Persaudaraan Sejati Terbalut Rapi Dalam Rangkaian Kegiatan Perayaan 129 Tahun Misi Katolik Di Tanah Papua.

171
Perayaan 129 Tahun Misi Katolik Di Tanah Papua.
Foto ilustrasi penerimaan salib atau agama yang disambut oleh masyarakat muslim kampung Sekru kala itu

FAKFAK – “Sekarang menjadi tugas kita bersama untuk melanjutkan, menjaga dan memelihara nilai-nilai baik yang dibawa bahkan dialami Pastor Le Cooq ditanah ini”

Hal tersebut disampaikan Mgr. Hilarion Datus Lega, dalam kesempatan Homilinya di pulau Bonyom, Kampung Brongkendik Distrik Fakfak Tengah pada perayaan Misi Katolik ke-129 di Tanah Papua, Selasa (23/5/2023).

Dalam homili pembuka, Bapa Uskup Mgr. Hilarion Datus Lega menyampaikan ” Hari ini kita merayakan syukur atas kemuliaan kebesaran rahmat Tuhan, yang memungkinkan Pastor Cornelis Le Coq d’Armandville mendarat dikawasan ini dan membawa kekristenan dalam warna Katolik, kini menjadi tugas kita bersama untuk melanjutkan, menjaga dan memelihara.”

Yang Mulia Mgr. Hilarion Datus Lega, Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong

Diterangkan, “mengenai rahmat Tuhan marilah juga kita belajar dari saudara, saudari kita kaum muslimin dan muslimah, di mana ketika Nabi Muhamad SAW memulai Islam Ia mengajarkan antara lain, Islam itu adalah Rahmatan lil alamin yang artinya rahmat bagi seluruh alam semesta ini, betapa mulia doktrin ini yang menjadikan Islam dalam perjalanan sejarah mengeluarkan ajaran-ajaran dari penghayatan mengenai persaudaraan sejati antar umat islam dikenal dengan ikhwanul muslimin dan diperdalam juga dengan Amar ma’ruf nahi munkar, yang secara sederhana artinya dengan berbuat baik sebanyak, banyak, banyaknya maka tidak ada lagi waktu untuk berbuat yang tidak baik,” terangnya.

Mgr. Hilarion juga mengungkapkan hal yang sama tentang ajaran kekristenan, ” dalam injil kita pun itu sudah sangat jelas, yang dibawa oleh Yesus dari Nazaret, oleh karena itu untuk menyelaraskan perhimpunan besar kita pada hari ini, di mana saat ini, kita juga sedang menghayati persaudaraan bersama orang Muslimin Muslimah dengan orang Kristiani Katolik dan Protestan, ajaran-ajaran inti dari agama-agama ini harus kita angkat kepermukaan,” tegasnya.

“Bpk Ibu Sudara-Saudari, betapa luhur dan besarnya persaudaraan sejati, bukan hanya berdasarkan Alkitab atau Al-Qur’an tapi juga oleh kearifan lokal yang telah diturunkan dari leluhur kita berabad-abad lamanya, itulah intisari dari kehidupan ini,” ucap Yang Mulia Uskup Keuskupan Manokwari Sorong.

Hal senada juga disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Penyelenggara Clemens Adopak kepada tim komsos usai Perayaan Misa, ” di sinilah nampak filosofi Satu Tungku Tiba Batu sangat terasa, semua terlibat dalam keakraban dan mendukung pelaksanaan Perayaan 129 Tahun Misi Katolik Di Tanah ini, semoga ke depan kita bersama baik Islam, Katolik dan Protestan tetap berdampingan sesuai filosofi yang telah ditanamkan oleh para lelulur ditanah ini,” ucapnya.

Menurut cerita sejarah dari masyarakat Kampung Sekru, bahwa memang begitulah yang dialami oleh misionaris Le Coq d’Armanville, kala mengijakan kakinya tepat diKampung Sekru, diterima oleh masyarakat beragama Islam.
————-

@komsos paroki santo paulus wagom