Renungan Harian, Kamis, 20 Februari 2025
Bacaan I: Kej 9:1-13
Mazmur Tanggapan: Mzm 103:16-18.29-21.22-23
Bait Pengantar Injil: Yoh 6:64b.69b
Bacaan Injil: Mrk 8:27-33
Mengakui Yesus sebagai Putera Allah berarti menyerahkan diri, mengikuti-Nya secara total dan melakukan segala kehendak-Nya!
Bacaan Injil hari ini menampilkan pengakuan Petrus akan kemesiasan Yesus dan sekaligus pemberitahuan tentang penderitaan Yesus.
Ketika Yesus bertanya kepada para muridNya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”, Petrus dengan penuh keyakinan mengakui bahwa, “Engkau adalah Mesias!” (Mrk 8:29). Pengakuan ini sungguh mendapatkan apresiasi positif dari Yesus. Bahkan dalam Injil yang lain, Petrus langsung mendapat tanggungjawab besar bagi perkembangan komunitas kristiani.
Namun, di sisi lain, ketika Yesus memberitahukan tentang penderitaan yang akan dialami-Nya, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari” (Mrk 8:31), Petrus seakan memberontak, “Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.” (Mrk 8:32). Pemberitahuan itu terasa aneh di telinga Petrus.
Petrus tidak menghendaki penderitaan terjadi dalam diri Sang Mesias yakni Yesus dan seluruh pengikut-Nya. Dia tidak rela untuk menanggung penderitaan bersama Yesus, Guru-Nya.
Sikap egois inilah yang membuat Yesus marah kepadanya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mrk 8:33).
Menjadi pengikut Kristus yang sejati berarti berani dan dengan sungguh mengakui bahwaYesus adalah Putera Allah.
Pengakuan ini menunjukkan sikap percaya dan kesiapsediaan untuk mengikuti-Nya secara total. Artinya, mengikuti dengan semangat pengorbanan dan kerendahan hati. Kita harus berani memikul salib dengan tekun dan setia.
Untuk itu, marilah kita belajar untuk melepaskan segala kelekatan dan keinginan manusiawi yang menghalangi kita untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati.
Kita membuka hati untuk semakin memahami kehendak Allah dan terus berjuang melakukan kehendak-Nya dalam hidup sehari-hari. Sehingga apapun tantangan dan kesulitan yang kita hadapi, kita tetap menaruh harapan kepada Dia yang selalu menopang dan menyelamatkan kita.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!