Bacaan: Yesaya 11:1-10; Roma 15:4-9; Matius 3: 1-12
DOA PEMBUKA
Marilah Berdoa: Bapa yang Mahakuasa dan Maharahim, buatlah kami merindukan perjumpaan kami dengan Putera-Mu. Janganlah kau biarkan suatu kesibukan duniawi pun menghalangi kami untuk bertemu dengan Dia. Tetapi bimbinglah kami dengan bijaksana agar dapat dipersatukan dengan Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Bapak/ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan
Segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana, sifatnya hanya mendukung manusia untuk mencapai tujuannya. Ketika perjumpaan dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari itu merupakan tujuan hidup manusia, maka “hati” adalah sarana untuk mengalaminya. Hati menjadi jembatan bagi perjumpaan manusia dengan Tuhan.
Bapak/ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan
Bacaan Injil di masa Adven pada minggu kedua ini, mengulas tentang sosok Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan di padang gurun. Sesungguhnya, Yohanes-lah yang dimaksudkan Nabi Yesaya ketika Nabi Yesaya berkata, “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskan jalan bagi-Nya” (Mat. 3:1-3). Menariknya bahwa seruan Yohanes ini ia sampaikan di padang gurun. Sekurang-kurangnya ada dua makna dari padang gurun itu. Pertama, padang gurun itu melambangkan hidup yang penuh tantangan, hidup yang kering tanpa harapan, penuh bahaya yang mengancam, dan tidak ada kedamaian. Kedua, padang gurun adalah lambang hati manusia yang jauh dari kebahagiaan dan keselamatan, karena dosa. Adanya padang gurun di hati manusia inilah yang membuat Yohanes Pembaptis berseru dengan lantang: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat”! Pertobatan adalah pintu rahmat. Pertobatan dapat memungkinkan hati kita layak untuk menyambut kehadiran Yesus, sehingga kita mengalami sukacita dan kedamaian.
Bapak/ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan
Sukacita dan kedamaian itu dinubuatkan oleh Nabi Yesaya tentang kehadiran Yesus (Mesias). Kehadiran Yesus akan ditandai oleh tidak adanya permusuhan, kekejaman, dan permusuhan, dst. Semuanya telah termuat di dalam Kitab Suci. Untuk itu, Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma mengingatkan kembali agar kita berpegang teguh kepada Sabda Tuhan. “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci” (Rm. 15:5).
Bapak/ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan
Masa Adven ini merupakan masa penuh rahmat kendati kita menantikan dan mempersiapkan serta menyongsong penuh sukacita kedatangan-Nya. Kita perlu menyiapkan hati kita untuk menyambut datangnya sang Tuhan. Hati yang bengkok harus diluruskan, yang lekak-lekuk oleh kesombongan harus diratakan, agar semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. Kita menyambut-Nya dengan penuh harapan. Kita berharap dan membiarkan Allah berkarya secara nyata dalam hidup kita masing-masing. Oleh karenanya, jalan yang dapat kita tempuh saat ini, tidak lain dan tidak bukan, yakni pertobatan. Jangan tunda untuk bertobat! Bertobat dalam setiap perkataan dan perbuatan. Semoga demikian*
DOA PENUTUP
Marilah Berdoa: Ya Bapa, Engkau telah menyegarkan kami dengan pewartaan Sabda Putera-Mu pada hari ini. Kami mohon, ajarilah kami menghargai hidup di dunia ini dengan bijaksana, meski tetap mencita-citakan hidup di Surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin