Dengan prinsip hidup “jangan sampai lembaga ini hancur di tangan saya”, Kund Agapa telah membuktikan dirinya sebagai bendahara yang berdedikasi dan memiliki komitmen tinggi untuk menjaga keuangan YPPK FA tetap kuat dan sehat.
Prinsip hidup ini ditegaskan Kund Agapa, bendahara sekaligus Kabag Keuangan Sekretariat Eksekuti YPPK Fransiskus Asisi (SE’YPPK FA) Kota Kabupaten Jayapura pada acara serah terima jabatan bendahara, yang dilaksakan di Cafe D’Jimbaran Papua, di Holtekamp, Sabtu siang (25/01/2025).
Pesan ini dititipkannya kepada segenap keluarga besar YPPK FA mulai dari: Pembina, Badan Pengawas dan Pengurus, Sekretaris SE’YPPK FA Provinsi Papua, para Direktur, Kabag hingga Kepala-kepala sekolah.
Diakuinya bahwa pesan ini merupakan prinsip hidup yang dipegang teguh selama melaksanakan tugas sebagai seorang bendahara.

Sebagai bendahara bukan hal yang baru bagi pria yang bernama lengkap: Kundradus Agapa itu. Sejak menyelesaikan studi diploma ilmu pendidikan dasar, bukannya mengajar sebagai guru. Dia justru menghabiskan waktunya bekerja sebagai bendahara di berbagai instansi.
Sebelum bekerja di instansi lain, Kund terlebih dahulu melamar kerja di kantor Keuskupan Jayapura, namun tidak diterima. Walau ayahnya seorang pegawai keuskupan yang bekerja di Moane-mani. Situasi ini tidak membuat Kund putus asa.
Tahun 1996, dia diterima bekerja di Koperasi Credit Union (CU) APO, lalu PKM, dan bendahara di Paroki APO.
Di Paroki APO, pemuda Panitia itu, bekerja sebagai bendahara pembuat laporan keuangan, yang wajib dilaporkan ke Kantor Keuskupan. Tahun 1997, laporan keuangan yang dibuat itu diakui Uskup Leo, Br. Henk Van Mastrig, OFM, dan Bapak Max Welerubun (Ekonom Keuskupan) sebagai laporan terbaik, dan saat itu Paroki APO mendapatkan penghargaan dari Keuskupan.
Setahun kemudian, tepat 1998, Kund diminta lagi bekerja sebagai Bendahara di LPMAK, yang berpusat di Timika untuk mengelola dana 1% PT. Freeport yang diperuntukkan bagi 7 suku.

Memasuki tahun 2000, Tim Audit Anderson dari USA melakukan audit laporan keuangan kepada semua kantor perwakilan LPMAK di seluruh Indonesia. Setelah memeriksa laporan keuangan dari berbagai kantor perwakilan LPMAK di wilayah-wilayah lain, akhirnya Tim Audit Anderson pun tiba di Jayapura.
Ketua dan Bendahara dari 7 suku diundang hadir. Sebelum memeriksa laporan keuangan, Tim terlebih dahulu melakukan wawancara. Tatkala ketujuh suku itu tidak punya pengurus yang jelas, Tim tak perlu memeriksa laporan keuangan mereka, sebab bagi Tim sudah jelas bahwa uang pasti hilang. Namun setelah melewati wawancara, laporan keuangan dari Suku Kamoro yang dibuat Kund pun diperiksa. Tim audit Anderson itu bangga dan terheran-heran sebab laporan pertanggung jawaban keuangan sesuai dengan prosedur pemeriksaan.
“Bapak-bapak, kalau mau supaya uang LPMAK tidak hilang, ikutilah laporan ini” kenang Kund sambil mengangkat sebuah laporan keuangan, memperagakan cara bicara ketua Tim Anderson.
Sebagai pembuat laporan keuangan terbaik, Kund dan Ketuanya mendapatkan sertifikat penghargaan dari Tim Audit Anderson USA.
Dengan pengakuan internasional ini, Kund Agapa, merasa puas dan bangga. Apalagi Ketua Tim Audit Anderson menanyai “apakah benar Anda seorang akuntan?” Kund mengelak, “tidak!” Lalu Ketua Tim melanjutkan: “Laporan seperti ini hanya bisa dibuat oleh seorang akuntan yang lulusan Amerika”. Mendengar itu Kund bangga, sebab ternyata apa yang dipelajarinya secara otodidak itu tidak sia-sia.
Tahun 2003, setelah Timika resmi ditetapkan Vatikan menjadi keuskupan baru di Papua, Bapak Max Welerubun, harus dipindahkan untuk menjadi ekonom. Saat itu, terjadi kekosongan jabatan ekonom di keuskupan Jayapura.
Untuk mengisi jabatan kekosongan ekonom keuskupan Jayapura, Kund pun dicari oleh Bapak Max Welerubun untuk dimintai kesediaannya sebagai Ekonom Keuskupan. Namun Kund dengan berani menolak. Sebab dia malu karena pernah melamar sebagai pegawai keuskupan tapi ditolak.
“Harga diri saya di atas segalanya. Saya tidak bisa menerima tawaran ini. Kalau mau menerima, maka harus membayar sesuai permintaan saya” kata Kund tegas. Namun tawaran itu tidak mungkin sebab ada aturan terkait kontrak kerja pegawai.
Meskipun menolak untuk bekerja di keuskupan, tahun 2005 pria pekerja keras, penuh dedikasi itu, akhirnya menambatkan hatinya di YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura. Tiga bulan dikontrak, pada bulan keempat tepatnya Oktober 2005, Kund bersama seorang rekannya langsung ditetapkan sebagai Calon Pegawai Tetap Yayasan. Setahun kemudian, Oktober 2006, Kund bersama rekannya itu diangkat sebagai Pegawai Tetap Yayasan.
Tahun 2007, selama 10 bulan ia dipindahkan ke SMP YPPK St. Paulus Abepura untuk membenahi keuangan sekolah. Tidak lama berselang, tahun 2008 dirinya ditarik kembali sebagai Kabag Keuangan YPPK Fransiskus Asisi Jayapura Provinsi Papua di Argapura hingga tahun 2014.
Tanggal 01 Januari 2015, dia dipindahkan lagi ke Kantor SE’YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura sebagai Kabag Keuangan hingga Pensiun tepat di hari ulang tahunnya yang ke- 55, 03 Juni 2024. Meski sudah pensiun, sang pemilik hati kebapaan ini, masih dikontrak lagi selama 6 bulan hingga Desember 2024.
Dalam pengabdiannya sebagai bendahara, tahun 2023 terbukti Kund bersama mantan direkturnya, Silvester Lobya, berhasil mendirikan gedung Kantor SE’YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura yang berdiri megah di Kotaraja hingga hari ini.
Dengan demikian, selama 19 tahun lebih Kund telah mengabdikan dirinya bekerja di YPPK FA. Hari ini (Sabtu, 25/01/2025) acara serah terima jabatan Kabag Keuangan sekaligus Bendahara Kantor SE’YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura resmi diserahkan kepada Ibu Lusia Yayuk Sri Rahayu, S.Pd, mantan Bendahara SMP YPPK St. Paulus Abepura, yang juga akan memasuki masa pensiunnya, tepat tanggal 02 Januari 2027 mendatang.
Pesan Profetisnya
Mensinyalir dinamika kepemimpinan di YPPK FA hari ini, Kund menyampaikan pesan ini: “Jangan sampai YPPK hancur di tangan Bapak/Ibu”. Pesan ini disampaikan untuk menjadi perhatian bersama. Bagi dia, YPPK akan eksis apabila penempatan para pimpinan harus sesuai dengan kualitas diri dan prestasi. Jangan asal pasang orang, apalagi didasarkan pada sikap suka tidak suka, senang tidak senang. Ini sangat berbahaya.
YPPK membutuhkan orang dengan kemampuan leadership yang kuat, memiliki pengalaman kerja yang memadai dan tidak memiliki orientasi pribadi yang tidak sejalan dengan tujuan utama YPPK.
“Saya berharap YPPK tetap berkembang, lebih maju lagi dari sekarang, karena tantangan ke depan baik di bidang keuangan maupun akademik lebih berat. Karena itu, para bendahara di tingkat satuan pendidikan YPPK harus diawasi baik, terus dikontrol dan membina mereka dengan baik, jangan lepas. Karena YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura merupakan dapur untuk YPPK besar. YPPK Kota membiayai 5 Kantor YPPK yang berada di wilayah-wilayah. Kalau dapur YPPK mati, maka YPPK besar pasti mati” ungkap Kund penuh harap.
Untuk menyiasati situasi yang kurang menguntungkan YPPK ke depan, Kund mengingatkan Badan Pengawas-Pengurus, dengan kemampuan yang ada, agar harus lebih berinovasi dalam membenahi sistem administrasi keuangan yang ada di satuan pendidikan.
“Jangan asal turun audit, lalu lepas, tapi harus disertai pembinaan dan perbaikan administrasi, itu sangat penting,” tegas Kund
Perlu Kaderisasi Pemimpin
Melihat mekanisme penempatan pemimpin YPPK FA yang kurang maksimal, pria kelahiran 03 Juni 1969 itu, sangat berharap agar Badan Pengurus Pengawas harus lebih obyektif menempatkan orang sesuai dengan kualitas diri, kemampuan manajemen, dan kepemimpinan yang teruji, serta bermoral baik, secara khusus bendahara-bendahara.
Karena itu dia berpesan agar YPPK FA ke depan mesti secara kontinyu melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk menyiapkan kader-kader YPPK FA guna mengisi jabatan baik sebagai Kepala Sekolah maupun bendahara.
“Badan pengurus pengawas harus berani mengeluarkan uang untuk membina kader-kader YPPK FA yang berkualitas, yang berasal dari Guru Pegawai Tetap Yayasan (GPTY) untuk mengisi kekosongan jabatan baik sebagai Kepala Sekolah maupun Bendahara, sebab mereka adalah pemilik Yayasan. Mati hidupnya Yayasan menjadi tanggung jawab mereka. Mereka akan tetap setia mengabdi di YPPK hingga pensiun,” tegas Kund diakhir sambutannya.
Di sela-sela acara perpisahan itu, Direktur SE’YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura, Ferdinando Lase, S.Kom menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Kund Agapa atas pengabdian dan dedikasinya bagi YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura.
“Tentunya Pak Kund sebagai Kabag Keuangan cukup berpengalaman, meninggalkan satu legasi ya. Saya berharap apa yang sudah dibuat Pak Kund ini bisa ditindaklanjuti lagi dengan baik oleh Kabag yang baru. Memang saya tahu ini tidak mudah, karena kita tidak melakukan suatu pengkaderan, kita belum sempat melakukan itu. Jadi saya berharap ke depan Pejabat yang baru ini bisa melanjutkan apa yang sudah ditinggalkan Pak Kund. Juga, saya berharap Pak Kund tetap sehat, semangat berkarya di mana pun. Kalau misalnya kami masih membutuhkan tenaganya, buah pikirnya, saya berharap beliau masih mau berbagi dengan kami. Lebih dari itu, semoga Pak Kund diberkati selalu,” harap Direktur
Akhir dari perpisahan itu, diberikan sebuah cenderamata berupa cincin dari Para Kepala Sekolah dan Bendahara di lingkungan YPPK FA Kota Kabupaten Jayapura sebagai wujud cinta dan kepedulian mereka kepada Bapak Kund yang akan menikmati hari-hari pensiunnya bersama keluarga tercinta. (Demmy Namsa)