Renungan Harian, Jumat 24 Oktober 2025
Bacaan I: Roma 7:18-25a
Bacaan Injil: Lukas 12:54-59
“Kamu tahu menilai gelagat bumi dan langit, mengapa kamu tidak dapat menilai zaman ini?” (Luk 12:56)
Yesus menegur orang banyak karena mereka pandai membaca tanda-tanda alam, tetapi gagal membaca tanda-tanda zaman. Mereka tahu kapan hujan akan turun, tahu kapan cuaca akan berubah, tetapi tidak mampu memahami bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup dan sejarah mereka. Yesus menghendaki agar kita memiliki kebijaksanaan ilahi — bukan sekadar pengetahuan duniawi, tetapi kepekaan rohani untuk menangkap kehendak Allah yang tersembunyi dalam setiap peristiwa hidup.
Kita hidup di tengah dunia yang terus berubah cepat: teknologi, budaya, dan cara berpikir manusia bergeser dari waktu ke waktu. Dalam perubahan itu, Allah tetap berkarya, berbicara, dan menuntun kita. Namun, sering kali kita terlalu sibuk dengan urusan duniawi, sehingga lupa membaca “tanda-tanda rohani” yang sedang terjadi: panggilan untuk bertobat, untuk memperbarui diri, untuk kembali kepada kasih dan kebenaran.
Santo Yohanes Paulus II adalah teladan nyata seseorang yang peka terhadap tanda-tanda zaman. Dalam masa kepausannya, beliau menanggapi tantangan dunia modern — komunisme, sekularisasi, hilangnya nilai keluarga dan iman — dengan keberanian dan iman yang kokoh. Ia menafsirkan zaman dengan terang Injil dan mengarahkan pandangan umat pada Kristus dan Bunda Maria. Motto hidupnya, Totus Tuus (“Seluruhnya milik-Mu, Maria”), menjadi wujud penyerahan diri total pada kehendak Allah.
Seperti Santo Yohanes Paulus II, kita pun dipanggil untuk memiliki kepekaan rohani: membaca dan menanggapi tanda-tanda zaman dengan iman. Setiap peristiwa — entah suka atau duka — bisa menjadi kesempatan untuk mengenal dan melakukan kehendak Allah.
Semoga kita senantiasa berdoa agar diberi kebijaksanaan untuk memahami rencana Allah di balik setiap peristiwa hidup, dan dengan rendah hati menapaki jalan-Nya dengan setia.
Tuhan memberkati. Ave Maria!





