Renungan Harian: “Hidup dalam Roh, Bukan dalam Daging”

125

Renungan Harian, Sabtu 25 Oktober 2025
Bacaan I: Roma 8:1–11
Bacaan Injil: Lukas 13:1–9

“Hidup dalam Roh, Bukan dalam Daging”

Dosa adalah realitas yang mematikan. Ia bukan sekadar kesalahan moral, tetapi kekuatan yang melumpuhkan kebebasan batin kita dan menjauhkan kita dari Allah. Dosa membuat hidup kita kehilangan arah, menjadikan kita tawanan keinginan duniawi, dan menjerumuskan kita ke dalam penderitaan batin. Paulus sangat menyadari hal ini. Ia pernah menjadi tawanan dosa—tak berdaya, bahkan menjadi pelaku kejahatan terhadap orang lain. Namun ketika mengalami perjumpaan dengan Kristus, segalanya berubah. Ia dibebaskan, diperbarui, dan dihidupkan kembali oleh Roh Kudus.

Itulah sebabnya dalam bacaan pertama hari ini, Paulus menegaskan, “Sebab mereka yang hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, tetapi mereka yang hidup menurut Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.” (Rm 8:5–6).

Hidup menurut daging berarti hidup dalam egoisme, hawa nafsu, kemarahan, iri hati, kesombongan, dan ketidakpedulian. Semua itu perlahan mematikan jiwa. Sebaliknya, hidup menurut Roh berarti hidup dalam kasih, damai, pengampunan, dan pengharapan. Di sanalah letak kebebasan sejati—bukan kebebasan untuk berbuat sesuka hati, melainkan kebebasan untuk mengasihi dan berbuat baik.

Yesus dalam Injil hari ini mengingatkan kita akan hal yang sama melalui perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Luk 13:1–9). Pohon itu dibiarkan tumbuh, diberi kesempatan, dipelihara, tetapi jika tetap tidak berbuah, akhirnya akan ditebang. Artinya, Tuhan memberi kita waktu dan kesempatan untuk bertobat. Ia sabar menantikan buah pertobatan dari hidup kita. Namun, waktu rahmat itu tidak berlangsung selamanya—maka jangan menunda pertobatan!

Santo Yohanes Krisostomus pernah berkata, “Rasa malu datang setelah berbuat dosa, tetapi keberanian muncul ketika kamu bertobat.” Pertobatan sejati memang menuntut keberanian—berani mengakui kesalahan, berani berubah, dan berani melangkah dalam terang Kristus.

Marilah hari ini kita membuka hati bagi Roh Kudus agar Ia membebaskan kita dari kedagingan dan menuntun kita kepada hidup baru. Biarlah setiap langkah hidup kita menjadi kesaksian kasih Allah dan menghadirkan berkat bagi sesama.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!