Saya pernah berada dalam situasi yang teramat sepi. Sebagai imam yang berkarya di seminari sudah pasti saya hidup bersama sejumlah besar seminaris dan rekan formator lainnya, sehingga logikanya tidak ada alasan untuk saya merasa sepi. Lalu kesepian macam apa yang pernah saya alami. Nah, hal inilah yang menjadi fokus dari refleksi saya dalam tulisan ini.
Saya seorang imam yang telah menerima tugas pelayanan menjadi seorang formator di seminari sebut saja Seminari Petrus van Diepen-Keuskupan Manokwari-Sorong. Di seminari Petrus van Diepen rupa-rupa kegiatan jasmani dan rohani telah dikemas sedemikian teratur sehingga semua berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan bersama. Setiap waktu selalu diisi dengan aktivitas yang berdayaguna baik untuk para seminaris maupun untuk staf formator.
Sebagai salah satu formator selain bertugas menjadi pembina, saya juga mendapat tugas lainnya dalam keseharian. Karena itu kecakapan manajamen waktu amat dibutuhkan. Saya menyadari bahwa saya kerapkali tidak menggunakan waktu secara efektif sehingga dapat mengganggu kegiatan yang sudah direncanakan dalam komunitas. Di pihak lain ada kecenderungan untuk fokus hanya pada kegiatan tertentu yang diinginkan yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam menjalankan tugas pelayanan.
Kadang-kadang saya tenggelam dalam rupa-rupa kegiatan lahiriah yang menyebabkan kegiatan ronaniah menjadi mandek (baca: tidak berjalan sebagaimana seharusnya). Inilah salah satu penyebab mengapa saya mengalami desolasi (kesepian rohani). Gejala desolasi semakin terasa bila saya hanya bersandar pada kekuatan sendiri dan mengabaikan keterlibatan Tuhan.
Kesadaran akan ketidaksempurnaan saya ini justru mengahantar saya kembali berbenah untuk selalu bersandar pada kekuatan Tuhan dalam menjalankan rutinitas harian dalam komunitas. Saya menyadari sehebat apapun saya menjalankan rutinitas dalam keseharian; apabila tidak melibatkan Tuhan maka semua rutinitas itu menjadi semu alias tidak mempunyai roh. Sehingga yang terjadi adalah desolasi.
Desolasi akan berakibat fatal untuk saya sebagai seorang formator apabila tidak disadari. Desolasi akan menyebabkan iman, harap dan kasih akan melemah. Jika landasan dasar kerohanian makin melemah maka pada titik ini saya menyadari bahwa roh jahat sedang menjalankan tugasnya dengan baik.