Renungan Harian: Bertobatlah dan percayalah pada Injil! Engkau abu, dan akan kembali menjadi abu!

212
ILUSTRASI

RENUNGAN HARIAN, Rabu, 05 Maret 2025
Rabu Rabu Abu
Bacaan I: Yl 2:12-18
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17
Bacaan II: 2Kor 5:20-6:2
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab
Bacaan Injil: Mat 6:1-6.16-18

Hari ini kita memasuki masa Prapaskah. Masa Prapaskah merupakan masa pertobatan yang awali dengan penerimaan abu. “Bertobatlah dan percayalah pada Injil! Engkau abu, dan akan kembali menjadi abu!”, inilah yang harus dipatrikan dalam hati saat menerima abu.

Dengan menerima abu sesungguhnya kita diajak untuk menyadari bahwa kita manusia yang rapuh. Kita adalah manusia lemah. Kita berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu.

Dalam kerapuhan dan kelemahan itu, kita juga sering jatuh kedalam dosa. Dengan menerima abu berarti kita pun harus menyadari dosa dan menyesalinya. Kita harus melakukan silih bagi dosa-dosa kita.

https://komsoskms.org/renungan-harian-orang-itu-sekarang-pada-masa-ini-juga-akan-menerima-kembali-seratus-kali-lipat/

Pada masa pertobatan ini dituntun untuk melakukan introspeksi diri. Kita terus berjuang serta mengarahkan hati kepada Kristus, yang sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan kita.

Pada masa pertobatan ini juga, kita diajak untuk memperbaharui janji-janji yang telah kita ucapkan dalam pembaptisan, yaitu mati atas hidup kita yang lama dan bangkit kembali dalam hidup yang baru bersama Kristus.

Dan yang terakhir, pada masa pertobatan ini, kita menyadari bahwa kerajaan dunia ini segera berlalu. Kita harus berjuang untuk hidup dalam Kerajaan Allah sekarang ini serta merindukan kepenuhannya di surga kelak.

Pada intinya, kita mati bagi diri kita sendiri, dan bangkit kembali dalam hidup yang baru dalam Kristus.

Dalam bacaan pertama, Nabi Yoel menyerukan kepada kita untuk melakukan pertobatan. Tobat, pertama-tama bukan dari hal-hal yang bersifat lahiriah, tetapi harus dari kedalaman hati. “Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.” (Yl 2:13).

Untuk itu, salah satu bentuk silih tobat kita dengan puasa. Kita  berpuasa dengan melepaskan diri dari perkataan-perkatan, sikap dan tindakan yang buruk dan menyakitkan, dan lebih tampil mempraktekkan hal-hal baik yang menyenangkan.

Kita juga perlu puasa dari kesedihan, pesimisme dan kegetiran yang memilukan dan mencengkeram jiwa dengan perasaan gembira, penuh sukacita, harapan dan puji-syukur.

Kita perlu puasa dari kemarahan agar lebih mudah mempraktekkan kesabaran, kelembutan hati dan kelegaan jiwa.

Kita perlu puasa dari kekuatiran dan lebih percaya kepada Tuhan. Kita perlu berpuasa dari keluh-kesah dan cenderung mempersalahkan, dan lebih mengenakan kesederhanaan. Kita perlu berpuasa dari perasaan tertekan, terbelenggu dan stress dan lebih menghayati doa penuh iman kepada Tuhan.

https://komsoskms.org/omk-st-aloysius-gonzaga-emaus-menyambut-salib-iyd-sangat-meriah/

Kita perlu berpuasa dari sikap dan semangat egoisme agar lebih memperhatikan sesama dan yang lain di sekitar kita. Kita perlu puasa dari rasa dendam, iri, benci dan dengki, dan menggantinya dengan damai dan keheningan doa penuh penyerahan.

Dalam bacaan kedua, Paulus menyerukan untuk berdamai dengan Allah. “Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” (2Kor 5:20). Dosa sesungguhnya telah menjauhkan bahkan menceraikan kita dari relasi intim dengan Allah. Maka tobat menjadi pintu rekonsiliasi dengan Allah.

Marilah menjadikan masa prapaskah sebagai masa penuh rahmat. Kita bertekun dalam doa, puasa dan berbagi!

Marilah melakukan semuanya dari dalam ruang batin kita. Apa yang kita lakukan hendaknya bukan untuk mencari perhatian. Bukan untuk pamer! Bukan sebagai pertunjukkan sosial! Tetapi disposisi batin harus murni untuk sungguh-sungguh berubah!

Kita melakukan semuanya itu secara tersembunyi tanpa harus dilihat orang. Sebagaimana ditegaskan oleh Yesus, “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat 6:3-4).

Selamat memasuki masa Prapaskah, selamat berpuasa, Tuhan memberkati n Ave Maria!