Catatan Awal
Tertanggal 6 september 2024 terdengar berita duka dari rekan-rekan Frater Keuskupan Timika bahwa telah berpulang kerumah Bapa di Surga Pastor Yustinus Rahangiar, Pr. Beliau dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Provita Jayapura, diusianya yang tahun ini genap 70 Tahun, terkait diagnosis medis belum ada informasi yang disampaikan untuk umum. Dan Almarhum untuk sementara waktu disemayamkan di Seminari Tinggi Yerusalem Baru Abepura Jayapura. Misa Requem langsung diadakan setelah jenazah tiba di Aula St. Yosep STIYB pukul 18:00 jumat 6 September 2024. Rencana keberangkatan jenazah akan diterbangkan dari Jayapura ke Timika sabtu pagi dini hari, untuk kemudian akan berjalan sesuai dengan kebijakan atau keputusan yang berwenang di keuskupan Timika.
Kesan dan Pesan
Pastor kelahiran 1954 ini, meskipun usianya sudah senja namun tidak dengan semangatnya, begitulah kesan yang diceritakan oleh pastor Agus selaku formator para frater keuskupan Timika dalam misa requem hari ini. Almarhum dikisahkan meskipun dalam kondisi sakit tulang belakang saat itu namun jika ia mendengar bahwa ada umat yang mengalami masalah perang suku atau konflik tertentu, maka rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya dan ia akan segera pergi untuk memediasi kedua belah pihak agar berdamai. Bisa dikatakan bahwa sakit itu mungkin secara fisik sudah menyerang almarhum Pastor Yustinus, namun semangat kejiwaan dan cinta akan pelayanan kepada umatnya melebihi rasa sakit fisik jasmani semata.
Beberapa kisah lain yang sempat diceritakan oleh pastor Agus tentang Almarhum pastor Yustinus adalah saat kecintaan akan umat yang ia layani terutama yang berada jauh di Paroki pedalaman, maka dalam suatu kesempatan Almarhum uskup keuskupan Timika Mgr. Philip Saklil, sempat melontar pernyataan kepada pastor Yustinus, bahwa biarlah ia bertugas di Paroki itu selamanya dan Pastor Yustinus hanya membalas sambil tersenyum, dan benar bahwa ia melayani hingga akhir hidupnya.
Informasinya paroki tempat Pastor Yustinus bertugas menurut cerita pastor Agus, dalam homilinya saat misa requem disana tidak ada jaringan untuk telfon maupun jaringan internet. Tidak hanya itu tantangan lainnya adalah mobil maupun motorpun tidak ada, sehingga transportasi satu-satunya adalah dengan berjalan kaki setiap kali hendak memberikan pelayanan di tempat-tempat atau stasi-stasi yang berbeda. Selain daripada itu, karena tinggal di pedalaman dengan segala keterbatasan yang ada, maka beliau melakukan banyak hal semua secara manual sendiri, diantaranya membuat bangku dari kayu, memasak dengan tungku Api, dan hidup tanpa listrik hanya bermodal lampu petromak yang diberikan oleh umat. Kesederhanaan inilah yang beliau hayati selama masa hidupnya, selain itu tutur pastor Agus di bagian akhir homilinya sebagai bentuk penekanaan adalah semangat dari almarhum pastor Yustinus dalam melayani umat dikeuskupan Timika juga menjadi semangat yang menginspirasi para pastor muda dan juga para frater keuskupan Timika.
Menutup kesan ini, mengutip juga pesan dari Uskup Agats Mgr. Allo Murwito, OFM, melalui via WA yang kemudian diteruskan oleh Frater keusukupan Agats ke grup pengurus seminari demikian, “ Saudaraku Yustinus selamat Jalan kerumah Bapa. Tak kusangka betapa cepat engkau berangkat. Sobat terimakasih atas persaudaraan kita selama ini. Aku belajar dari kesetiaan dan Kesederhanaan dan kesetiaanmu tinggal dengan saudara-saudara yang kecil dan menderita. Bertahun-tahun engkau tinggal dalam suka dan duka bersama mereka. Hatiku tersentuh oleh kesaksian hidupmu, oleh pelayananmu. Terimakasih sobatku. Kini engkau berjalan bersama Bapa Surgawi dan bersama Kristus yang adalah jalan kebenaran dan kehidupan, menuju tempat yang telah disediakan oleh Yesus Tuhan Kita. Terimakasih Sobat. Semoga Damai Abadi Tinggal bersamamu. Selamat Jalan.”
Penutup
Sebagai wujud dan bentuk persaudaran Interdiosesan dan belasungkawa dari para frater di lima keuskupan serta dua ordo OSA dan OFM, diadakan doa secara bergiliran dari malam hingga pagi keberangkatan jenasah kembali kekeuskupan asal yakni Timika. Pada akhirnya marilah kita mendoakan almarhum Pastor Yustinus Rahangiar, Pr, dalam proses keberangkatan ke Timika, proses persemayam hingga peristirahatannya yang terakhir. Kita berdoa juga bagi semua umat di keuskupan Timika terutama mereka yang berada di tempat yang pernah almarhum layani selama masa hidupnya semoga dikuatkan dan diteguhkan dalam melalui peristiwa duka ini. Akhirnya seperti yang disampaikan dalam kitab Wahyu, 14 : 13 “ Berbahagialah orang yang Mati dalam Tuhan, supaya mereka dapat beristirahat dari Jeripayah mereka, sebab segala amal mereka mengikuti mereka.”, Dan benar pula seperti kata Yesus dalam bacaan misa requem di rumah BapaKu, banyak tempat tinggal. Selamat Jalan Pastor Yustinus Rahangiar, Pr, doa kami mengiringi kepergianmu kembali ke rumah Bapa tempat tinggal yang abadi.
Penulis: Fr. Toshiro