Sinode Keuskupan Manokwari-Sorong Telah Berakhir

8
Pastor Emanuel Tenau (Kanan), Menyerahkan rangkuman hasil Sinode Keuskupan Manokwari-Sorong kepada Bapa Uskup, Mgr. Hilarion Datus Lega, di hadapan para imam, peserta Sinode dan sejumlah umat yang hadir. 

Sorong, Komsos KMS.com-Sinode Keuskupan Manokwari-Sorong dengan mengusung tema “Membina Diri Dalam Gereja Yang Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, Misi”. Telah berakhir pada Kamis (15/9/2022). Sinode yang dilangsungkan di Aula Lux Ex Oriente sejak 12-15 September ini sedikitnya dihadiri oleh 181 orang terdiri dari Uskup, Vikjen, peserta 132 orang dari 7 Tim Pastoral Wilayah (TPW), panitia 50 orang dan ada juga sejumlah umat yang hadir di luar dari perhitungan ini. Kehidaran peserta sinode ini, adalah wujudnyata dari semangat sinodal umat Keuskupan Manokwari-Sorong, untuk bersekutu, berpartisipasi dan bermisi, dalam memajukan gereja Diosesan.

Sinode ini berjalan tanpa hambatan, semuanya lancar, panitia bekerja dengan amat maksimal didukung dengan keterlibatan umat sehingga membentuk sebuah tim yang solid dalam membangun sebuah harapan gereja yang sinodal di  Keuskupan Manokwari Sorong. Di atas dari semuanya itu, suksesnya kegiatan sinode ini semata-mata karena penyertaan Tuhan. Penyartaan Tuhan inilah, yang menjadi intisari pewartaan  dalam Khotbah Mgr. Hilarion Datus Lega (Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong) pada misa Penutupan Sinode di Aula Aimas Hotel and Convention Center, Kamis (15/9/2022).

Dengan berkiblat pada Bacaan Kitab Suci hari itu, Bapa Uskup menegaskan bahwa kemurahan Tuhan, belas kasih Tuhan dan penyertaan Tuhan, dalam hidup kita amat  fundamental. Kalau kita mencermati kitab-kitab perjanjian Baru ibaratnya sebuah bingkai dari awal sampai akhir itu adalah gambaran penyertaan Tuhan. Pada puncak dari gagasan penyertaan Tuhan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru, kita membaca pada bagian terakhir dari kitab Wahyu. dalam satu kata kunci yang berjudul Maranatha, (datanglah Tuhan datanglah). Jadi bingkai yang melingkupi seluruh perjanjian baru  adalah penyertaan Tuhan dari Emanuel (Allah menyertai umatNya) sampai Maranatha (datanglah Tuhan datanglah). Signifikansi dari penyertaan Tuhan begitu fundamental sehingga orang dalam berjalan bersama membutuhkan sekali penyertaan Tuhan. Ada bersama dalam proses sinodalitas berjalan bersama itu terangkai dengan sebaik-baiknya, sebertanggungjawabmungkin dan seluhur-luhurnya.

Selanjutnya rangkaian seluruh proses sinode terus berjalan hingga pada puncaknya dibacakan rangkuman hasil dari kesepakatan bersama  peserta sinode. Ada banyak gagasan yang dihasilkan dalam sinode yang telah berlangsung di antaranya 15 poin ini yakni: (1), pemimpin penggerak baik pastor paroki, pengurus dewan, pengurus stasi, pengurus lingkungan, untuk selalu bergerak bersama, (2), Gereja mengajar tentang Injil, moralitas, sosial di tingkat OMK, ME, stasi, lingkungan dan agama lain, (3), partisipasi gereja pada kehidupan orang miskin, terpinggirkan, dan masyarakat umumnya, (4), Gereja mendengarkan tentang penderitaan, kelaparan, kehausan, kesakitan, serta tantangan zaman (keterbukaan dunia informasi dan teknologi), (5), Gereja Rumah Tangga (Ecclesia Domestica), keluarga-keluarga memiliki kebahagiaan tetapi juga problem kehidupannya, gereja selalu ada bersama mereka, belajar bersama, gereja berada atas dasar keluarga,

Pastor Emanuel Tenau membacakan hasil rangkuman Sinode Keuskupan Manokwari-Sorong, di hadapan seluruh imam dan umat yang hadir pada misa penutupan Sinode, Kamis (15/9/2022)

(6), Gereja membangun, jemaat dibangun dengan dialog, (7), Gereja membina, jemaat dapat dibina untuk terlibat aktif dalam persekutuan, (8), berjalan bersama, jemaat bersama dalam doa, lansia, orang sakit, (9), solidaritas, solidaritas bersama yang berkonflik dalam kehidupan khususnya politik praktis, (10) Gereja berbudaya, Gereja harus berdialog dengan budaya karena banyak nilai-nilai budaya yang sejalan dengan ajaran gereja, (11), Gereja berdialog, Gereja berdialog dengan semua kelompok (etnis, agama lain), (12), pastoral kontekstual, Gereja mewartakan Injil yang menjawab pergumulan hidup umat, (13) pastoral kunjungan, umat membutuhkan kujungan gembalanya, (14), pastoral kehadiran, Gereja selalu ada bersama yang menderita dan tersingkirkan, (15), Gereja membina diri, Gereja merupakan kumpulan umat berziarah dengan membutuhkan pembinaan terus menerus.

Potret umat yang sedang mengikuti perayaan Ekaristi Penutupan Sinode Keuskupan Manokwari-Sorong.

 Demikianlah Sinode Keuskupan Manokwari-Sorong telah berjalan lancar. Pada akhirnya Bapa Uskup atas nama keuskupan mengucapkan terimakasih kepada panitia penyelenggara.  Panitia Pengarah (Steering Committee) RD. Jeremias Rumlus bersama anggotanya dan Panitia Pelaksana (Organizing Committee) RD. Izaak Bame bersama timnya. Dan juga Bapa Uskup berterimakasih kepada seksi acara, seksi liturgi, seksi transportasi, seksi usaha dana, seksi perlengkapan, seksi akomodasi, seksi keamanan, seksi dokumentasi dan publikasi, seksi kesehatan dan P3K, seksi konsumsi dan kepada anggota koor.  Terimakasih juga kepada seluruh peserta Sinode dan kepada seluruh umat yang telah mendukung hingga sinode ini berjalan baik. (MS)