Mariat, Komsoskms.org-Dalam rangka menyongsong HUT ke-17 Seminari Petrus van Diepen (selanjutnya disingkat ‘SPvD’) yang bakal dirayakan pada tanggal 22 April mendatang, maka diadakan kegiatan ‘sharing alumni’ bersama adik-adik/siswa-siswa SPvD (22/03.2023). Kegiatan ‘sharing alumni’ ini mendapat dukungan penuh baik berupa moril maupun materiil dari sejumlah alumni SPvD yang tersebar di berbagai kota maupun provinsi di Indonesia, bahkan di luar negeri. Oleh karenanya, dibentuklah panitia pertemuan alumni, sebagai berikut: 1). Pembimbing/penasehat: RD. Yulianus Korain dan RD. Vian Arianto. 2). Ketua: Fr. Toshiro Narahawarin, dan wakil: Yeremias Da Lopez. 3). Sekretaris: Yanuarius Baru dan Vilanova Baru. 4). Bendahara: Herlina Irianti Tambun dan Evelyn Langoday. 5). Konsumsi: Indri Ruing, Maria Simorit dan Christo Naraha.
Di samping aneka tujuan dari ‘sharing alumni’ ini, salah satunya yakni bertujuan untuk mendukung dan menyemangati adik-adik/siswa-siswi yang sedang menempuh jenjang pendidikan dan pembinaan di SMP dan SMA SPvD. Kegiatan ‘sharing alumni’ yang bertempat di aula SMP SPvD ini dihadiri oleh sejumlah alumnus yang berasal dari sepuluh angkatan. Mulai dari angkatan pertama hingga angkatan kesepuluh. Dengan semangat ‘Cor unum et anima una’ (sehati-sejiwa), para alumnus yang hadir pun memperkenalkan diri mereka masing-masing, dan setelah itu salah satu orang dari tiap-tiap angkatan dapat mewakili rekan angkatannya untuk meng-sharing-kan pengalaman mereka semasa sekolah di Seminari maupun setelah tamat dari Seminari. Akhir dari setiap sharing disuguhkan pesan-pesan motivatif yang (harapannya) bisa dipegang dan dihayati oleh adik-adik/siswa-siswi seminaris dalam berjuang lebih sungguh-sungguh selama mengenyam pendidikan di SPvD.
Adapun hasil notulensi terkait pesan-pesan berdasarkan sharing-sharing alumni yang mewakili angkatannya pada kesempatan ini, antara lain:
Pertama: “Hidup itu harus punya aturan. Jadi bersyukur karena kita sudah dilatih dengan aturan-aturan di seminari. Harus bersyukur sekolah di seminari karena dari sekarang adik-adik sudah dituntun untuk menjadi orang yang disiplin. Jangan sering bolos karena itu akan merugikan adik-adik. Bagi saya, aturan di seminari masih diterapkan di luar (rumah) seperti bangun pagi, olah raga, mandi, baca Kitab Suci dan seterusnya. Jadi walau sudah di luar tapi masih mendisiplinkan diri seperti sewaktu di seminari. Selain itu harus punya catatan harian yang dapat membantu, menuntun dan mengingatkan kita untuk tetap melakukan rutinitas dengan benar sehingga dapat mencapai apa yang kita impikan”.
Kedua: “Apapun yag kita lakukan, Tuhan pasti bantu. Oleh karena itu, jangan mudah mengeluh. Harus rajin berdoa dan belajar. Rajin buat refleksi. Jika sudah memberikan diri di seminari, jangan berpikir untuk pindah kaena setiap tmpt punyatantangan masing-masing”.
Ketiga: “Kalian yang sekolah di sini [seminari] adalah anak-anak yang terpilih. Harus selesai di sini. Harus banyak belajar pastikan punya dasar untuk bisa lanjut dari jenjang perguruan tinggi. Di perguruan tinggi itu hanya mengulang saja pelajaran yang sudah kita belajar di sini. Harus bawa nama baik seminari dimana saja anda berada”.
Keempat: “Harus punya komitmen dengan pilihan/keputusan yang sudah dibuat. Ketika sudah memilih, harus mengikuti semua prosesnya hingga selesai”.
Kelima: “Hari ini akan menentukan kehidupan anda di kemudian hari. Jadi sekarang harus berjuang dengan belajar yang rajin sehingga anda punya dasar yang kuat untuk lanjut di jenjang yang lebih tinggi. Jadikan orang tua sebagai motivasi kita”.
Keenam: “Adik-adik mesti bangga belajar di seminari karena dengan pola pendidikan di seminari, adik-adik dibentuk untuk ke depan bisa beradaptasi dengan orang di dunia luar. Harus sudah memikirkan jurusan yang pasti dari sekarang agar tidak kebingungan saat tamat SMA”. (Dkn. Iven)
***Notulen: Vilanova Yuliana Baru, S.Pd (alumnus SPvD angkatan V dan saat ini berstatus sebagai staf pengajar di SPvD)