Makna Logo Tahun Suci  Yubileum 2025

213
Logo Tahun Suci Yubileum 2025

Tahun Suci Yubileum 2025 telah resmi dibuka dan saat ini kita telah menapaki peziarahannya hingga 6 Januari 2026. Tahun Yubileum yang diadakan setiap 25 tahun sekali ini mengusung tema “Pregregrinantes in Spem” atau “Peziarah Pengharapan”. 

Dalam peziarahan pengharapan ini, umat Katolik diajak untuk memperbaharui relasi dengan Tuhan, sesama dan seluruh ciptaan. Secara istimewa, di tahun ini, Paus Fransiskus mengundang umat Katolik untuk memperbaharui harapan dan memahami diri, bahwa umat manusia sebagai “peziarah di bumi”, bukan penguasa di bumi.

Harapan Paus Fransiskus tersebut dituangkan dalam logo resmi yang diluncurkan sebagai refleksi dari Tahun Suci Yubileum 2025 ini. Dalam logo tersebut digambarkan empat figur dengan warna biru, hijau, kuning dan merah, yang saling berpelukan. Lalu figur utama dari gambar tersebut memegang Salib berbentuk melengkung yang berujung jangkar. Kemudian dibagian bawah gambar tersebut digambarkan ombak.

Setiap gambar dari logo tersebut memiliki arti masing-masing yang menggambarkan sebuah peziarahan pengharapan umat manusia. Pertama, empat figur dengan warna biru, hijau, kuning dan merah. Keempat figur ini melambangkan seluruh umat manusia dari empat penjuru bumi. Gereja mengundang seluruh umat manusia untuk berziarah bersama menuju pada keselamatan.

Kedua, empat figur saling berpelukan. Gambar ini diartikan sebagai solidaritas dan persaudaraan yang harus dijaga untuk menyatukan seluruh umat manusia. 

Ketiga, memegang Salib. Salib merupakan lambang keimanan dan harapan yang tidak boleh ditinggalkan dan terlepas dari kehidupan kita. Salib menjadi kekuatan yang selalu menumbuhkan harapan di saat-saat yang paling membutuhkan.

Keempat, gambar obak. Ombak besar melambangkan realitas kehidupan manusia. Kita diingatkan bahwa peziarahan kehidupan itu tidak hanya melalui jalan yang mulus. Banyak rintangan dan kesulitan yang dihadapi umat manusia dalam peziarahan harapan ini. 

Kelima, Salib berujung jangkar. Jangkar melambangkan harapan. Kehidupan yang sangat luas, yang diwarnai dengan pelbagai dinamika hidup yang tidak ringan, menuntut panggilan yang lebih besar untuk berharap. Pengharapan yang kokoh menjadi kunci agar tidak tenggelam di tengah deru gelombang dahsyat yang menerpa peziarahan hidup kita.

Keenam, gambar salib melengkung. Ini merupakan gambaran dinamika kehidupan manusia dalam jalan peziarahan. Perjalanan bersifat dinamis dan Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia sendirian. Mereka mengulurkan tangan dan merangkul orang yang membutuhkan untuk menawarkan kepastian kehadirannya dan harapan. 

Dengan melihat makna masing-masing dari logo tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa perjalanan peziarahan ini bukan perjalanan individual. Perjalanan peziarahan kita adalah peziarahan komunal, dibangun atas dasar semangat kebersamaan yang menekankan solidaritas dan persaudaraan. Selain itu, perjalanan peziarahan kita ini juga merupakan perjalanan yang dinamis. Dinamisme perjalanan ini menuntut orang untuk semakin dekat dengan Salib. (FK)