Renungan Harian, Kamis, 16 Oktober 2025
Bacaan I: Roma 3:21–30
Bacaan Injil: Lukas 11:47–54
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.” (Luk 11:52)
Injil hari ini masih berlanjut dengan kecaman Yesus terhadap orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka adalah orang-orang terpelajar, cerdas, dan berpengetahuan luas. Mereka menguasai hukum, adat, dan aturan keagamaan Yahudi. Namun, pengetahuan yang seharusnya menuntun mereka kepada Allah justru menjadi penghalang bagi diri sendiri dan orang lain untuk mengenal Allah yang sejati.
Yesus dengan keras mengecam kemunafikan mereka — karena apa yang mereka ketahui tidak mereka jalankan. Mereka pandai berbicara tentang kebenaran, tetapi hidup mereka jauh dari kebenaran itu sendiri. Mereka tahu jalan menuju Allah, tetapi tidak mau berjalan di dalamnya. Bahkan, ketika orang lain ingin mengenal Allah, mereka justru menghalangi dengan aturan, gengsi, dan sikap sok suci. Apalagi, atas nama Allah akhirnya menjual Allah demi segepok keuntungan.
Kepalsuan dan kemunafikan mereka berakar pada kesombongan rohani — merasa diri lebih suci, lebih tahu, lebih layak daripada orang lain. Hati mereka tertutup oleh cinta akan kehormatan, jabatan, dan popularitas. Itulah sebabnya Yesus berkata “celakalah” — bukan sekadar ungkapan kemarahan, tetapi peringatan keras bahwa hidup dalam kemunafikan berarti hidup dalam kebutaan rohani dan jauh dari Allah. Dan ini sangat mengerikan!
Renungan ini mengajak kita untuk mawas diri. Jangan sampai pengetahuan iman yang kita miliki hanya berhenti di kepala, tetapi tidak menyentuh hati dan tindakan. Jangan sampai kita menjadi seperti orang Farisi modern: tahu banyak tentang ajaran Tuhan, tetapi hidup bertentangan dengan iman itu sendiri. Apalagi, pengetahuan kita hanya untuk mengejar keuntungan pribadi.
Iman sejati bukan hanya tahu dan berkata, tetapi melakukan dan menghidupi. Roh Kuduslah yang memampukan kita untuk hidup selaras antara kata dan perbuatan, antara pengetahuan dan kasih. Marilah kita mohon agar hidup kita dipenuhi oleh kasih Kristus, supaya segala yang kita lakukan — entah dalam pekerjaan, pelayanan, atau kehidupan keluarga — sungguh menjadi kesaksian iman yang nyata.
Tuhan memberkati. Ave Maria!