Pemberkatan Gereja Santo Carlo Acutis Ransiki: Semarak Iman dalam Harmoni Budaya

115
Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega memberkati batu prasasti Gereja Santo Carlo Acutis  Ransiki.

KOMSOSKMS.ORG, RANSIKI – Suasana penuh syukur, sukacita, dan semarak budaya mewarnai acara pemberkatan Gereja Santo Carlo Acutis Ransiki pada Sabtu, 3 Mei 2025. Gereja ini berada di bawah naungan Paroki Ko-Katedral Santo Agustinus Manokwari, Keuskupan Manokwari-Sorong, dan pemberkatannya dipimpin oleh Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega.

Tarian tradisional yang dibawakan mama-mama suku Arfak mengiringi perarakan uskup para iman, petugas liturgi, dan tamu undangan.

Pemberkatan ini menjadi tonggak sejarah baru bagi perkembangan iman umat Katolik di wilayah Ransiki. Gereja ini berdiri megah di atas lahan seluas 2.500 m2, persis berada di jantung kota pusat pemerintahan Kabupaten Manokwari Selatan.

Dalam homilinya, Uskup Hilarion menjelaskan bahwa tanggal 3 Mei dipilih karena bertepatan dengan hari kelahiran Santo Carlo Acutis, remaja milenial asal Italia yang dikenal akan devosinya terhadap Ekaristi dan kemampuannya memanfaatkan teknologi digital untuk pewartaan iman.

“Santo Carlo Acutis menjadi simbol semangat baru, khususnya bagi generasi muda Katolik, dalam mempromosikan Sakramen Mahakudus dan hidup kudus di era digital,” ujar Uskup.

Penandatangan prasasti Gereja Santo Carlo Acutis Ransiki oleh Uskup Manokwari-Sorong, Bupati Manokwari Selatan, dan Gubernur Papua Barat.

Ia menekankan bahwa gereja bukan sekadar bangunan fisik, melainkan tempat Allah bersemayam, dan menjadi pusat hidup rohani umat.

“Gedung gereja ini adalah representasi dari rasa cinta dan kebersamaan umat dalam memuliakan Tuhan,” tambahnya.

Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega memimpin misa pemberkatan gedung gereja Santo Carlo Acutis Ransiki

Pembangunan gereja dimulai sejak 3 November 2021 dan berlangsung lebih dari tiga tahun. Ketua panitia pembangunan, Petrus Remetwa, menyampaikan bahwa semua dilakukan secara bertahap melalui kerja sama dan gotong royong umat, paroki, pemerintah, serta para donatur.

“Dana pembangunan berasal dari swadaya umat, dukungan paroki, dan bantuan dari Pemerintah Daerah serta donatur lainnya. Semua dikerjakan secara bertahap, dengan semangat kebersamaan,” kata Petrus.

Perwakilan lintas agama dan Masyarakat adat membawakan persembahan dalam misa pemberkatan gedung gereja Santo Carlo Acutis Ransiki.

Acara pemberkatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan, tokoh-tokoh masyarakat, serta ratusan umat Katolik dari berbagai stasi dan paroki. Kehadiran mereka mempertegas dukungan lintas pihak terhadap pertumbuhan kehidupan iman di wilayah ini.

Yang menarik dan menggugah hati dalam rangkaian liturgi pemberkatan adalah hadirnya kekayaan budaya Nusantara. Liturgi menjadi semakin semarak dengan penampilan tarian tradisional dari berbagai daerah: tarian khas suku Arfak, suku Toraja, Flores, dan Kei turut memperindah momen-momen penting selama misa. Lagu-lagu rohani yang indah dari paduan suara gabungan OMK se-Tiap Wilayah (TPW) Manokwari menggema syahdu mengiringi perayaan iman ini.

Anak-anak sekolah minggu GKI Klasis Ransiki memainkan musik ukulele dan nyanyian dalam acara ramah tama pemberkatan Gereja Santo Carlo Acutis Ransiki.

Momen istimewa lainnya terjadi saat persembahan diarak secara meriah oleh perwakilan lintas agama dan masyarakat adat, memperlihatkan keharmonisan dan persaudaraan sejati di tanah Papua.

Acara dilanjutkan dengan santap kasih bersama seluruh umat dan tamu undangan, serta ramah tamah yang penuh keceriaan. Anak-anak Sekami tampil memukau lewat tarian-tarian riang, disusul permainan musik ukulele dan nyanyian merdu dari anak-anak Sekolah Minggu GKI Klasis Ransiki. Semangat persaudaraan lintas usia dan latar belakang terasa begitu nyata.

Pastor Paroki Ko-Katedral Santo Agustinus Manokwari, Pastor Yan Vaenbes, menegaskan bahwa gereja ini adalah buah dari iman yang hidup dan kebersamaan umat.

“Gereja fisik ini menggambarkan kebersamaan dalam perjalanan dan mewujudkannya dalam sebuah bangunan yang pantas dipersembahkan bagi Tuhan,” katanya.

Ia pun berharap umat Katolik Stasi Ransiki terus bergerak bersama untuk menunjukkan bahwa mereka adalah saudara dalam perziarahan hidup. Hal itu harus diwujudkan dalam nilai-nilai hidup yang baik di tengah umat dan Masyarakat.

“Gereja ini bukan hanya bangunan, tetapi bukti nyata bahwa umat berjalan bersama dalam ziarah iman. Mari terus menjaga semangat ini dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.


Aleksanderina Tarpono, perwakilan umat, berharap Gereja Santo Carlo Acutis Ransiki dapat menjadi pusat pembinaan iman bagi semua kelompok kategorial.

“Dari anak-anak Sekami, remaja OMK, kaum ibu dan bapak—semua harus bergerak bersama dalam pelayanan dan kesaksian iman,” katanya penuh harap.

Pemberkatan ini bukan hanya menandai dibukanya sebuah gedung gereja, tetapi juga menjadi perayaan iman, budaya, dan kebersamaan yang meneguhkan harapan akan masa depan Gereja Katolik di Tanah Papua.

Kontributor Berita: Komsos Paroki Ko-Katedral Manokwari