Sakit Perut-MOB

33

MOB dari Donipki Kasipmabin, Kelas Dua SMP, Siswa Seminari Petrus van Diepen

 

Aisnak baru berumur tiga setengah tahun, tapi cerewetnya bukan main, seperti anjing-serigala yang suka menggonggong jika diganggu. Namanya saja anak kecil jadi kalau bicara polos dan cuek (maklum ibunya dulu ngidam ayam panggang). Kadang-kadang ucapannya  membuat malu ibunya seperti kalau sedang ada tamu Aisnak dengan santai bilang pada ibunya  ‘Bu, Aisnak mau kencing ‘ atau mau BAB (buang air besar). Oleh sebab itu, ibunya membuat istilah khusus untuk itu, yaitu kalau buang air kecil harus bilang ‘Bu Aisnak mau siul!’ dan kalau mau buang air besar ,’Bu, Aisnak mau nyanyi!’. Hal tersebut sangat diingat oleh Aisnak sehingga ia lupa kata asli dari dua hal itu. Hal ini sudah berlanjut sampai kurang lebih dua bulan dan tidak pernah sekali pun Aisnak salah ucap. Si ibu tidak pernah lagi dipermalukan oleh Aisnak di depan tamunya.

Pada suatu waktu datanglah nenek Aisnak dan berniat untuk menginap di rumah Aisnak dengan membawa oleh-oleh  buah mangga dari kampung. Namanya juga anak kecil yang sudah lama tidak ketemu sang nenek, maka Aisnak  minta ijin pada ibunya untuk tidur bersama neneknya. Si ibu memperbolehkan sambil menasehati agar Aisnak  tidak boleh ragu dan kalau sudah kepengen buang air kencing harus bilang sama nenek supaya diantar ke kamar mandi. Dengan gembira Aisnak mengiakan dan tidurlah si nenek dan cucunya. Mungkin karena terlalu banyak makan manggga pemberian si nenek, tengah malam perutnya mulai terasa mules. Karena ingat pesan ibu , maka Aisnak membangunkan neneknya yang sedang tidur ngorok.

Aisnak: ‘Nek! Nek! Aisnak mau nyanyi.’
Nenek :’Cu, ini sudah malam. Jangan nyanyi sekarang nanti tetangga pada bangun. Besok saja yaa.’
Tapi si Aisnak yang sudah mules berat memaksa neneknya untuk ‘nyanyi’ sekarang juga. Karena saking sayangnya pada si cucu, akhirnya si Nenek setuju saja.
Nenek: ‘Boleh nyanyi sekarang, tapi pelan-pelan saja ya cu.’
Nenek kira si Aisnak mau nyanyi sungguh-sungguh…….Beberapa menit kemudian, bukan bunyi harmonis yang terdengar, tapi malah aroma sedaap. Dikira berasal dari dapur, ternyata di seberang tempat tidur. “Satu Kosong untuk Nenek!!!” hhhhhhhh…