Civitas Akademika SMA Petrus van Diepen Menggelar Sidang Akademik Bertajuk Ekologi

36
Para Pemateri Sidang Akademik di SMA Seminari Petrus van Diepen (27/2/2025)

KOMSOSKMS.ORG, AIMAS – Civitas Acakademika SMA Seminari Petrus van Diepen Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, menggelar diskusi ilmiah pada, Kamis (27/2/2025).

Diskusi ilmiah yang bertemakan “Peran Generasi Muda Papua dam Menjaga Ekologi Seturut Ensiklik Laudato Si” dibawakan oleh Siswa-siswi dari kelas XII program IPS.

Para Siswa-siswi SMA Seminari Petrus van Diepen Mengikuti Sidang Akademik

Mengawali seluruh rangkaian diskusi ilmiah ini, Fr. Nano Tanga, O.Carm, selaku guru pendamping kelompok pemateri, menyampaikan kepada siswa-siswi yang terlibat untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

“Diskusi adalah momentum yang baik bagi kita untuk melatih diri berbicara dan berargumen di depan umum. Karena itu, manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin,” jelas Frater Nano.

https://komsoskms.org/orang-muda-katolik-st-pillipo-neri-mengadakan-literasi-digital-bersama-komsos-kms/

Diskusi ilmiah kali ini berjalan lancar dan semua siswa-siswi sangat antusias mengikutinya. Dalam pemaparannya, Kalkolweng Benediktus Banal, salah seorang pemateri menegaskan bahwa tema ini sengaja diangkat dan menjadi materi inti diskusi ilmiah dengan bertitik tolak pada realitas yang terjadi di tanah Papua.

“Ekologi atau lingkungan hidup menjadi perhatian kita bersama. Seperti yang sudah dan sedang kita rasakan, alam dan hutan di tanah Papua mengalami kerusakan secara besar-besaran. Hutan dieksploitasi secara serampangan oleh pihak-pihak kapitalis (perusahan-perusahan tambang) dan terkadang tidak menghargai dan menghiraukan keselamatan masyarakat sebagai pemilik hak ulayat tanah itu. Apa yang dirasakan oleh masyarakat asli tidak lain hanyalah penderitaan berkepanjangan, tanah tidak lagi subur, hak ulayat tanah menjadi hilang” demikian ditegaskan oleh siswa yang kerap disapa Beni Banal ini.

Salah seorang siswa sedang memaparkan materi dalam Sidang Akademik SMA Seminari Petrus van Diepen

Anggota kelompok lainnya, Mimi Maria Kamat, juga menambahkan bahwa topik utama diskusi ilmiah kali ini berangkat dari keprihatinan kelompok pemateri atas kerusakan alam yang terjadi di wilayah Papua.

“Fenomena kerusakan alam bukan lagi masalah sepele tetapi menjadi masalah serius yang membutuhkan perhatian penuh dari semua elemen masyarakat secara khusus dari pihak generasi muda,” pungkasnya.

Agustinus Sewia, selaku pemateri, juga menggarisbawahi seruan Paus Fransiskus untuk menjaga bumi sebagai rumah bersama.

“Paus Fransiskus, dalam ensikliknya, Laudato Si yang dipublikasikan pada tahun 2013 menegaskan pentingnya membangun kesadaran ekologis. Kita semua harus menjaga alam lingkungan. Sebab, seperti yang dikatakan Paus Fransiskus, bumi, alam lingkungan adalah rumah kita bersama. Jadi, kita memiliki kewajiban yang sama untuk merawat keutuhan alam,” tegas Agustinus.

https://komsoskms.org/renungan-harian-karena-itu-apa-yang-telah-dipersatukan-allah-tidak-boleh-diceraikan-manusia/

Tema sidang akademik ini mendapat apresiasi dari para guru SMA. Melkiades Kelau, salah seorang guru SMA, memberikan komentar dan respon yang positif terhadap tema ini. Menurutnya, tema ini sangat aktual dan amat mendesak untuk selalu didiskusikan.

“Tema tentang ekologi adalah tema yang tidak akan pernah selesai dibicarakan. Kita sebagai generasi penerus punya kewajiban untuk menjaga alam lingkungan di mana kita berada, dan terutama hutan sebagai paru-paru dunia” demikiqn ungkap Melkiades.

Siswa-siswi SMA Seminari Petrus van Diepen Mengikuti Sidang Akademik

Seusai kegiatan, Pater Niko Djata, O.Carm, juga memberikan catatan positif tentang tema yang diangkat.

Pater Niko menegaskan, “Saya pun menyadari bahwa masyarakat Papua (OAP), yang terwakili oleh sejumlah siswa-siswi, sangat membutuhkan penyadaran akan pentingnya merawat bumi. Masyarakat Papua perlu disadarkan akan bahaya-bahaya yang timbul ketika membiarkan tambang dan segala bentuk pengerukan terhadap hasil alam dengan motif pembangunan.”

Selain itu, Pastor Karmelit ini juga menekankan pentingnya kehadiran sekolah sebagai wahana efektif untuk membangun kesadaran ekologis.

“Ruang yang efektif untuk dijadikan proyek penyadaran itu adalah sekolah. Sekolah-sekolah di Papua mestinya menanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap alam dan sikap menolak tambang dan segala bentuk eksploitasi alam lainnya keada anak didiknya. SMA Seminari Petrus van Diepen sudah mulai” tegasnya.

https://komsoskms.org/paroki-st-yoseph-ayawasi-mengadakan-pengobatan-gratis/

Pada bagian akhir dari sesi diskusi, Fr. Nano Tanga, O.Carm memberikan apresiasi dan terima kasih kepada pemateri yang dengan berani mengangkat tema ini.

Dari keseluruhan materi yang dipaparkan oleh kelompok selama diskusi, ia kemudian menyimpulkan, “Seturut ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus mengharapkan kita untuk aktif terlibat dalam menjaga keutuhan alam lingkungan. Sebagai generasi muda kita mesti membangkitkan kesadaran ekologis kepada sesama. Peduli lingkungan mulai dari hal-hal kecil dan sederhana, antara lain misalnya tidak membuang sampah sembarang tempat, aktif menanam pohon, merawat taman bunga dan halaman rumah/sekolah.”

Turut hadir dalam kegiatan ini, selain siswa-siswi kelas X-XII, juga hadir para Pastor, Frater dan Bapak/Ibu guru SMA SPvD.

Seusai kegiatan, RD. Ardus Endi, selaku Pembina OSIS menjelaskan bahwa sidang akademik merupakan salah satu program rutin bulanan dalam kalendarium OSIS SMA SPvD.

“Sidang akademik ini merupakan salah satu dari sekian banyak kegiatan yang terjadwal dalam kalendarium kerja OSIS SMA SPvD semester ini. Kelompok penanggung dibuat secara bergilir. Tema yang didiskusikan bergantung pada kesepakatan internal kelompok pemateri dan guru pendamping,” kata Pater Ardus.

Selain itu, ia juga menambahkan, “Orientasi utama dari kegiatan ini adalah untuk mengasah kemampuan akademik para peserta didik terutama dalam melihat berbagai masalah sosial yang terjadi di sekitar mereka.”

(Kontributor: Romo Ardus Endi, Pr)