Pada suatu waktu datanglah nenek Aisnak dan berniat untuk menginap di rumah Aisnak dengan membawa oleh-oleh buah mangga dari kampung. Namanya juga anak kecil yang sudah lama tidak ketemu sang nenek, maka Aisnak minta ijin pada ibunya untuk tidur bersama neneknya. Si ibu memperbolehkan sambil menasehati agar Aisnak tidak boleh ragu dan kalau sudah kepengen buang air kencing harus bilang sama nenek supaya diantar ke kamar mandi. Dengan gembira Aisnak mengiakan dan tidurlah si nenek dan cucunya. Mungkin karena terlalu banyak makan manggga pemberian si nenek, tengah malam perutnya mulai terasa mules. Karena ingat pesan ibu , maka Aisnak membangunkan neneknya yang sedang tidur ngorok.
Aisnak: ‘Nek! Nek! Aisnak mau nyanyi.’
Nenek :’Cu, ini sudah malam. Jangan nyanyi sekarang nanti tetangga pada bangun. Besok saja yaa.’
Tapi si Aisnak yang sudah mules berat memaksa neneknya untuk ‘nyanyi’ sekarang juga. Karena saking sayangnya pada si cucu, akhirnya si Nenek setuju saja.
Nenek: ‘Boleh nyanyi sekarang, tapi pelan-pelan saja ya cu.’
Nenek kira si Aisnak mau nyanyi sungguh-sungguh…….Beberapa menit kemudian, bukan bunyi harmonis yang terdengar, tapi malah aroma sedaap. Dikira berasal dari dapur, ternyata di seberang tempat tidur. “Satu Kosong untuk Nenek!!!” hhhhhhhh…