Sejumlah Umat Stasi Santa Maria Asiti dan DPP Paroki Santo Yoseph Senopi Rekoleksi Bersama

159
Sejumlah Umat Stasi Santa Maria Asiti dan DPP Paroki Santo Yoseph Senopi Rekoleksi Bersama
Pastor Damas, OSA pose bersama sejumlah umat, yang mengikuti rekoleksi bersama

(Dkn. Kristian Sasior, OSA)
Senopi, Komsoskms.org-22 Maret 2023, setelah pelantikan Orang Muda Katolik serta pengukuhan badan pengurus lingkungan di pusat Paroki oleh Pastor paroki Pater Damasius Pantur, OSA, dua hari kemudian dilanjutkan dengan Kegiatan pendalaman iman melalui rekoleksi bersama yang di hadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK), DPP Paroki, pengurus-pengurus lingkungan dalam pusat Paroki, pengurus Stasi Santa Maria Asiti anak-anak SD-SMP serta guru-guru.

Kegiatan rekoleksi diselenggarakan di alam terbuka yakni bertempat di pinggir sungai Kamundan. Tema rekoleksi “SEMAKIN PEDULI DAN TANGGAP PADA SESAMA DAN ALAM CIPTAAN”. Melalui tema rekoleksi ini dapat menyadarkan umat betapa pentingnya kepedulian akan sesama dan alam ciptaan. Di tengah situasi krisis yang melanda seluruh dunia akibat bencana perubahan iklim di setiap benua. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan terjadi resesi global.

Salah satu krisis global yang perlu ditangani dengan segera adalah perubahan iklim atau disebut krisis iklim. Dampak perubahan iklim bagi tanah air khususnya di beberapa daerah di Papua ini, terutama daerah-daerah perusahaan kepala sawit yang mengakibatkatkan menurunnya kualitas dan kuntitas air dan tanah, serta kerusakan ekosistem satwaterancam punah itu semua akibat ulah manusia yang egois rakus serta tidak sadar dan peduli terhadap ciptaan Tuhan yang maha indah ini . Selain itu, pernah terjadi banjir di tahun 2018 lalu yang mengakibatkan air meluap masuk sampai melanda rumah warga di pusat paroki senopi.

Melalui rekoleksi yang dibawakan oleh Pastor Paroki ini, sungguh menyadarkan seluruh umat, untuk kembali melihat dan peka terhadap realitas yang sedang terjadi di sekitaran hidup kita, perlu sikap solider terhadap sesama terutama mereka yang membutuhkan bantuan dari kita, solider dan sikap hormat dan mengagumi karya ciptaan Allah yang begitu indah dan sarat maknanya bagi kehidupan manusia. Kita juga diajak untuk bersikap adil. Keadilan artinya keberpihakan kita pada kaum lemah dan kecil. (bdk. Kel 20 : 22-23 ; 33). Bukan hanya keadilan tetapi belaskasih dan pengampunan. Hal ini nampak dalam kisah Orang Samaria yang murah hati (Luk. 10 : 25 – 37).

Kisah yang sangat inspiratif tentang kemanusiaan. Di sana mau melukiskan betapa orang tidak membeda-bedakan mana sahabat dan mana musuh, atau mana kawan dan mana lawan. Dalam kesempatan rekoleksi ini juga Pastor Damas dalam materinya juga mengingatkan para peserta rekoleksi tentang ajakan Paus Fransiskus bahwa

“Paus Fransiskus mengajak kita untuk lebih peduli dan lebih aktif dalam melindungi alam ciptaan, saudara-saudara yang rentan dan tersingkir akibat krisis iklim yang sedang terjadi. Karena itu dalam masa prapaskah ini kita semua diajak untuk menggumuli tema ini . sebab krisis ekologis ini terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Kita diajak untuk membaharui dan mengubah pemahaman konsep iman tentang alam semesta.

Cinta Allah yang begitu besar kepada manusia yang terwujud dalam diri Yesus Kristus, Putra TunggalNya yang telah datang menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Yoh. 1: 14). Allah berbagi cinta bagi manusia dalam diri Yesus Kristus maka kita juga harus berbagi cinta dengan sesama dan ciptaan lainnya. Berbagi cinta dan hidup artinya membiarkan dan memberi kesempatan kepada semua ciptaan untuk hidup sesuai dengan kodrat alaminya. Kita harus menjadi pribadi yang saling mengasihi dan menyayangi setiap bantuk kehidupan serta menjaga , merawat dan melestarikan alam semesta.

Tema APP 2023 ini mengajak kita agar semakin terlibat dalam memulihkan dan melestarikan ciptaan bukan semata-mata didorong oleh kerusakan lingkingan hidup, tetapi merupakan perwujudan iman akan Allah Sang Pancipta dan Pemelihara kehidupan. Iman yang teguh dan kasih yang hidup mendorong kita untuk membangun solidaritas dalam upaya mendatangkan keselamatan bagi semua ciptaan. Mari kita mewujudkan sikap Semakin Peduli dan Tanggap Pada Sesama dan Alam Ciptaan, agar bumi kita semakin sejahtera, dan hidup kita pun semakin harmonis dan rukun.

Pastor juga mengingatkan kepada seluruh umat Paroki terutama kita semua yang hadir dalam kesempatan rekoleksi ini agar meneruskan pesan dari Paus Fransiskus yang mengingatkan kita bahwa ada tantangan dan persoalan ganda yang sedang kita hadapi yaitu eksploitasi bumi sudah melebihi batas maksimal pada hal kita masih belum memecahkan masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial. (bdk. LS. 27.) Bumi, rumah besar kita bersama sedang menjerit karena segala kerusakan yang telah kita limpahkan padanya karena penyalahgunaan kita yang tidak bertanggungjawab atas kekayaan yang telah diletakkan Allah di dalamnya. ( bsk. LS. 2).

Bagi kita krisis ekologis berakar pada krisis iman. Mengapa demikian ? Karena relasi manusia dengan Allah Sang Pencipta, antara sesama manusia dan manusia dengan ciptaan lainnya terganggu. Kerusakan alam disebabkan oleh manusia yang tidak peduli lagi pada kehendak Allah Sang Pencipta. “Penyalahgunaan ciptaan dimulai ketika kita tidak lagi melihat apapun kecuali diri kita sendiri,” demikian kata Paus Fransiskus. (LS. 6;8). Oleh karena itu, keberpihakan gereja terhadap orang miskin mestinya tidak terlepas dari alam ciptaan yang juga kian miskin dan tertindas. Gereja dipanggil untuk menyelamatkan orang miskin dan sekaligus lingkungan hidup yang sedang berteriak dalam penderitaannya.