Renungan Harian: Iman Yang Teguh Dalam Penderitaan

188

Renungan Harian – Senin, 15 September 2025
PW S.P. Maria Berdukacita
Bacaan Injil: Yoh 19:25-27

Hari ini Gereja merayakan Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita. Kita diajak memandang sosok Maria yang berdiri di bawah kaki salib Putranya. Maria bukan hanya seorang ibu yang berduka karena anaknya menderita, tetapi juga seorang perempuan beriman yang tetap setia pada rencana Allah, meskipun jalan yang harus ditempuh penuh air mata.

Injil Yohanes hari ini menampilkan salah satu momen paling memilukan dalam hidup Maria: melihat Yesus, buah hatinya, tergantung di kayu salib. Namun, pada saat yang sama, inilah momen perutusan baru bagi Maria. Yesus berkata, “Ibu, inilah anakmu,” dan kepada murid yang dikasihi-Nya, “Inilah ibumu.” Dengan kata-kata itu, Maria menjadi Ibu bagi semua murid Yesus, Ibu bagi Gereja, Ibu bagi kita semua.

Kondisi kita saat ini pun penuh duka: krisis ekonomi yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, harga kebutuhan pokok yang terus naik, konflik sosial dan politik yang menimbulkan ketakutan, serta luka-luka pribadi seperti kehilangan orang yang dicintai, kegagalan, atau sakit yang panjang. Dalam situasi seperti ini, kita bisa belajar dari Maria untuk tetap berdiri teguh. Maria tidak lari dari penderitaan, ia berdiri di bawah salib, menghadapi kenyataan dengan iman dan keberanian.

Kesetiaan Maria di bawah salib mengajarkan kita dua hal penting: Pertama, Iman yang teguh dalam penderitaan. Maria percaya bahwa penderitaan Putranya bukan akhir, melainkan jalan menuju kebangkitan. Kita pun diajak percaya bahwa setiap salib yang kita pikul akan membawa kita pada kehidupan baru jika kita menjalaninya bersama Kristus.

Kedua, kehadiran yang menguatkan. Maria hadir bagi Putranya sampai akhir, dan kini hadir bagi kita sebagai Bunda Penghibur. Kehadiran kita bagi sesama yang sedang menderita juga bisa menjadi tanda kasih Allah yang menguatkan mereka.

Mari kita mohon agar Bunda Maria Berdukacita selalu mendampingi kita. Semoga kita tidak putus asa ketika menghadapi penderitaan, tetapi tetap teguh dalam iman, percaya bahwa Tuhan sanggup mengubah dukacita menjadi sukacita.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!