Menag Persembahkan Buku Glosarium Gereja Katolik dalam Pembukaan SAGKI 2025

14
Dirjen Bimas Katolik Suparman Sirait menyerahkan buku Glosarium Gereja Katolik dari Menteri Agama kepada Ketua KWI, Mgr. Anton Bunjamin Subianto, OSC

JAKARTA, KOMSOSKMS.ORG – Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025 yang dibuka pada Senin (3/11/2025) di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta, mendapat perhatian khusus dari Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar. Meskipun berhalangan hadir secara langsung, Menag menyampaikan dukungan penuh dengan mempersembahkan sebuah buku berjudul Glosarium Gereja Katolik.

Buku tersebut diserahkan oleh Dirjen Bimas Katolik, Suparman Sirait, kepada Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Anton Bunjamin OSC, dalam rangkaian acara seremoni pembukaan. Dalam sambutan yang dibacakan Suparman, Menag mengajak seluruh peserta SAGKI 2025 untuk menjadikan Gereja Katolik sebagai motor penggerak dalam kehidupan berbangsa melalui dialog antaragama dan aksi sosial bersama.

“Pluralisme bukanlah ancaman tetapi kekayaan. Umat Katolik dipanggil menjadi terang dan garam dalam menjaga kerukunan,” tegas Menag dalam sambutannya.

Menag menyoroti dokumen Nostra Aetate sebagai pedoman Gereja Katolik dalam membangun dialog antaragama, bukan sekadar sebagai strategi, melainkan bagian dari cara hidup dalam masyarakat majemuk. Ia menekankan bahwa umat Katolik Indonesia dipanggil untuk saling mendengarkan dan bekerja sama dalam semangat sinodalitas — berbicara, mendengar, dan melangkah bersama.

Pendidikan Iman dan Peta Harapan Baru

Dalam pesannya, Menag mengajak umat Katolik untuk mengembangkan pendidikan iman tidak hanya dalam tataran doktrin dan liturgi, tetapi juga dalam pembentukan pribadi beriman yang adil, bermartabat, dan peduli ciptaan.

Sejalan dengan Surat Apostolik Paus Leo XIV tertanggal 28 Oktober 2025, ia menegaskan bahwa pendidikan menjadi ladang misi untuk mempromosikan martabat manusia, keadilan, dan solidaritas di tengah dunia yang dilanda konflik dan ketidakpastian.

Menag juga menyinggung Asta Protas Kementerian Agama yang menekankan penguatan ekoteologi. Isu lingkungan dan perubahan iklim dipandangnya sebagai persoalan iman sekaligus kemanusiaan.

“Iman sejati harus menyatu dengan tanggung jawab terhadap bumi. Ciptaan bukan sekadar latar, tetapi mitra dalam misi Gereja dan bangsa,” ujar Menag.

Dengan pesan ini, Menag berharap SAGKI 2025 menjadi momentum pembaruan yang menghasilkan peta harapan baru, demi Gereja yang semakin relevan, solider, dan bersuara profetis bagi Indonesia dan dunia.

Sumber Berita: https://www.mirifica.net/menag-ajak-umat-katolik-jadi-motor-terciptanya-kerukunan-antarumat-beragama/