Sastra dan Budaya-Papua Barat

14
Bpk. Samuel Bless
Bpk. Samuel Bless
 
Cerita Kasuari Dari Kebar, Tambrauw
 
Pertama kali, Kasuari memiliki seorang anak bayi, laki-laki  anak itu bertumbuh besar dan meminta makanan manusia. Dan juga meminta  pisau tajam untuk bekerja dengannya. Ibundanya, kasuari membawa sebuah parang, kampak, dan peralatan lainnya melewati api. Dan kemudian dari waktu ke waktu  anak laki-laki  itu bertumbuh besar (yang dulu  seorang diri). Mengerjakan rumah besar dengan banyak kamar. Selanjutnya, Ibunya, Kasuari itu  berpesan kepadanya, Anak, bila kamu ingin memilki banyak orang,  Anda jalankan perintah ini, bunuh saya, dan saya minta agar engkau potong tubuhku menjadi beberapa potongan daging, dan  sebarkan daging-daging saya di setiap  kamar, di bagian dalam kamar, di atas rumah itu! Dia berkata juga, bahwa, tinggalkan rumah di pagi hari dan kembali lagi sebelum hari mulai gelap Ia pun melakukan seperti itu, dan ia datang kembali pada malam hari, rumah penuh sesak dengan manusia. Ada orang Abun (Abun Yembun), ada orang Mare, ada Orang Mpur, orang China, dan ada orang Indonesia. Pada awal-awalnya, mereka sangat ketakutan,  tetapi salah seorang dari orang-orang baru itu berkata, bahwa semua mereka itu adalah Saudara-Saudara Anda! Kemudian anak laki-laki itu dapat berbicara dengan semua  orang yang ada, kecuali dengan orang dan Bahasa China yang memang anak itu tidak dapat berbicara dengan mereka. Hal itu karena mereka adalah orang-orang Yenden (orang asing) dengan  rambut pirangnya itu yang memang asal mulanya dari bulu-bulu leher, mata dan kepala kasuari dari Biak yang mana rambutnya tidak panjang, dan bergelombang-gelombang, yang mungkin berasal dari daerah dan berada  di daerah yang jauh, Indonesia sana karena berambut Panjang yang mungkin saja berimigrasi dari bagian tulang belakangnya Ibu Kasuari itu*
Hurune dan Putranya, Monanar

Monanare makan daging mentah melalui celah-celah di wajahnya. Tidak berbentuk dan juga tidak dapat berjalan. Celakanya lagi, ia tidak memiliki api. Ia memanah sesuatu dengan jubi  yang dimilikinya. Ia dapat jatuh ke atas bumi, di dekat seorang Perempuan. Riditio yang sedang menokok sagu . Dia hendak pergi untuk melihat dari mana orang itu dapat datang ke bumi. Dia membawa serta api. Orang yang tadi di rumah dan ketika ia melihat seorang perempuan ia mencoba untuk berjalan kearah perempuan itu dan ingin hidup Bersama perempuan itu, Pertama yakni telinga, segera setelah itu, mata, Akhirnya, perempuan itu mengajarkannya di mana tempat yang sesungguhnya ia berasal. Ia meletakkan api untuk dipegang di tangannya dia menjerit keluar dari situ. Kemudian, dia bisa berbicara. Hurune adalah ayah dari Monanare.*