Renungan Harian: “Berbahagialah Mereka yang Hidup dalam Kekudusan”

145

Renungan Harian – Sabtu, 01 November 2025
Hari Raya Semua Orang Kudus
Bacaan I: Why 7:2-4.9-14
Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Bacaan II: 1Yoh 3:1-3
Bait Pengantar Injil: Mat 11:28
Bacaan Injil: Mat 5:1-12a

“Berbahagialah Mereka yang Hidup dalam Kekudusan”

Hari ini Gereja sejagat merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Kita bersyukur kepada Allah karena melalui perayaan ini, Gereja mengajak kita menatap dengan penuh sukacita dan pengharapan kepada mereka yang telah mencapai puncak kehidupan iman—para kudus yang kini menikmati kemuliaan kekal di surga.

Mereka adalah orang-orang yang semasa hidupnya setia menjaga iman, bertekun dalam kasih, dan berani hidup sesuai kehendak Allah, sekalipun harus menanggung penderitaan dan kehilangan. Mereka tidak mencari kemegahan dunia, melainkan kemuliaan Allah. Mereka memilih jalan salib daripada jalan kenyamanan, karena yakin bahwa hanya di dalam Kristus ada kebahagiaan sejati.

Kitab Wahyu hari ini menggambarkan mereka sebagai “kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.” (Why 7:9).

Mereka telah dimurnikan oleh darah Anak Domba dan kini hidup dalam terang kemuliaan Allah.

Namun, Hari Raya ini tidak hanya berbicara tentang mereka yang telah sampai di surga. Hari ini juga adalah undangan bagi kita semua. Kita dipanggil untuk menapaki jalan kekudusan yang sama—jalan yang tidak hanya untuk sebagian orang, tetapi untuk setiap orang beriman. Seperti dikatakan Santo Yohanes dalam bacaan kedua: “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah.” (1Yoh 3:1).

Menjadi anak-anak Allah berarti juga dipanggil untuk menjadi kudus seperti Dia yang kudus.

Kekudusan bukanlah hadiah instan, melainkan perpaduan antara rahmat dan perjuangan.

Rahmat Allah membuka jalan, tetapi tanggapan kitalah yang menentukan seberapa jauh kita melangkah. Para kudus bukanlah orang yang sempurna sejak awal, melainkan mereka yang terus berjuang, jatuh dan bangkit kembali, setia dalam hal kecil, dan tidak menyerah pada dosa.

Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan ciri-ciri orang kudus melalui Sabda Bahagia. Mereka yang miskin di hadapan Allah, yang lembut hati, yang haus akan kebenaran, yang membawa damai, yang murni hatinya, yang berbelas kasih, dan yang setia dalam penderitaan—merekalah yang berbahagia di hadapan Allah.

Menjadi kudus berarti membiarkan diri kita diubah oleh Roh Kudus dari hari ke hari. Dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan kehidupan sederhana, kita dapat menjadi kudus dengan hidup dalam kasih, kesetiaan, kejujuran, dan kerendahan hati.

Hari ini, mari kita menatap para kudus sebagai teladan dan sahabat di surga. Mereka telah menyelesaikan perlombaan iman dan kini bersukacita dalam kemuliaan Allah. Kita pun sedang berada di jalan yang sama. Jangan takut berjuang untuk hidup kudus, sebab Tuhan yang memanggil kita adalah Tuhan yang setia menyertai langkah-langkah kita.

Semoga kita semakin bersatu dengan Kristus, menimba kekudusan dari-Nya, dan memancarkan cahaya kasih-Nya di dunia.

Selamat Merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus! Semoga para kudus mendoakan kita agar tetap setia sampai akhir.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!