Rangkaian kunjungan pastoral Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, ke Tim Pastoral Wilayah Manokwari, tanggal 18-22 November 2024, selain mengunjungi proses pembangunan Gereja St. Carlo Acutis Ransiki dan pembangunan pastoran Paroki Sanggeng, juga memberkati gedung SMP YPPK St. Albertus di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Misa pemberkatan dilaksanakan pada 20 November 2024, pukul 08.00 WIT, di Gereja St. Laurensius, Wasior. Perayaan yang dipimpin oleh Mgr. Datus dan di dampingi oleh Pastor Paroki, Rm. Yustinus Edy Purwanto, CM bersama P. Alex Ate, Pr berlangsung khidmat dan meriah.
Hadir dalam perayaan tersebut seluruh siswa-siswi SMP YPPK St. Albertus yang berjumlah sekitar 130 siswa, anak-anak dari Taman Kanak-Kanak St. Laurensia, para guru dan sejumlah umat.
Dalam sambutannya, Mgr. Datus pertama-tama mengucapkan ucapan terima kasih kepada Pastor Paroki dan Dewan Paroki, Para Suster Dina Santo Yoseph (DSY) yang saat ini berkarya di bidang pendidikan di Wasior, para Guru, dan pemangku kepentingan adat yang mendukung pendidikan sekolah Katolik di Teluk Wondama.
Uskup juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah Kabupaten Teluk Wondama dan Provinsi Papua Barat yang telah mendukung pendidikan sekolah Katolik. Salah satu bentuk dukungan mereka adalah dengan pembangunan gedung-gedung Sekolah yang ada saat ini.
Menurut Uskup, SMP YPPK di Wasior diberi nama St. Albertus sesungguhnya untuk memberikan penghormatan sekaligus mengenang jasa-jasa Bapak Bupati pertama Teluk Wondama, Albertus Toray.
Pendidikan Katolik di Teluk Wondama dimulai pasca terjadinya bencana banjir bandang di Wasior yang menelan ratusan jiwa pada tahun 2010. Pertama-tasma di bangun Sekolah Dasar YPPK St. Laurensia yang saat ini berada di kompleks Gereja lama. Dua tahun sesudah itu mulai didirikan PAUD YPPK St. Laurensia yang berada di kompleks yang sama. Sementara pembangunan SMP YPPK St. Albertus dimulai pada tahun 2018 dan di bangun di komplek Gereja yang baru.
Uskup berharap agar pendidikan Katolik di Wasior terus berkembang dan memberikan pencerdasan bagi masyarakat di Teluk Wondama. Uskup juga berharap, agar pembangunan gedung sekolah terus dilanjutkan hingga tuntas.
Sementara itu, Pastor Paroki, Rm, Yustinus Edy Purwanto, CM menegaskan bahwa kiprah SMP YPPK St. Albertus relatif masih baru. Sekolah ini baru berjalan kurang lebih empat tahun dan telah meluluskan satu angkatan pada tahun ini.
Menurut Pastor Paroki, kehadiran SMP ini mengakomodir kerinduan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Oleh karenanya, anak-anak yang bersekolah di tempat ini bukan hanya yang beragama Katolik. Justru dari keseluruhan siswa, prosentase terbanyak dari anak yang beragama Kristen Protestan.
Pastor Paroki berharap agar sekolah ini mendapat dukungan dari semua pihak sehingga semakin berkembang dan bisa membuka pula sekolah SMA atau SMK di Wasior.
Kepala Sekolah SMP YPPK St. Albertus, Sr. Winandy DSY, bersyukur karena gedung-gedung sekolah telah diberkati oleh Bapak Uskup. Menurut Suster, animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak di SMP Katolik ini cukup besar. Hal ini terbukti dengan jumlah siswa yang semakin meningkat. Menurut Suster, masyarakat masih percaya dengan kualitas pendidikan di sekolah Katolik yang menekankan kedisiplinan, sopan santun, tata krama, dll.
Suster juga mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Bapak Uskup dan semua pihak yang mendukung perkembangan sekolah ini. Teristimewa pemerintah kabupaten Teluk Wondama dan Provinsi Papua Barat yang cukup memberi perhatian dengan pembangunan infrastruktur berupa gedung-gedung yang dibutuhkan.
Walaupun demikian, Suster mengakui bahwa sarana prasarana yang menunjang proses pembelajaran masih sangat minim. Kekurangan yang sangat dirasakan saat ini seperti Laboratorium komputer, perpustakaan, dan laboratorium IPA. Suster berharap pendidikan di SMP YPPK St. Albertus semakin baik dan sarana prasarana akan semakin terpenuhi.
Pendidikan Katolik di Wasior saat ini semakin berkembang. Menurut Romo Yulianus Niba, CM, Pastor rekan Paroki St. Laurensius, animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak di Sekolah Katolik cukup tinggi. Terlebih dengan kehadiran para Suster yang saat ini berkarya di dunia pendidikan semakin menarik perhatian masyarakat. Secara kuantitas meningkat dan secara kualitas juga semakin baik.
Namun, menurut Romo Abin, sapaan akrabnya, sekolah-sekolah Katolik di Wasior masih kekurangan sarana prasarana. Misalnya saja di SD YPPK St. Laurensia. Setiap tahun mereka harus menolak banyak siswa karena kekurangan ruang kelas. Bahkan saat ini, masih ada anak-anak yang harus sekolah siang karena kurangnya ruang kelas.
Hal senada diungkapan Ibu Yulianti Duman Banan S.Pd, Kepala Sekolah SD YPPK St. Laurensia, kendala besar yang dihadapi saat ini adalah kekurangan ruangan kelas. Jumlah siswa yang mendaftar besar namun terpaksa harus ditolak karena kekurangan ruangan kelas.
Romo Abin sangat yakin sekolah Katolik di Teluk Wondama akan hadir sebagai pioner dan semakin meningkatkan mutu pendidikan untuk pencerdasan anak bangsa di Kota Peradaban, Wasior. Dia berharap agar kendala-kendala yang dialami saat ini segera teratasi. (FK)