Renungan Harian, Selasa 15 April 2025
Yohanes 13: 21-33. 36-38
“Yesus berkata, ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.'” (Yohanes 13:21)
Dalam bagian ini, kita melihat dua peristiwa yang menyakitkan bagi Yesus: pengkhianatan oleh Yudas dan penyangkalan oleh Petrus. Dua orang yang begitu dekat dengan-Nya, makan bersama-Nya, berjalan bersama-Nya, namun pada akhirnya gagal tetap setia.
Yesus tahu bahwa pengkhianatan dan penyangkalan itu akan terjadi, namun Dia tetap menunjukkan kasih. Kepada Yudas, Dia tetap memberikan roti—tanda penerimaan. Kepada Petrus, Dia tidak membuangnya, tetapi justru menubuatkan kejatuhannya dengan maksud menyiapkan hati Petrus untuk bertobat dan kembali.
Bacaan hari ini menegaskan bahwa kasih Yesus tidak bersyarat. Bahkan ketika kita gagal, ketika kita menyangkal Dia dengan perbuatan atau kata-kata kita, kasih-Nya tetap terbuka. Kita mungkin seperti Yudas yang tergoda oleh dunia, atau seperti Petrus yang lemah dalam tekanan. Tapi Yesus tidak menyerah kepada kita.
Perbedaan antara Yudas dan Petrus bukanlah pada kesalahannya, tetapi pada respons setelah jatuh. Yudas memilih keputusasaan. Petrus akhirnya memilih pertobatan.
Marilah kita sejenak bermenung, apakah aku pernah merasa mengkhianati kasih Yesus lewat keputusan atau dosa pribadi?
Bagaimana aku merespons ketika aku gagal: dengan bertobat atau menjauh dari-Nya?
Apakah aku mau belajar setia seperti Yesus, yang tetap mengasihi meski dikhianati?
Tuhan memberkati dan Ave Maria.
