Renungan Harian: “Mengapa Harus Khawatir?”

100
ILUSTRASI

Renungan Harian, Sabtu, 21 Juni 2025
PW. Santo Aloysius Gonzaga, Biarawan
Bacaan Injil: Matius 6:24-34

“Mengapa Harus Khawatir?”

Dalam perjalanan hidup, kekhawatiran sering menjadi bayang-bayang yang menyertai langkah kita. Banyak orang hidup dalam kecemasan: takut akan masa depan, takut gagal dalam pekerjaan, gelisah memikirkan kebutuhan keluarga, bahkan khawatir tentang kelemahan diri sendiri. Seakan-akan hidup kita dipenuhi oleh seribu alasan untuk khawatir, dan kadang-kadang kita pun merasa kewalahan, seolah-olah tidak ada jalan keluar.

Namun hari ini, Yesus berkata tegas kepada kita: “Janganlah khawatir akan hidupmu…” (Mat 6:25).
Yesus ingin menyadarkan kita bahwa hidup ini lebih dari sekadar kebutuhan fisik. Kita tidak bisa menambahkan satu hasta pun pada jalan hidup kita dengan kekhawatiran. Sebaliknya, kekhawatiran justru melemahkan iman, melelahkan jiwa, dan menutup mata hati kita dari kasih Allah yang senantiasa menyertai.

Yesus mengajak kita untuk percaya penuh kepada penyelenggaraan ilahi. Jika Bapa memelihara burung-burung di udara dan bunga-bunga di padang, tidakkah Ia akan jauh lebih memelihara kita, anak-anak yang dikasihi-Nya? Kekhawatiran yang berlebihan membuat kita buta terhadap anugerah Tuhan yang nyata dalam hidup sehari-hari. Kita menjadi lumpuh secara rohani, takut melangkah, dan kehilangan damai.

Santo Aloysius Gonzaga, yang kita peringati hari ini, menjadi teladan iman yang teguh. Ia adalah biarawan muda yang hidup dalam kesederhanaan dan kemurnian. Meski berasal dari keluarga bangsawan dan punya banyak peluang duniawi, ia memilih jalan salib bersama Kristus, bahkan mengorbankan nyawanya saat merawat korban wabah. Ia tidak khawatir akan masa depannya, sebab seluruh hidupnya telah ia percayakan kepada Tuhan.

Kita pun diajak untuk semakin dekat kepada Tuhan, karena hanya dalam kehadiran-Nya kita menemukan ketenangan. Seperti kata Rasul Paulus, “Ketika aku lemah, justru aku kuat” (2Kor 12:10), sebab kekuatan sejati datang dari Allah. Dalam penderitaan dan tantangan hidup, marilah kita mempersembahkannya kepada Tuhan sebagai jalan untuk bertumbuh dalam iman dan kasih.

Jangan biarkan kekhawatiran menguasai kita, karena itu hanya akan menjauhkan kita dari sukacita dan harapan. Sebaliknya, mari kita isi hidup dengan iman, harapan, dan kasih, serta terus melangkah dalam terang penyertaan Tuhan.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!