pembangunan ini juga sebagai tanda proses pemulihan situasi yang dihadapi Masyarakat di Wilayah Aifat Timur ini.
“Tantangan Pastoral di wilayah ini adalah keamanan. Kami pernah mengungsi hampir empat tahun. Awal tahun ini kami baru kembali ke kampung dan memulai aktifitas kembali” kata Pater Ferdi.
Pastor Ferdi juga mengharapkan keamanan di Wilayah Pastoralnya yang sangat luas ini segera pulih supaya bisa menjalankan karya Pastoral dengan baik demi menumbuhkan kembangkan iman umat.
Senada dengan hal tersebut, Thomas Aintebo, Ketua Dewan Paroki mengungkapkan rasa syukur atas kunjungan Uskup Manokwari-Sorong di Aifat raya ini. Dia berharap, agar kunjungan Bapak Uskup menjadi tanda kedamaian dan keamanan di Wilayah tersebut.
“Kami berharap kehadiran Bapak Uskup menjadi tanda kedamaian di wilayah kami ini. Kami pernah lari dan mengungsi. Tapi kini kami telah kembali. Cukup sudah. Kami tidak mau lari dan mengungsi kembali” kata Thomas.
Perayaan pemberkatan yang dilaksanakan menjelang vigili natal itu diakhiri dengan makan siang bersama. (FK).