Renungan Harian – Jumat, 18 Juli 2025
Bacaan Injil: Matius 12:1–8
“Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.” (Mat 12:7)
Belas Kasih Lebih Tinggi dari Hukum
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menghadapi sikap keras hati dari orang-orang Farisi yang begitu kaku dalam memegang aturan hari Sabat. Mereka menganggap murid-murid Yesus bersalah hanya karena memetik bulir gandum untuk dimakan. Bagi mereka, tindakan itu sudah melanggar hukum Sabat. Padahal, murid-murid Yesus melakukannya karena lapar. Mereka tidak sedang bekerja atau mengambil keuntungan, melainkan memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Yesus menanggapi kritik itu dengan penuh kejelasan dan kasih. Ia tidak menolak Sabat, tetapi Ia menolak penyalahgunaan hukum Sabat. Sabat memang penting sebagai hari istirahat, hari untuk memuliakan Tuhan, dan hari untuk mengalami penyegaran jasmani maupun rohani. Namun Sabat tidak boleh menjadi beban. Sabat diberikan sebagai berkat, bukan sebagai penjara.
Yesus menunjukkan bahwa hukum tidak boleh membunuh nilai kemanusiaan. Hukum dibuat untuk manusia, bukan manusia untuk hukum. Ketika hukum dijalankan tanpa hati, tanpa belas kasih, ia akan menjadi alat penghancur, bukan penyelamat. Maka Yesus mengutip sabda Allah dalam kitab Hosea: “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.” (Hos 6:6; Mat 12:7). Inilah inti dari seluruh hukum: kasih yang nyata dan belas kasih yang tulus.
Apa artinya bagi kita hari ini?
Kadang kita pun bisa terjebak dalam mentalitas seperti orang Farisi. Kita sibuk mematuhi aturan, menjalankan kewajiban keagamaan, namun lupa esensi kasih dan belas kasih kepada sesama. Kita bisa rajin ke gereja, tapi mudah menghakimi orang lain. Kita bisa aktif dalam pelayanan, tapi keras hati terhadap kelemahan saudara kita. Maka, pertanyaannya: apakah hukum dan kebiasaan yang kita pegang sungguh membawa kita lebih dekat pada kasih?
Yesus mengajak kita untuk menghidupi hukum kasih, bukan sekadar peraturan tertulis. Hukum kasih itu membebaskan, menyembuhkan, dan menyelamatkan. Kasih tidak mengabaikan hukum, tetapi melampauinya dengan roh yang hidup. Jika kita hidup dalam kasih, maka segala tindakan kita, termasuk menaati peraturan, akan dilakukan dengan sukacita, kelembutan, dan kepedulian terhadap sesama.
Tuhan memberkati. Ave Maria!