Sorong, komsoskms.org-Uskup Keuskupan Manokwari Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, bersama sejumlah Penjabat serta tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh Gereja Katolik telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Katolik Santo Yohanes Pembaptis Klasaman, Km 13 Kota Sorong Provinsi Papua Barat, Minggu 23 April 2023. Peletakan batu pertama ini diawali dengan Perayaan Ekaristi di Gereja Katolik Santo Yohanes Pembaptis, sebagai konselebran utama Mgr. Hilarion Datus Lega didampingi para Imam dan Diakon.
Sebelum melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Katolik Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong, Uskup bersama para Imam mempersembahkan misa kudus diawali dengan prosesi dari Sakristi menuju Altar Tuhan dihadiri Gubernur Provinsi Papua Barat diwakili Kepala Dinas PUPR Yohanes Momot, ST. MT, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjend TNI Gabriel Lema, S.Sos., Kapolda Papua Barat diwakili Kapolres Sorong, AKBP Yohanes Agustiandaru, Gubernur Provinsi Papua Barat Daya dihadiri Penjabat Walikota Sorong George Yarangga, A.Pi., M.M., Ketua DPRD Kabupaten Tambrauw, Perwakilan DPRD Kota Sorong, Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua, Pemilik Hak Ulayat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan, Para Imam, Biarawan-Biarawati, para kontraktor, Sejumlah Kepala Dinas, tamu-undangan, seluruh umat Katolik Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong Papua Barat Daya
Uskup Mgr. Hilarion Datus Lega dalam khotbahya mengajak seluruh umat Katolik untuk saling membantu dalam upaya membangun Rumah Tuhan atau Gereja. Umat harus tahu juga Gereja berasal dari kata Yunani ekklesia, atau dalam bahasa Ibrani qahal. Artinya kumpulan orang-orang beriman. Gereja adalah kumpulan umat Allah yang sudah dibaptis, yang disatukan dalam iman sejati yang satu, dalam liturgi dan sakramen-sakramen yang sama, di bawah otoritas Paus dan para uskup dalam persekutuan dengan Paus. Gereja bukan hanya kumpulan orang-orang beriman, melainkan bangunan Allah atau Rumah Allah. Allah tinggal di dalam Bait-Nya, Allah bersemayam di dalam Gereja-Nya, sehingga umat Katolik datang berdoa menyembah Tuhan. Ia hadir nyata dalam Ekaristi yang bertahkta di Tabernakel tempat menyimpan hosti kudus. Maka kita perlu membangun sebuah Gereja untuk kehadiran Allah yang Maha Kudus agar umat datang dan berdoa menyembah Allah dan merayakan Ekaristu. Untuk itu, Rumah Allah harus dibangun dengan baik, kokoh dan kuat.
Uskup memberi contoh dari Kitab Suci terkait Bait Allah yang dibangun Raja Salomo. Salomo membangun Bait Allah Israel di Yerusalem sangat megah. Pembangunan bait Allah itu sangat berbeda dengan bangunan lain, pembangunan bait ini membutuhkan waktu 7,5 tahun dan Bait Allah selesai dibangun. Rancangan Bait Allah itu didapatkan Raja Daud dari ilham sesuai Alkitab. Raja Daud menuliskan bahwa Allah adalah pemberi Ilham atas bentuk dan ukuran bait-Nya. Maka Alkitab menuliskan bahwa Bait Allah itu harus dibangun oleh seseorang yang penuh dengan kedamaian. Sejarah mengatakan bahwa Raja Salomo adalah salah satu raja yang paling berhikmat di zamannya sehingga segala yang ia lakukan berhasil dan disukai oleh rakyatnya karena ia sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya
Raja Salomo dikenal sebagai raja yang berhikmat dan kaya di dunia.Ia diangkat menjadi raja oleh ayahnya, Daud yang sudah memerintah Israel selama empat puluh tahun lamanya. Hikmat Salomo luar biasa membuatnya terkenal di seluruh bangsa sehingga semua orang dari segala penjuru ingin mendengarkan hikmatnya. Bahkan kata Uskup Datus Lega, Salomo mendapatkan mimpi setelah ia diangkat menjadi raja. Dalam mimpi tersebut Allah Israel mempersilahkan Raja Salomo untuk meminta hal yang ia inginkan. Salomo menjawab bahwa dirinya menginginkan kebijaksanaan agar ia dapat mengatur umat Allah dengan bijaksana.
Akhirnya Salomo membangun bait Allah dalam kurun waktu 40 tahun lebih. Namun sekitar tahun 587 SM terjadi perang antara Utara dan Selatan sehingga Bait Allah hancur di Kota Yerusalem. Meskipun Bait Allah telah hancur, orang Yahudi terus berdoa dan menangis di tempat itu sehingga tempat itu sering dijuluki ‘tempat ratapan’ tembok ratapan karena tempat itu merupakan tempat kehadiran Allah. Bangsa Israel tetap setia mencintai Allah dan terus mencintai tanah airnya, mereka sering menangis ketika berada di tempat itu sehingga tempat itu disebut Tembok Ratapan Bait Allah karena mereka hidup bersama Allah. Bagi orang Israel, tanah adalah harga mati karena Allah hidup bersama dengan mereka, bangsa pilihan Allah, mereka cinta akan Bait Allah. Israel dari kata El artinya Allah, Israel artinya orang yang bergaul dengan Allah.
Akhir kotbah, Uskup mengajak umat bergandengan tangan membangun RumahTuhan, tempat kediaman Tuhan. Di dalam Bait Allah, bersemayam Allah. Maka dalam Bait Allah, harus ada Tabernakel pertanda Allah sungguh hadir, inilah tempat istimewa bagi bangsa Israel. Inilah rumah ibadah yang istimewa. Mari membangun rumah Tuhan yang baik,” ucap Mgr. Datus Lega. Misa Kudus diiringi Koor dan tarian anak-anak Rekat Lingkungan Santa Ursula mengantar persembahan ke altar Tuhan. Misa kudus berlangsung dengan hikmat dan Sakral
Sebelum menuju ke tempat peletakan batu pertama,Yang Mulia Uskup Hilarion Datus Lega menyapa para tamu undangan serta para donatur yang hadir termasuk seluruh umat Paroki Santo Yohanes Pembaptis sekaligus mengucapkan terima kasih kepada semua yang ikut membantu pembangunan Rumah Tuhan di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong. Kesempatan itu, Etus Nusatjase, S.Fils Master of Seremony (M.C) memandu kegiatan peletakan batu pertama, mempersilahkan Koordinator Seksi Pembangunan Gereja Oktovianus Klau Bria memaparkan secara singkat gambaran pembangunan Gereja agar seluruh tamu undangan serta umat dapat mengetahuinya. Sebelum berkat Penutup, Uskup mengajak para Imam dan Diakon serta seluruh tamu undangan juga umat Katolik mengikuti ibadah peletakan batu pertama di lahan sebelah aula Santo Yohanes Paulus II. (Ren/Kevin Vatikano)
Sumber: Monitorpapua.com