Katekese

56
Fr. Anselmus Faan
Fr. Anselmus Faan
Potret Calon Imam Projo KMS     

Fr. Anselmus Faan
Calon Imam Keuskupan Manokwari-Sorong

Seorang Kudus yang terkenal, St. Hieronimus mengatakan, jika kita tidak mengenal Kitab Suci, maka kita tidak mengenal Yesus.

     Fokus perhatian saya dalam tulisan ini adalah calon imam projo Keuskupan Manokwari-Sorong (KMS) yang berada di Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru (STIYB) Abepura Jayapura yang juga studi di Kampus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur (STFT FT) Abepura Papua. Calon imam merupakan kaum laki-laki muda Katolik yang dididik, dibina dan dipersiapkan dari segi intelektual, kepribadian, komunio, kerohanian dan pastoral kontekstual, untuk menjadi pelayan Sabda Allah di dalam Gereja Katolik maupun semua orang di mana tempat dia berada. Maka pertanyaan penuntun untuk tulisan saya ini adalah: Siapa itu calon imam KMS? Bagaimana Proses Pembinaan dan pendidikan di STIYB dan STFT Fajar Timur? Bagaimana menjadi Firman yang hidup? Jawaban dari pertanyaan ini, menjadi inti dari tulisan ini.

Siapa Itu  Calon Imam KMS?

    Calon imam projo KMS adalah para frater (kaum muda), yang berasal dari berbagai latar belakang suku dan budaya. Sebagian besar konfrater yang berasal dari Flores, Kei dan Jawa, lahir besar di Papua. Mereka lahir di Papua sehingga mau menjadi imam dan melayani umat di tanah kelahirannya sendiri. Sedangkan kami frater asli Papua, berasal dari Papua, mau menjadi imam dan melayani umat di tanah kami Papua dan  akan meninggal dan kubur di tanah Papua. Perbedaan suku, bahasa, dan budaya dari konfrater, tidak menjadi masalah bagi kami tetapi perbedaan itu disatukan dalam Kristus, dan menjadi kekayaan dalam hidup kami sebagai calon imam projo KMS. Kami lahir, hidup dan berkembang menjadi anak-anak muda yang ganteng di KMS (Tanah Papua Barat), makan dari mama tanah KMS (semua sumber daya alam Papua Barat). Sebab itu, sebagai ucapan terima kasih kepada mama tanah KMS, ucapkan syukur lebih kepada Allah, kami mau menjadi imam projo KMS. Saya lebih suka menyebut calon imam projo atau pastor projo (diosesan/keuskupan) dengan sebutan calon imam atau imam “pribumi.” Saya lebih suka menyebut pribumi karena kami dilahirkan di tanah Keuskupan Manokwari-Sorong, mau menjadi imam projo KMS, melayani umat KMS dan kelak meninggal dikubur di tanah KMS.

    Kami dibina untuk kelak menjadi imam projo KMS dengan gelar resmi bila menjadi imam kelak yakni Reverendus Dominus disingkat RD. RD adalah singkatan dari bahasa Latin dari kata Reverendus Dominus yang artinya Bapak atau Tuan yang terhormat. Ini singkatan yang sudah lama dipakai di Gereja Katolik untuk menunjuk imam sekular atau imam diosesan. Dengan menggunakan RD di depan nama seorang imam diosesan, maka selanjutnya tidak lagi menggunakan Pr di belakang nama dari imam itu. Contoh, Daniel W. Gobai Pr, maka menjadi RD. Daniel Gobai. Lalu apa sebenarnya pemahaman mengenai imam Diosesan? Imam Diosesan adalah imam Paroki. Diosesan berasal dari kata Yunani, yang berarti menata rumah, dan kata Yunani ‘Paroki’ berarti ‘tinggal dekat.’ Seorang imam Diosesan adalah seorang imam yang terlibat dalam kehidupan sehari-hari umat. Ia tinggal dekat mereka dalam segala hal dan membantu uskup setempat untuk ‘menata rumah’ dalam keluarga Allah, entah sebagai seorang pastor rekan atau sebagai pastor kepala paroki dan kadang kala dalam pelayanan-pelayanan seperti pengajaran, atau melayani sebagai pastor mahasiswa, atau pastor di rumah pembinaan (seminari menengah dan seminari tinggi), di rumah sakit dan di do school.  Seorang Pastor paroki bertanggung jawab atas segala pelayanan yang diselenggarakan oleh paroki dan atas administrasi paroki (lihat https://parokicitraraya.or. Perbedaan RD dan RP.  Diakses 27 Oktober 2022) .

Bagaimana Proses Pembinaan dan pendidikan di STIYB dan STFT Fajar Timur?

    Lembaga Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru Abepura, Jalan Yakonde No. 9-12, Kotak Pos 328 Abepura-Yayapura 99351, merupakan Lembaga Calon Imam Projo Interdiosesan Papua. Lembaga ini memiliki visi dan misi yang sangat kontekstual di Papua. Visi: “Seminari Tinggi Interdiosesan ‘Yerusalem Baru’ membina calon imam diosesan sebagai pemimpin rohani, pendoa, nabi, dan misionaris yang mampu baik, dan terampil berpastoral.” Misi: “Menghasilkan calon imam diosesan yang memiliki kedewasaan dalam kepribadian, kehidupan rohani yang mendalam, mampu berinteraksi dalam komunitas, memiliki intelektualitas yang bertanggungjawab, dan handal dalam berpastoral secara kontekstual.” (Lihat Buku Pedoman Pembinaan Calon Imam Diosesan Seminari Tinggi Interdiosesan “Yerusalem Baru” Abepura, 2022: 1). Kami para calon imam Interdiosesan, khususnya konfrater KMS di STIYB, mengikuti pola-pola pembinaan yang ada di STIYB, seperti permbinaan personal, pembinaan komunitas umum, pembinaan komunitas keuskupan, pembinaan per tingkat atau angkatan, dan pembinaan melalui kelompok khusus. Ada pun lima aspek target pembinaan dan bentuk pembinaan yang kami mengalami, seperti aspek pembinaan kepribadian, kerohanian, pembinaan hidup berkomunitas, pembinaan intelektual dan pembinaan pastoral kontekstual.

    Lembaga Kampus Sekolah Tinggi Fildafat Teologi Fajar Timur, merupakan lembaga yang mendidik frater mahasiswa dan mahasiswa bukan frater untuk menjadi tenaga pastoral yang berkualitas baik di tanah Papua. Kami para frater mahasiswa KMS mengikuti proses pendidikan di STFT Fajar Timur sesuai dengan visi dan misi sekolah. Kami mengikuti kehendak pendidikan itu demi menjawab kebutuhan pastoral KMS. Kami berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti pendidikan berdasarkan visi dan misi sekolah. Visi:” Visi Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur sebagai Perguruan Tinggi di Tanah Papua yang berkarakter, handal, teruji, dan bermartabat mulia, dicintai masyarakat, serta berstandar nasional di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi pada tahun 2025.” Agar visi tersebut dapat tercapai, maka STFT Fajar Timur merumuskan misi-misinya sebagai berikut: 1) Menyediakan pendidikan tinggi yang berkualitas secara efektif, efisien dan professional untuk pengembangan ilmu, profesionalisme, dan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan universal. 2) Menyelengarakan penelitian demi pengembangan ilmu filsafat dan ilmu-ilmu kemanusiaan. 3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pemberdayaan dengan menerapkan ilmu filsafat dan ilmu-ilmu kemanusiaan. 4) Meningkatkan kualitas manajemen, kelembagaan, dan sumber daya manusia   dalam mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang professional. 5) Mengembangkan karakter mahasiswa melalui pembinaan berpola asrama. 6) Mengembangkan sistem perpustakaan yang berkualitas.

Bagaimana Menjadi Firman yang Hidup? 

  Kistologi Yohanes memiliki fungsi  mengetengahkan Yesus sebagai Dia yang mewahyukan Allah, kebenaran dan rahmat Allah secara paling jelas dan definitif. Pada mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yoh 1:1).  Dia adalah Logos yang menjadi daging (1:14). Dialah satu-satunya yang pernah “melihat Allah” dan satu-satunya yang “membuat Allah kelihatan” (Yoh 1:18); demikianlah dengan melihat Dia, melihat Bapa (Yoh 6:46; 12:45; 14:9); orang Israel yang melihat makna fundamental kehadiranNya, Dialah Israel sejati yang “melihat Allah” Dia adalah Putra Manusia yang turun dari surga dan karena itu ia sendiri sanggup menyingkapkan misteri Allah di dalam surga (3:12-13; 31-33), (Lihat Fransiskus Guna, dalam Bahan Ajar Mata Kuliah Kristologi. Abepura, 2021).

    Calon Imam KMS menjadi Firman Allah yang hidup artinya menjadi berkat bagi orang lain.  Menjadi berkat karena semua kehendak Allah (cintakasih, perdamaian, kejujuran, disiplin, peka terhadap lingkungan, mendoakan orang yang menderita) telah ada dalam diri. Semua tindakan calon imam dalam kehidupan adalah tindakan yang sesuai dengan kehendak Allah. Menjadi sahabat Yesus, kami pun menjadi sahabat bagi sesama manusia yang membutuhkan bantuan  pelayanan. Kami menjadi sahabat Yesus melalui misa harian, doa brevir bersama, doa pribadi dan membaca Kitab Suci. Seorang Kudus yang terkenal, St. Hironimus mengatakan, jika kita tidak mengenal Kitab Suci, maka kita tidak mengenal Yesus. Jadi, dengan membaca Kitab Suci kami dan juga kita semua  bisa mengenal Tuhan Yesus, kita bisa  menjadi firman Tuhan yang hidup di tengah sesama. Kita menjadi firman yang hidup berarti menjadi pembawa keselamatan.

Daftar Pustaka
Guna, Frans. 2021. Bahan Ajar Mata Kuliah Kristologi. Abepura.
https://parokicitraraya.or. Perbedaan RD dan RP, 27 Oktober 2022.
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Deuterokanonika. 2012 . Jakarta: LBI.
Para Uskup Regio Papua. 2021. Buku Pedoman Pembinaan Calon Imam Diosesan Seminari Tinggi Interdiosesan “Yerusalem Baru” Abepura.