Manokwari, Komsoskms.org– Keberadaan mangrove di pesisir pantai menjadi tameng dari abrasi atau pengikisan pantai akibat gelombang dan arus laut yang sifatnya destruktif. Menyadari itu, puluhan pemuda yang tergabung dalam Orang Muda Katolik (OMK) se-Tim Pastoral Wilayah (TPW) Manokwari menggelar aksi penyelamatan mangrove tersisa di Pantai BLK, Kelurahan Sanggeng, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Sabtu (15/4/2023) sore.
Waktu menunjukkan pukul 15.50 WIT ketika rombongan OMK se-TPW Manokwari tiba di lokasi penanaman mangrove, tepatnya di belakang SMAN Taruna Kasuari Nusantara. Di area pantai berpasir putih dengan batu karang sepanjang bibir pantai, itu hanya tampak tiga pohon bakau berdiri kokoh diterjang ombak air laut pasang.
Setelah menggulung celana, puluhan pemuda OMK se-TPW Manokwari, melangkah masuk ke laut dengan membawa anakan mangrove yang telah diikat pada sebatang bambu.
“Ada 100 polybag bibit mangrove yang kita tanam hari ini. Tapi di satu polybag kan ada dua sampai tiga batang, jadi total lebih dari 100 pohon yang kita tanam,” kata Ketua OMK se-TPW Manokwari, Aris Ohoiwirin (27). Aris Ohoiwirin menjelaskan, dengan tagline ‘Mari Menanam untuk Kita dan Generasi’, penanaman mangrove menjadi kesatuan dengan aksi puasa pembangunan 2023.
Ia menyebut, 100 polybag bibit mangrove tersebut merupakan urunan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manokwari. Untuk itu, menurut Aris Ohoiwirin, OMK tak hanya berdiri sebagai bagian dari anggota Gereja Katolik. Tetapi, OMK siap menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan kebijakan di tiap aspek kehidupan. “Moto kita yaitu OMK giat, gereja kuat,” kata Aris Ohoiwirin semringah.
Sebelum menanam mangrove, sambung Aris, puluhan anggota OMK yang kompak memakai kaus putih, itu terlebih dahulu memungut sampah yang berserakan di bibir pantai. Dalam tempo sekira 30 menit, pantai yang semula dipenuhi sampah plastik dan serpihan kayu, berubah bersih dan menyisakan 10 kantong sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir.
Ketua RT setempat, Soleman Eberjewen (50) mengaku, penanaman mangrove oleh OMK Manokwari, itu telah memantik kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan sekitar. “Mangrove yang ditanam hari ini akan tong (kita) jaga baik-baik. Dengan begitu, tong punya pantai yang indah ini, tidak terus-terus terkikis,” ujar Ketua RT 01/RW 08, Kelurahan Sanggeng itu.
Sebelumnya, kata Soleman, Pantai BLK dipenuhi hijaunya daun bakau dengan akar-akarnya yang menjalar, kokoh menahan hantaman gelombang dan arus laut. Tetapi, diakuinya karena ulah manusia sendirilah yang mengakibatkan saat ini hanya tersisa beberapa mangrove.
Akibatnya, talud yang terbuat dari susunan batu kali di sepanjang pantai, kini sudah banyak yang jebol karena tak sanggup menahan amukan gelombang laut. “Tidak ada yang bisa menggantikan peran bakau. Dari bakau juga bisa jadi rumah atau tempat berlindung ikan-ikan. Jadi, tong nanti tra (tidak) perlu cari ikan jauh-jauh lagi,” tutur Soleman.
Menurut dia, ketimbang pemerintah sibuk menyosialisasikan tentang manfaat bakau dan cara mencegah abrasi, lebih baik membuktikannya dengan aksi penanaman kembali mangrove di area terancam. (Kresensia Kurniawati Mala Pasa)