Renungan Harian, Sabtu, 29 Maret 2025
Dalam perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai, Yesus mengajarkan tentang sikap hati yang benar dalam berdoa. Orang Farisi dalam Injil hari ini digambarkan berdoa dengan penuh kesombongan, membanggakan dirinya sendiri dan merendahkan orang lain. Sebaliknya, pemungut cukai datang dengan hati yang remuk, mengakui dosanya, dan memohon belas kasihan Tuhan.
Dari kisah ini, kita belajar bahwa Tuhan tidak melihat kehebatan perbuatan kita, tetapi hati yang rendah dan berserah. Kesombongan rohani menjauhkan kita dari Tuhan, sementara kerendahan hati mendekatkan kita kepada-Nya.
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk berdoa seperti pemungut cukai—dengan penuh kesadaran akan kelemahan kita dan mengandalkan kasih karunia Tuhan. Tuhan tidak mencari orang yang merasa diri benar, tetapi mereka yang datang dengan hati yang tulus dan rendah hati.
Apakah dalam doa kita lebih banyak membanggakan diri atau mengakui ketergantungan kepada Tuhan?
Bagaimana kita bisa lebih rendah hati dalam relasi dengan Tuhan dan sesama?
Kiranya kita selalu datang kepada Tuhan dengan hati yang rendah, dan Dia akan meninggikan kita sesuai dengan kehendak-Nya.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!