KOMSOSKMS.ORG, SORONG Sorong, — Dalam rangka menyongsong Indonesian Youth Day (IYD) 2027, Keuskupan Manokwari-Sorong (KMS) menggelar talk show di Gereja St. Wenseslaus Klawuyuk, Paroki St. Petrus Remu (29/3/2025). Kegiatan ini diikuti oleh remaja dan Orang Muda Katolik (OMK) dari berbagai paroki di Tim Pastoral Wilayah (TPW) Sorong dan Aimas.

Acara dimulai pukul 08.00 WIT dengan sesi perkenalan antarparoki yang diwarnai semangat kebersamaan. Suster Priska membuka kegiatan dengan doa, menyerahkan jalannya acara dalam penyelenggaraan Tuhan.
Talk show ini merupakan bagian dari persiapan menuju IYD 2027, di mana Keuskupan Manokwari-Sorong ditunjuk sebagai tuan rumah dan diperkirakan akan menerima sekitar 2.500 peserta dari seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pembekalan dini kepada remaja dan OMK menjadi prioritas, terutama di wilayah Sorong dan Aimas yang akan menjadi lokasi utama kegiatan.
Persiapan Serius dan Terencana
Pastor Iven, Ketua Komisi Kepemudaan (Komkep) KMS, menegaskan pentingnya kesiapan OMK menghadapi IYD 2027. Setelah melalui dua kali rapat dengan Tim Pastoral Sorong, disepakati pembentukan Tim Pegiat Komkep sebagai pendamping kegiatan.
“Pembekalan ini sangat penting agar OMK kita mampu menjadi tuan rumah yang siap, serta menjadi pribadi yang tangguh dalam iman dan karakter,” ujar Pastor Iven.
Tantangan Zaman dan Respon Gereja
Dalam pemaparannya, Romo Zepto Triffon Polli membawakan materi yang menekankan perlunya pemahaman yang utuh tentang Iman Katolik. Ia mengajak peserta untuk bangga menjadi Katolik dengan mengusung slogan “100% Katolik, 100% Indonesia” serta “Sekali Katolik, Tetap Katolik, Sampai Tuhan Panggil.”

Romo Zepto juga menyoroti berbagai tantangan modern, seperti krisis kepercayaan terhadap agama, budaya konsumtif, hingga pengaruh ideologi baru. Ia mengingatkan agar OMK tetap berakar dalam iman dan ajaran Gereja di tengah perubahan zaman.
Pernikahan Dini, Ancaman Nyata Bagi Masa Depan
Sesi kedua dibawakan oleh Suster Alfiana Rahmat, CB, yang membahas tema “Masalah Perkawinan Usia Dini dalam Perspektif Medis dan Pastoral”. Ia menekankan dampak biologis, psikologis, dan sosial dari pernikahan dini, serta pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menunda pernikahan hingga usia ideal—21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

“Masa depan bukan masa bodo! Masa depan adalah tanggung jawab hari ini,” tegas Suster Alfiana, mengajak remaja dan OMK untuk membuat pilihan yang bijak demi masa depan mereka.
Harapan dan Komitmen
Kegiatan talk show ini ditutup dengan penegasan akan pentingnya pemahaman iman, kesehatan, serta tanggung jawab sosial bagi OMK. Para peserta diajak untuk terus menanamkan semangat Katolik dalam diri mereka sebagai bekal menghadapi IYD 2027 dan kehidupan masa depan.
Dengan semangat yang membara, para OMK dan remaja Katolik diharapkan mampu menjadi generasi yang beriman, berkarakter, serta menjadi terang di tengah masyarakat.
Penulis: Debiana Soga (Komsos Paroki St. Petrus, Remu)