
FAKFAK, KOMSOSKMS.ORG – Kegembiraan dan sukacita iman kembali menyelimuti Stasi Santo Yosep Pekerja, Brongkendik, Paroki Santa Maria Merapi, pada Rabu, 8 Oktober 2025, ketika sebanyak 127 umat menerima Sakramen Krisma. Perayaan Ekaristi sekaligus penerimaan Sakramen Penguatan ini dipimpin oleh Uskup Keuskupan Manokwari–Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, didampingi oleh Pastor Paroki Santa Maria Merapi, P. Yohanes Kota, OSA dan sejumlah imam Konselebran.

Kegiatan ini menjadi momen bersejarah bagi umat Paroki Santa Maria Merapi, sebab penerimaan Sakramen Krisma dilaksanakan sehari setelah pemberkatan Gereja Santo Yosep Pekerja Brongkendik. Uskup Datus menyebut dua peristiwa besar itu sebagai rangkaian rahmat yang saling melengkapi — pemberkatan gereja sebagai wujud lahiriah, dan penerimaan Krisma sebagai penguatan rohani.
“Hari ini, bagi saya, perayaan penerimaan Sakramen Krisma ini sangat istimewa. Sesudah kita menyaksikan pemberkatan gedung gereja baru kemarin, kini kita lanjutkan dengan penguatan iman melalui Krisma. Rahmat yang kita terima kemarin dilanjutkan hari ini, menjadi tanda kenang-kenangan dan penguatan untuk menjadi saksi-saksi Kristus,” ungkap Mgr. Datus dalam homilinya.

Dalam homilinya, Uskup mengajak seluruh umat untuk menyadari jati diri sebagai makhluk rohani. Ia menegaskan bahwa di balik tubuh jasmani manusia, terdapat nafas ilahi yang membuat manusia memiliki martabat luhur.
“Orang-orang Katolik tidak boleh lupa, kita ini juga makhluk rohani. Itu yang membuat nilai kita jauh di atas ciptaan-ciptaan lain. Karena itu, kita harus berterima kasih kepada tanda-tanda iman yang mengingatkan kita akan hal itu, salah satunya melalui Sakramen Krisma,” tegasnya.
Lebih lanjut, Mgr. Datus menjelaskan bahwa Sakramen Krisma merupakan kepenuhan rahmat Roh Kudus yang telah diterima saat baptisan. Melalui pengurapan minyak Krisma oleh Uskup, umat diteguhkan dan dikuatkan untuk menjadi saksi-saksi Kristus yang tangguh di tengah dunia.
“Setiap kali Uskup menandai orang dengan minyak Krisma, diucapkan kata-kata Yesus: ‘Terimalah tanda karunia Roh Kudus’. Dengan itu pula Yesus berkata, ‘Damai sejahtera bagi kamu.’ Ini tanda bahwa kita dipenuhi Roh Kudus dan diutus untuk menyalurkan damai serta kebaikan,” tambahnya.

Uskup juga mengingatkan umat agar terus memelihara kekuatan rohani dalam diri dan berpedoman hanya pada kebaikan. Menurutnya, menjadi saksi Kristus berarti mampu menjadi teladan yang memperlihatkan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari.
“Saksi-saksi Kristus itu bukan hanya berbicara, tetapi memperlihatkan kebaikan. Hidupnya menjadi contoh, menjadi suri teladan bagi sesama,” ujar beliau menutup homilinya.
Perayaan Sakramen Krisma diakhiri dengan sukacita dan rasa syukur dari umat, keluarga, serta seluruh panitia yang telah mempersiapkan perayaan dengan penuh semangat.
Bagi para penerima Krisma, momen ini menjadi tonggak baru dalam perjalanan iman, sebagai pribadi yang diteguhkan oleh Roh Kudus untuk terus menjadi pembawa damai dan terang Kristus di tengah masyarakat.




