Renungan Harian: Pertobatan adalah Perjalanan Menuju Terang,

23

Renungan Harian – 16 Desember 2025
Bacaan I: Zef 3:1–2.9–13
Bacaan Injil: Mat 21:28–32

Adakah di antara kita yang tidak pernah jatuh dalam dosa? Kiranya tidak ada seorang pun yang dapat berkata demikian. Kita semua pernah jatuh, pernah mengecewakan Tuhan, bahkan pernah mengkhianati kasih-Nya. Sebab kita adalah manusia yang lemah dan tidak sempurna. Namun, iman Kristiani tidak berhenti pada pengakuan akan kelemahan, melainkan bergerak menuju pertobatan dan pembaruan hidup.

Dalam bacaan pertama, Nabi Zefanya menegur Yerusalem yang keras kepala, yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan dan enggan bertobat. Namun, Allah tidak berhenti pada teguran. Ia menjanjikan pemurnian dan keselamatan bagi “umat yang rendah hati dan kecil”, yakni mereka yang bersedia kembali kepada Tuhan dengan hati yang tulus. Allah selalu membuka jalan baru bagi mereka yang mau berubah.

Injil hari ini menegaskan kebenaran yang sama melalui perumpamaan tentang dua orang anak. Anak pertama berkata “tidak”, tetapi kemudian menyesal dan pergi melakukan kehendak ayahnya. Anak kedua berkata “ya”, namun tidak melaksanakannya. Yesus menegaskan bahwa yang melakukan kehendak Bapalah yang berkenan di hadapan-Nya. Pertobatan yang sejati tidak diukur dari kata-kata indah atau kesalehan lahiriah, melainkan dari keberanian untuk berubah dan melakukan kehendak Allah dalam hidup nyata.

Panggilan kita adalah panggilan untuk hidup kudus di hadapan Tuhan: hidup baik, setia, dan berjuang melawan dosa. Dosa tidak boleh menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Setiap kali jatuh, kita dipanggil untuk sadar, bangkit, dan bertobat. Pertobatan adalah perjalanan menuju terang, meskipun sering kali harus melewati kegelapan.

Santo Yohanes dari Salib menyebut proses ini sebagai “malam gelap”, sebuah jalan pemurnian. Dalam kegelapan dosa dan kelemahan, kita diajak menyangkal hasrat-hasrat yang tidak teratur agar hati dimurnikan. Seperti katanya, “Sangkallah hasratmu, maka kamu akan menemukan apa yang dirindukan hatimu.” Jika kita setia berjuang dalam “malam gelap” pertobatan, kita akan menemukan cahaya kemuliaan bersama Bapa.

Yesus menegaskan dengan keras, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Bukan karena dosa mereka lebih kecil, tetapi karena mereka mau bertobat dan membuka hati bagi rahmat Allah. Pertobatan selalu membuka pintu kemuliaan.

Semoga masa Adven ini menjadi saat rahmat bagi kita untuk jujur melihat diri, berani bertobat, dan setia melangkah dari kegelapan menuju terang Kristus.

Tuhan memberkati. Ave Maria.