Renungan Harian: Semakin Dekat, Semakin Mengenal

157

Renungan Harian
Kamis, 07 Agustus 2025
Bacaan Injil: Matius 16:13–23

“Semakin Dekat, Semakin Mengenal”

“Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” (Mat 16:13)

Pertanyaan Yesus ini bukan sekadar ingin tahu apa kata orang tentang-Nya, tetapi lebih dari itu—pertanyaan ini menyentuh inti relasi kita dengan-Nya. “Siapakah Aku bagimu?” Pertanyaan yang juga ditujukan kepada setiap orang beriman. Siapa Yesus bagiku? Sejauh mana aku mengenal-Nya?

Petrus, yang hidup dan berjalan bersama Yesus, menjawab dengan penuh keyakinan: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16). Sebuah jawaban yang tidak berasal dari logika atau pengamatan manusiawi semata, melainkan dari pewahyuan Allah sendiri. Yesus pun menegaskan, “Bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.” (Mat 16:17).

Namun di sisi lain, Petrus juga menunjukkan bahwa pemahaman manusia tentang Allah tidak bisa instan. Sekalipun ia mampu mengakui Yesus sebagai Mesias, ia belum memahami seluruh makna kemesiasan itu. Ketika Yesus menjelaskan tentang penderitaan dan salib yang akan Ia alami, Petrus langsung menolak: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!” (Mat 16:22). Dalam benak Petrus, Mesias adalah sosok yang berkuasa secara duniawi, bukan Mesias yang menderita dan tersalib.

Reaksi Yesus pun tegas: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku!” (Mat 16:23). Ini menunjukkan bahwa iman tidak cukup hanya berhenti pada pengakuan lisan. Iman butuh proses, kedalaman, dan kerelaan untuk masuk ke dalam misteri Allah yang tak selalu bisa dipahami dengan nalar manusia.

Kita pun seringkali seperti Petrus. Kita mengenal Yesus, bahkan mungkin sudah lama mengikuti-Nya. Namun ketika Dia berbicara tentang salib, penderitaan, dan penyangkalan diri, kita pun tergoda untuk berkata, “Jangan sampai itu terjadi!” Kita ingin Yesus yang menyenangkan, bukan Yesus yang menuntut pengorbanan.

Renungan hari ini mengajak kita untuk terus memperdalam relasi pribadi dengan Yesus. Semakin dekat kita dengan-Nya, semakin kita mengenal Dia dari hati ke hati. Mengenal Yesus bukan hanya melalui ajaran dan mukjizat-Nya, tetapi juga melalui salib-Nya—tempat di mana kasih-Nya paling nyata dinyatakan.

Mari kita membuka hati, membiarkan Allah menyatakan siapa Yesus sesungguhnya bagi kita. Jangan terjebak pada pengertian duniawi, tetapi masuklah dalam pengenalan iman yang lahir dari keintiman dengan Tuhan.

Tuhan memberkati. Ave Maria!